Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, October 11, 2014

Comitted To You

Ini slogan satu perusahaan telekomunikasi. Kata-katanya keren. Artinya ‘Terikat Pada Dirimu’.

The above title is actually a telecommunication company’s slogan. Cool words. It meant ‘Bound to You’.

Mengikatkan diri pada sesuatu atau seseorang.. membentuk suatu ikatan, menyatukan diri dengan benda atau manusia tersebut. Itu pengertian saya..

To commit oneself to something or to somebody.. forming a boundary, to blend with that somethingor somebody. That’s how I perceived it..

Kita sering mendengar kata ‘komitmen’ tapi seringkali tanpa benar-benar mengerti apa artinya.

We oftenly hear the word ‘commitment’ but oftenly without the understanding what it is meant.

Saya berikan tiga contoh tentang bentuk-bentuk komitmen.

I give three examples about forms of commitment.

Di Indonesia ada Butet Manurung yang memutuskan untuk mengajar anak-anak Suku Kubu Dalam di Jambi. Bertahun-tahun dia tinggal bersama mereka. Menyatu tidak hanya dengan anak-anak muridnya tapi juga dengan masyarakat suku tersebut.

image: www.orangefloat.wordpress.com
In Indonesia a woman named Butet Manurung decided to teach the children of  Kubu Dalam tribe. She spent years living with them. Blended not only with her students but also with the tribe.


Dian Fossey rela tinggal di hutan Rwanda untuk mempelajari kehidupan gorila. Dia menyatu dengan para gorila. Bahkan dia akhirnya dibunuh oleh pemburu liar yang menganggapnya sebagai 'pengganggu'.

image: www.sciencesetavenir.fr
Dian Fossey willing to live in the jungle in Rwanda to study about the life of gorillas. She blended with the gorillas. She even gave her life trying to protect them from hunters, she was murdered by hunters who considered her as a 'nuisance'.


Di Polandia ada Madame Currie yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk mempelajari radioaktif dan menemukan radium.


There was Madame Currie who dedicated her life to study radioactivity and discovered radium.

Tiga orang yang mengagumkan dan menjadi terkenal karena komitmen mereka.

Three amazing people who became famous for their commitment.

Masing-masing memulai komitmennya dari sesuatu yang menarik perhatian mereka dan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Each started the commitment from something that got their attention and to what they knew they were capable of.

Butet Manurung dengan pendidikan. Jane Goodall dengan satwa. Madame Currie dengan ilmu pengetahuan.

Butet Manurung chose education. Dian Fosses picked wild animal. Madame Currie specialized in science.

Berbeda bidang. Berbeda jaman. Berbeda negara.

Different field. Different time. Different country.

Tapi mereka punya satu kesamaan dan itu adalah ‘komitmen’.

But they have one thing in common and that is ‘commitment’.

Komitmen bukan hal mudah untuk dilakukan karena komitmen membutuhkan konsistensi dan komitmen menuntut pengorbanan.

Commitment is not an easy thing to do because it requires consistency and it demands sacrifice.

Karena itu komitmen membutuhkan kesungguhan hati dan juga kebulatan tekad.

So commitment needs strong will and determination as well.

Sebagai contoh, kalau hari ini seseorang bisa bangun pagi tapi besok atau lusa tidak bisa, maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai komitmen.

For example, if a person can get up early today but can’t do the same tomorrow or the day after tomorrow, can’t call it commitment.

Komitmen adalah sesuatu yang kita lakukan secara terus menerus tidak peduli kita sedang merasa sehat atau tidak, senang atau tidak, cuaca sedang cerah atau tidak, ada kendaraan atau tidak, mendapat imbalan atau tidak.

Commitment is something we continuously do no matter we feel healthy or unhealthy, happy or unhappy, the weather is nice or bad, there is transportation or not, getting paid or not at all.

Sesuatu yang kita lakukan oleh karena hal itu menyenangkan atau menguntungkan kita lalu kita hentikan karena tidak lagi menyenangkan atau menguntungkan.. hal itu tidak bisa dikategorikan sebagai komitmen.

The thing we do because it is fun or profitable to us and then we stop doing it after it is no longer fun or profitable.. it can’t be categorized as commitment.

Menjalin hubungan dengan seseorang karena dia memiliki hal-hal yang kita butuhkan atau yang mendatangkan keuntungan bagi kita.. itu juga bukan komitmen.

Having a relationship with somebody because that person has the things we need or is profitable for us.. that’s not commitment.

Jadi jangan membayangkan komitmen sebagai sesuatu yang menyenangkan atau menguntungkan.

So don’t think commitment as a fun or profitable thing.

Komitmen bisa jadi menyenangkan, tapi mungkin yang menyenangkan itu tidak datang sekejap dan mungkin juga yang menyenangkan itu tidak banyak jumlahnya.

It can be fun, but maybe it doesn’t come right away and it may not come abundantly.

Demikian pula dengan keuntungan. Komitmen tidak selalu mendatangkan keuntungan. Kalau pun ada, mungkin datangnya nanti entah berapa hari, minggu, bulan atau tahun kemudian. Mungkin bisa seimbang dengan pengabdian atau pengorbanan yang sudah diberikan, mungkin bisa lebih besar atau mungkin malah jauh dari harapan.

It goes the same with profit. Commitment is not always bring profit. Even if there is profit gain, it may come later, can’t tell how many days, weeks, months or years later. Maybe it is in balance with the dedication or sacrifice we have given, could be bigger or maybe even not even close with break even point.

Sembilan tahun sudah saya menjadi guru. Enam tahun pertama adalah yang terberat tapi juga merupakan saat-saat penuh dengan kegembiraan, kebanggaan dan kepuasan ketika melihat murid-murid saya mengalami kemajuan tidak hanya dalam kemampuan akademis mereka tapi terutama pada kepribadian mereka.

I have been a teacher for nine years. The first six years were the hardest but it was also the time filled with happy, proud and satisfaction moments when I saw my students made not only academical progress but mostly on their personality.

Empat tahun saya menjadi penulis blog. Apakah itu menguntungkan secara materi? Tidak. Tapi apakah hal itu membuat saya berhenti berkomitmen sebagai penulis blog? Tidak.

I have become a blog writer for four years. Is that money maker?. No. But would it make me leave my commitment as blog writer?. Nope.

Saya sedang memulai suatu komitmen yang kelihatannya jauh dari menguntungkan secara materi dan non-materi.

I am starting a commitment that looks pretty much unprofitable materially or unmaterially.

Komitmen ini bahkan meminta pengorbanan dari pihak saya. Setidaknya dua hal sudah saya korbankan; waktu istirahat dan waktu saya untuk bersama-sama dengan orang-orang yang saya sayangi.

This commitment has even asked me to make sacrifice. There are at least two things I have to sacrifice; my time to rest and to be be with the people I love.

Lalu apakah komitmen ini bisa menghargai pengorbanan saya? Sejauh ini tidak. Atau mungkin belum.

So is is this commitment appreciate my sacrifiction? So far I don’t see it. Or maybe not yet.

Lalu apakah saya akan berhenti?. Tidak.

So would I give up?. Nope.

Komitmen bukan sesuatu yang dilakukan untuk pengisi waktu atau sekedar iseng.

Commitment is not something we do to kill the time or to amuse oneself.

No comments:

Post a Comment