Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, October 25, 2013

Through Your Eyes

“Anak-anak itu nanti sore datang les ga?” demikian pertanyaan rutin dari ibu saya setiap hari Selasa dan Jumat.

“Will the kids come for their tutoring this afternoon?” that is my mother’s question every Tuesday and Friday.

Begitu mengetahui anak-anak itu akan datang, ibu saya akan mengamankan sejumlah benda-benda tertentu dari ruang tamu ke dalam kamarnya.

Once she knew they were coming, she would bring some stuff from our livingroom to her bedroom.

Benda-benda apa saja?

What things?

Jambangan bunga, gunting, senter, kipas dan kursi beroda.

The vases, scissors, flashlight, fan and the chair.

Karena seorang dari murid les saya ini punya enerji dan rasa ingin tahu yang luar biasa.

Because one of my tutoring students has enormous energy and curiosity.

Sekali dia menemukan gunting dan coba tebak apa yang diguntingnya?.. yap, rambutnya!

Once he found the scissors and guess what did he cut?.. yep, his hair!

Lalu kursi beroda itu dimainkannya.. meluncur.. berputar-putar diruangan.. dan berapa kali membuat saya nyaris berteriak ngeri melihat gerakannya.


Another time he played with the chair.. sliding.. swindled around the room.. and made me nearly screamed out of my fear seeing his wild movement.

Belakangan ini orang tua saya memutuskan seorang dari mereka harus duduk di dapur untuk mengawasi karena murid saya yang satu itu beberapa kali berkeliaran sampai ke dapur dan ketahuan sedang pencat-pencet tombol-tombol di kompor gas.

Lately my parents decided one of them should keep an eye in the kitchen because that particular kid has been ventured to the kitchen and was seen to push the buttons of the stove.

Kompor gas, coy! Salah pencet, salah putar.. itu gas yang keluar.. bisa bledug aja rumah gue nanti.. hehe.. haduh.. haduh...

Dude, it’s the stove! Make one wrong push, one wrong turn.. it’s the gas.. my house would go … kabooom.. lol… for crying out loud..

Masa sih kompor gas juga harus diungsikan ke dalam kamar ibu saya?.. hehe.. trus kalau kompor gas tidak ada, apa yang dijadikan sasaran? Kulkas? Yah, nanti semua barang di ruang tamu dan ruang makan harus diumpetin semua di kamar dong.. jadi biar aman dua ruangan itu dikosongkan saja ya.. hehe..

Should the stove be stored in my mother's bedroom as well?.. lol.. and with the stove then safely kept there, what else would be targeted? Would all the things in the livingroom and diningroom should be hid in the bedroom too?.. Should empty those rooms empty for the sake of safeness.. lol..

Si Doggie saja sampai minta-minta ampun.. hehe.. saya pernah kebingungan mencari kemana anak itu dan saya menemukannya ada di bawah meja makan. Sedang duduk sambil memeluk si Doggie.


Doggie has waved its white flag.. lol.. I was once looked for the boy and I found him under the dining table. He sat there, hugging Doggie.

Yang membuat saya tertawa geli adalah tatapan mata Doggie yang seakan mengatakan “Aduh Ke, minta ampun deh”

What made me had a big laugh is when I saw Doggie’s eyes that spoke “Honestly, Keke, this kid really pushes all my buttons”

Sepertinya sejak itu juga Doggie memilih untuk ngumpet di dapur. Dia masih menyambut ketika anak-anak itu datang. Selama beberapa menit dia membiarkan anak-anak itu mengelus-elusnya atau mengajaknya bercanda tapi kemudian dia pergi ke dapur dan tidak keluar-keluar lagi dari sana..

I think eversince that Doggie chooses to hide in the kitchen. It still welcomes the kids when they came. It let them caress or gain it in a play but for minutes later it retreat to the kitchen and won’t come out.

Nah, setelah benda-benda diamankan di kamar ibu saya dan Doggie ngumpet di dapur, yang dijadikan sasaran oleh anak ini adalah kakaknya.


Now the stuff are safely kept in my mother’s bedroom and Doggie hides in the kitchen, the boy turns to his brother.

Entah berapa kali saya harus menaikkan suara sekian oktaf karena kakaknya tidak bisa konsentrasi belajar karena dijahili atau diganggu olehnya.

I don’t know how many times I had to raise my voice because his brother couldn’t concentrate on his lesson as he was being teased or distracted by this kid.

Tapi yang paling membuat jantung saya serasa nyaris berhenti berdetak adalah ketika dia berlari kencang dari luar dan langsung menjatuhkan diri di atas perut kakaknya yang ketika itu sedang berbaring di lantai sambil menghafalkan kata-kata dalam bahasa Inggris.

But what made my heart seemed to stop beating was when he ran fast into the house and fell himself on his brother’s belly. His brother was lying on the floor as he was memorizing some English words I gave him.

Yang berteriak bukan hanya kakaknya. Saya juga.

His brother was not the only one who screamed. So was I.

Kakaknya gemuk. Perutnya besar. Dalam keadaan normal saja, napasnya pendek. Saya sering khawatir memikirkan jantung dan paru-parunya yang sepertinya harus bekerja ekstra keras karena dia terlalu gemuk. Dan dalam 2 tahun ini dia bertambah gemuk.

His brother is chubby. He has big belly. Even when he is not moving much, he has short breath. It concerns me to think how his heart and lungs have to work double hard because he is overweight. And in the past 2 years it seems he gains more weight.

Jadi ketika adiknya menjatuhkan diri di atas perutnya, saya bisa mendengar dia seperti tercekik. Nah, gimana saya tidak ikut berteriak, coba.. haduh.. nak.. nak..

So when his brother fell himself on his belly, I could hear him choked. How would that not making me scream.. geez.. kid..

Tapi jangan mengira anak ini anak nakal. Dia anak yang baik. Cerdas. Periang. Tidak mudah marah, ngambek atau tersinggung. Dia juga lucu dan peka. Kalau sedang belajar kadang dia suka menyenderkan badannya ke saya atau tiba-tiba saja saya dipeluknya. Cuma ya itu tadi.. enerjinya luar biasa dan kadang dia suka ngetes sampai sejauh mana batas kesabaran saya dan apakah saya tetap konsisten dengan ucapan saya. 

But don't assume the boy is naughty. He is a nice kid. Smart. Cheerful. He is not moody or has tantrum. He is also funny and sensitive. In the middle of tutoring sometimes he likes to lean himself to me or just gives me a hug. The only thing about him is his enormous energy and he likes to test how far my patience would go and if I remain consistent to my words. 

Akhir pekan lalu, Lauren dititipkan pada saya dan Andre.

Andre and I babysat Lauren last weekend.

Saya sudah pernah menulis tentang Lauren. Cari saja postingan berjudul Lauren.

I have written about Lauren. Just look for my post with Lauren as the title.

Lauren menghabiskan hari Sabtu dan Minggu bersama kami.

Lauren spent her Saturday and Sunday with us.

Rasanya hidup jadi lebih ‘berwarna’ setiap kali ada dia.

It seemed life has become more ‘colorful’ whenever she was around.

Oh itu karena dia mengisi rumah dengan celotehannya, tangisan, botol susu, popok, bedak, pakaiannya.. dan membuat akhir minggu saya di isi dengan tawa dan senewen.


Oh, that’s because she filled the house with her baby talk, cries, bottles, diapers, powder, clothes.. and made my weekend filled with laughter and nervousness.

Banyak hal yang bikin saya merasa betul-betul seperti sedang berada di hutan belantara.

Many things made me felt as if I were in a jungle.

Biar pun judulnya saya perempuan tapi jangan dikira otomatis saya tahu segala hal tentang anak. Ya, saya pernah 6 tahun jadi guru TK tapi itu kan mengurusi anak berusia 3-6 tahun.

Don’t assume that since I am a female it makes me automatically know everything about taking care a child. Yes, I worked as kindergarten teacher for 6 years but I was incharged for children aged 3-6 years old.

Dan entah berapa kali Lauren dengan berhasil membuat saya senewen.. sewaktu dia memutuskan untuk menelan sebutir anggur bulat-bulat, ketika dia jatuh terguling dari atas sofa, ketika kepalanya membentur meja atau ketika dia nyaris tertimpa setumpuk majalah dari rak di lemari karena dia menarik sebuah majalah..

And I just don’t know how many times Lauren has succeeded on making me nervous.. when she decided to swallow a grape, when she fell off the sofa, when she bumped her head to the table or when piles of mags from the cabinet nearly fell on her after she pulled a magazine.

“Punya anak memang begitu” Andre nyengir menatap saya “Seru kan..”

“That’s how it is to have a child around” Andre grinned as he stared at me “Isn’t it fun..”

Seru? Bikin gue jantungan gini, elu kata seru?

Fun? It gives me heart attack, and you call this fun?

Saya mengamati Lauren yang duduk dengan manisnya di lantai sambil bermain dengan majalah-majalah seakan tidak menyadari bahwa beberapa menit sebelumnya dia hampir membuat jantung saya hampir berhenti berdetak ketika setumpuk majalah melayang jatuh dari atas lemari. Jaraknya hanya sekian senti dari kepala kecilnya.


I watched Lauren sat nicely on the floor, playing with the magazines as if she didn’t realize that few minutes earlier she made my heart seemed to skip a beat when a stack of mags fell off the cabinet. It skipped only few centimeters from her tiny head.

Anak-anak kerap membuat ulah yang menurut pemikiran kita seperti tidak masuk akal.

Children often do things that to us look completely make no sense.

Membuat saya ingin masuk ke dalam diri mereka, menjadi diri mereka dan melihat apa yang mereka lihat.

Making me want to get inside them, becoming them and see things through their eyes.

No comments:

Post a Comment