Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, October 6, 2014

Fatahilah Museum – Keeping A Promise

Tanggal 28 Oktober 2013 saya khusus menyempatkan diri ke Museum Fatahilah.  Eh, museumnya ditutup karena lagi direnovasi.


I specifically made time to go to Fatahilah Museum on October 28th, 2013. But to my disappointment it was closed due to renovation.

Jadi saya cuma bisa fotoan didepannya.


I could only take some pictures infront of it.

Hari Kamis, 1 Mei 2014 saya kembali mengunjungi museum ini bersama dua orang teman. Eh, museumnya tutup karena hari itu hari libur nasional. Hih nyebelin..

I returned on Thursday, May 1st May 2014 with two friends. But what do you know, it was closed because it was public holiday. Darn..

Jadinya lagi-lagi saya harus berpuas diri dengan hanya berfoto-foto didepannya.


So once again I could only take some photos infront of it.

Tapi saya penasaran. Terakhir kali saya masuk museum ini adalah ketika saya masih murid SD dan sewaktu mengunjunginya bulan Oktober tahun lalu, saya berjanji saya pasti akan datang lagi dan itu bukan untuk berfoto didepannya.

But it left me curious. The last time I got into this museum is when I was in elementary school and when I visited it on October last year, I promised myself I would come again and that wouldn’t be to just take pictures infront of it.

Mahasiswi magang di kantor saya belum pernah berwisata ke Kota Tua. Jadi kami berdua membuat janji untuk mengunjungi beberapa museum yang ada di Kota Tua pada hari Selasa, 23 September lalu.

The intern in my office has never visited the Old Town. So the two of us set the date, Tuesday, September 23rd to visit few museums in the Old Town area.

Tapi hari Seninnya dia sakit dan belum sembuh hari Selasanya sehingga rencana pun dibatalkan.

But she got ill on Monday and hasn’t recovered on Tuesday so we had to call off the plan.

Kecewa betul saya.

I was so disappointed.

Dalam perjalanan pulang dari rumah Santi hari Selasa itu, saya berpikir-pikir apa saya akan mampir sendiri ke museum itu? Saya toh akan turun di Kota. Kenapa saya tidak mampir saja ke situ?

On the way back from Santi’s place that Tuesday, I thought why not stopping by at that museum? I would get off in Kota, anyway. So why not stop by there?

Tapi hari sudah agak siang dan panas banget. Saya malas jalan kaki dari terminal bis transjakarta ke museum Fatahilah karena lumayan jauh.

But it was nearly noon and it was hot. I didn’t feel like walking from transjakarta bus terminal to Fatahilah museum as it is quite far.

Jadi saya putuskan bulan depan saja saya kunjungi museum itu dalam perjalanan ke rumah Santi.

So I decided I would visit it next month on my way to Santi’s place.

Yang tidak terduga adalah bis transjakarta yang saya tumpangi tidak masuk ke terminal Kota. Bis itu berjalan lurus melewati museum Fatahilah. Yay.. yay.. saya pun minta diturunkan disitu.

The unexpected thing happened. The transjakarta bus I was riding didn’t stop at Kota terminal. It went straight, passing Fatahilah. Yay.. yay.. I quickly asked the driver if I could get off there.

Ya.. akhirnya berhasil juga saya masuk museum Fatahilah. Dan yang luar biasa adalah, dari hasil ngobrol-ngobrol saya dengan petugas museum, saya mengetahui museum itu akan kembali ditutup awal bulan Oktober karena mereka akan mengembalikan barang-barang disana yang diungsikan selama museum direnovasi.

Yes.. I finally made it to enter Fatahilah museum. And the most amazing thing is from my conversation with the museum officer, I got the information that the museum would be closed again in early October because they would return the museum collections that had to be storage somewhere else during the renovation.

“Kapan dibuka lagi, pak?” tanya saya.

“When will it re-open?” I asked.

Bulan Desember atau mungkin awal Januari tahun depan.

December or maybe in the early week of January, next year.

Waduh, beruntung amat saya kalau gitu. Kalau saya datang lagi bulan depan, saya bakal terpaksa gigit jari lagi mendapati museum ditutup.

Gosh, I was so lucky then. If I came next month I would have to get disappoint again to find the museum being closed again.

Saat saya datang itu sebagian besar ruangan masih kosong. Memang benar, masih banyak barang-barang yang belum dikembalikan ke museum setelah kelar renovasi.


The rooms were mostly empty when I was there. They haven’t returned all the collection after the renovation was done.


Selama berada didalamnya pun pengunjung harus mencopot sandal atau sepatunya. Digantikan dengan sandal dari museum yang bentuknya seperti sandal di hotel. Tipis dan kebesaran di kaki.

Visitors had to take off their sandals or shoes when they were in the museum. We had to wear sandals from the museum. These sandals looked like the ones you can find in hotels. Thin and few size bigger than your size.

Duh repong banget jalan memakai sandal seperti itu. Saya berapa kali hampir tersandung karena ukurannya yang lebih besar dari kaki saya dan harus super hati-hati karena lantai museum licin. Rasanya lebih baik sekalian tidak pakai alas kaki deh.

Man, it was so difficult to walk with those sandals. I nearly slipped for I don’t know how many times because they were too big for my feet and I had to be super careful to walk on the slippery museum floor. It would be better to walk barefoot.

Tidak banyak yang bisa dilihat.


There was not much to see.

Banyak yang sudah saya lupakan karena sudah lebih dari 30 tahun yang lalu ketika saya masuk ke dalam museum ini.

There aren’t much left in my memory as it has been more than 30 years ago when I came to this museum.

Yang tidak saya lupakan adalah lemari besar dan tinggi ini.


What I haven’t forgotten is this big and tall cabinet.

Dan lukisan diatas pintu ini tetap membuat saya terpesona.


And this painting above the door is still enchanted me.

Tidak enaknya pergi sendiri adalah repot mencari orang untuk dimintai tolong memotretkan saya. Untungnya hari itu lumayan banyak juga pengunjung yang datang sehingga selalu saja ada orang yang bisa saya minta untuk memotret saya.


The thing about going on independent traveling is to find somebody to take my picture. Luckily there were quite many visitors on that day so there was always somebody around that I could ask to take my picture.

Yah, saya sudah memenuhi janji saya setahun lalu bahwa saya akan masuk dan bernostalgia di Museum Fatahilah.


Well, I have kept my last year promise that I would enter and had my nostalgic moment in Fatahilah Museum.


Saya pasti akan datang lagi tahun depan setelah dibuka kembali.

I will come again next year after it is re-open.


No comments:

Post a Comment