Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, October 30, 2013

The Show Must Go On

Hidup adalah suatu pertunjukan yang harus dijalani.

Life is a show that must goes on.

Hari Sabtu (26/10) saya bersama 4 orang ibu lainnya makan siang bersama-sama. Dan sejak saya masuk ke ruangan itu, sudah terlihat oleh saya di atas meja ada segumpal tisu.

I had lunch with 4 ladies on Saturday (Oct 26th). And from the moment I entered that room I have seen dirty tissue on the table.

Jorok, pikir saya, setengah mengeluh-setengah menggerutu.

Crap, I sighed, half grumbled.

Orang-orang yang datang umumnya meninggalkan gelas plastik kosong bekas minum di atas meja atau ya tisu kotor. Padahal apa susahnya tisu dan gelas plastik itu dibuang ke tempat sampah. Kan tidak harus jalan kaki satu kilometer menuju tempat sampah.


People who come here like to just leave empty mineral water plastic glass or dirty tissue on the table. What is so hard to just put those things in the dustbin. It is not like they had to walk one kilometer to get to the trash can.

Sudah jadi kebiasaan saya untuk patroli keliling tempat kerja saya ini tidak lama setelah saya sampai. Dan ruangan ini juga saya longok. Saya segera tahu kalau ada yang datang setelah jam kantor usai. Tinggal lihat saja ke meja. Kalau ada sampah, pasti ada orang yang datang.

Shortly after I arrive at work I will go checking the place. It is a routine. And this room is one of the places I check. I can tell if anyone was there after office hour. I need only to look at the table. If there was trash on it, someone or some people were in the room.

Ya, patroli sambil mungutin dan ngebuangin sampah jadinya..

Yep, patrolling and taking as well as throwing away the trash..

Paginya saya sudah melongok ruangan ini dan kok bisa-bisanya gumpalan tisu ini tidak saya lihat. Untung siangnya yang masuk ke ruangan ini cuma saya dan 4 ibu itu. Coba kalau tamu.. widih, malu-maluin banget ada sampah di atas meja.


I have checked the room but howcome I didn’t see that dirty tissue? Good thing that there were just me and those 4 ladies who got in there. If there were guest.. and there was trash on the table.. yikes..

Sehabis makan, saya berniat untuk membuang sampah bekas makan-minum saya berikut gumpalan tisu itu.

After having lunch I wanted to throw away the plastic bags and other trash along with that dirty tissue.

Tapi seorang ibu rupanya juga berniat untuk membuangnya. Namun dia melihat sesuatu di balik gumpalan tisu itu.

But one of the ladies had the same thought. Only that she saw something under that dirty tissue.

“Ini gigi!” serunya.

"It's a teeth!" she exclaimed. 

Hah? Apa? Gigi? Gigi palsu! Punya siapa?

Huh? What the..? Teeth? Prosthetic teeth! Of whose?

“Pasti punya pak …” ibu itu menyebut nama seorang senior saya.

“It must Mr. ..’s” the lady said the name one of my seniors.

“Tahu dari mana?” tanya saya.

“How can you tell?” I asked her.

“Kemarenan kan dia baru bikin gigi” kata ibu itu.

“He just had ordered for a prosthetic teeth” said the lady.

Dia bisa tahu karena dia sendiri yang mengantar senior saya itu ke tukang gigi untuk membuat gigi palsu.

She knew it better because she was the one who took my senior to the prosthetic teeth maker.

“Ke, kasih tahu ke dia, giginya ketinggalan” kata seorang ibu yang lain sambil cekikikan.

“Keke, let him know, he forgot his teeth” said another lady, giggling.

Dan tertawalah kami semua ketika saya membacakan isi sms saya ke istri senior saya itu;

And we all laughed when I read what I wrote in my text to his wife;

‘Bu, giginya si bapak ketinggalan disini’

‘Ma’am, your husband left his teeth in the office’

Putri mereka akan menikah bulan depan dan entah demi putri tercinta atau demi penampilan, kira-kira 2 minggu lalu senior saya membuat gigi palsu itu. Nah, entah karena belum terbiasa atau merasa tidak nyaman, gigi itu dicopot dan lupa memakainya lagi atau membawanya pulang sehingga tertinggalah gigi itu di atas meja.

Their daughter is having her wedding next month and whether it is for her or for the sake of appearance, about 2 weeks ago my senior ordered to have a prosthetic teeth. So maybe he has not used wearing it or out of discomfort, he took it off and forgot to wear it again or forgot to bring it home so it was left there on the table.

“Harganya 600.000 lho” kata ibu tadi "Itu cuma buat gigi atas"

“It cost him Rp.600.000 (about US$60)” said the lady "It is not a full set of prosthetic teeth"

“Gelo! Mahal banget!” saya kaget tapi kemudian tertawa.

“You gotta be kidding! That is expensive!” it shocked me but also made me laughed.

Saya tertawa sampai sakit perut karena membayangkan apa jadinya kalau gigi seharga 600.000 itu saya buang ke tempat sampah.


It hurt my stomach out of laughing when I thought what it would be if I threw that Rp.600.000 prosthetic teeth to the trash can.

Saya jadi ingat pada pengalaman saya sebelumnya ketika saya juga nyaris membuang gigi palsu orang. Itu terjadi pada ketika saya mengikuti acara Leadership Camp akhir bulan Agustus lalu.

It reminded me to my pervious experience when I almost threw away somebody’s prosthetic teeth. This happened when I participated in Leadership Camp event at the end of August.

Ceritanya begini, teman sekamar saya rupanya memakai gigi palsu, mencopotnya pada malam hari dan menaruhnya di dalam gelas di dalam kamar mandi. Tanpa memberitahu saya atau 2 teman sekamar yang lain.

My roommate who wears artificial teeth, took it off at night and put it in a glass in the bathroom. She didn’t tell me or our 2 other roommates about it.

Jadi malam itu saya terbangun, pergi ke kamar mandi, menemukan gelas yang tergeletak sembarangan di atas westafel, jadi saya pikir airnya saya buang lalu gelasnya akan saya rapikan. Saya betul-betul nyaris membuang isi gelas itu. Untung saja tidak sengaja saya lihat isi gelas itu. Kalau tidak, wah, gigi palsu orang bisa terbuang ke kloset… hehe..


So I woke up at night, went to the bathroom, found a glass that was carelessly put on the washbasin, thinking it was filled only by water made me almost threw the water on the watercloset before put the glass where it should be placed. So glad I saw what was in the glass or otherwise I would throw away my roommate's prosthetic teeth into the watercloset.. lol..

Dari segala benda aneh yang pernah saya temukan, gigi palsu adalah yang paling top.. hehe.. ya, hidup tidak boleh berhenti hanya karena gigi, setuju kan?

Of all the strange things I have found, prosthetic teeth is on top of them.. lol.. well yeah, life shouldn’t stop only because of teeth, right?

Tapi gara-gara gigi palsu itu saya jadi tertawa terbahak-bahak sampai tenggorokan saya yang sudah anteng jadi terasa perih dan panas lagi.

However, the teeth gave me such a laugh that it made me had another sore throat.

Sudah seminggu ini tenggorokan saya ngadat. Awalnya amandel kiri bengkak. Entah karena perubahan cuaca atau karena dia tidak bisa lagi mentolerir makanan pedas.

I have been having it for a week. It started with the swollen left tonsil. I don’t know if it was caused by this extreme wheather or because it couldn’t tolerate hot spicy foods anymore.

Kalau tidak terpaksa, saya ogah minum obat antibiotik. Efek sampingnya itu yang saya tidak tahan karena bikin saya mengantuk, lemas dan berkeringat dingin.

I am not into antibiotics. I can’t stand the side effects as it makes me sleepy, have fatigue and have cold sweat.

Jadi saya hanya memakai obat kumur dan obat batuk. Lumayan manjur menghilangkan rasa perih dan mengempeskan amandel.

So I just gargled with mouthwash and take cough medicine. It worked to get rid the sore feeling and normalize the tonsil.

Tapi selama 3 hari berikutnya saya merasakan kembali gemetaran aneh, kulit dan tulang ngilu rasanya.

But in the next 3 days I felt that strange chill, I felt pain in my skin and bones.

Selama seminggu ini tiap pagi rasanya saya ingin kembali tidur dan tidak harus berangkat kerja. Kadang malah saya membaringkan diri lagi di atas tempat tidur setelah selesai dandan karena merasa tidak enak badan.

I have been wanting to get back to sleep every morning in the past week. Sometimes I lied myself on the bed after put the makeup, feeling unwell.

Di tempat kerja pun saya berjuang mengumpulkan seluruh tekad untuk tidak dikalahkan oleh badan yang rasanya tidak karuan ini.

At work I gained all my will power not to be defeated by that unwell feelings.

Beberapa malam air mata saya menetes juga. Sialan betul badan ini. Saya menangis karena jengkel dan marah pada diri sendiri.

I shed some tears in some nights. Fuck this body. I cried out of feeling upset and angry to myself.

Saya baru saja berhasil melewati masa setahun mengalami menstruasi yang nyaris tanpa henti karena ketidaknormalan hormon dan sekarang badan ini cari perkara lagi dengan saya.

I just got through a year of having almost unstoppable menstruation out of abnormality in hormone and now this body wanted to throw another shit to me.

Saya tidak akan pernah dikalahkan oleh apa pun atau oleh siapa pun.

Nothing or nobody can ever bring me down.

Sejuta angin topan badai telah saya lewati, saya telah menghadapi berbagai macam manusia dari yang menyenangkan sampai yang menyebalkan.. dan saya masih tetap berdiri tegar.


I had been hit by thousands of hurricanes, I had been dealing with many kinds of people from the nice to the nasty ones.. and I am still standing tall.

Biar pun setiap pagi saya harus berangkat kerja dengan badan gemetaran, bekerja dengan tenggorokan yang perih dan kadang di malam hari diam-diam saya menangis juga tapi saya tidak akan pernah menyerah..

Eventhough every morning I have to go to work with my body shaken by this chill, work with sore throat and sometimes I cried quietly at nights but I will never give up.

Hidup adalah suatu pertunjukan yang harus dijalani.

Life is a show that must goes on.

Hari Senin (28/10) saya cuti. Rencananya saya akan cek-up ke ginekolog dulu lalu pergi menginap di rumah seorang ibu kenalan saya di tempat kerja. Tapi urusan menginap harus dibatalkan karena ibu itu harus menemani ibunya yang baru sembuh sakit.

I take a day leave on Monday (Oct 28th). I planned to go to my gynecologist and after that spending a night at a lady aquaintance at work. But the spending a night part had to be cancelled because the lady had to care for her recovering mother.

Tapi saya tidak ingin berkurung di rumah. Saya ingin jalan. Saya perlu liburan.

But I don’t want to stay at home. I wanted to go somewhere. I needed a vacation.

Hari Sabtu malam (26/10) saya berpikir-pikir. Kenapa saya tidak jalan saja sendiri? Saya akan naik kereta api ke Kota. Lalu pergi ke museum Fatahilah. Sendiri.

I spent Saturday night (Oct 26th) thinking. Why don’t I just go by myself? I will take the train to Kota. Visit Fatahilah museum. On my own.

Tiba-tiba terpikir oleh saya untuk mengunjungi seorang mantan teman kuliah yang sejak tahun 1990 telah menjadi sahabat sekaligus saudara bagi saya.

It just came to me the thought to visit a former college friend whom since 1990 has become my bestfriend and a sister to me.

Dia sangat gembira ketika saya menghubunginya dan memberitahu keinginan saya.

She was so happy when I texted her to inform her about me visiting her.

“Asal elu ga keberatan tidur tumpuk-tumpukan sama anak-anak gue” dia bercanda saat membalas sms saya yang menanyakan apa saya boleh sekalian menginap dirumahnya. Terakhir kali kami bertemu adalah tahun 1998. Bisa-bisa kami tidak tidur semalaman karena keasyikan mengobrol.

“As long as you don’t mind to sleep with my kids” she answered my text that asking her if I could spend a night at her place. The last time we met was in 1998. We would spend the night talking.

Dia memberi petunjuk arah menuju rumahnya. Naik bis transjakarta dari Beos, transit di halte Harmoni, sambung lagi dengan yang jurusan menuju Kalideres. Turun di halte Ramayana Cengkareng. Dari situ naik angkot dan turun di depan Perumahan Taman Palem Lestari dimana dia akan menjemput saya.


She gave direction to her house. Take the transjakarta bus from Beos, get off at Harmoni, take another bus to Kalideres. Get off at Ramayana supermarket in Cengkareng. Get a public vehicle to her housing complex where she will meet me.

Hmm.. kedengarannya perjalanan lumayan panjang. Ke tempat yang seumur hidup belum pernah saya kunjungi, pula.

Hmm.. sounds like a long ride. To the place I have never visited before too.

Tenggorokan saya pun belum sembuh total. Sejak Sabtu saya tidur dengan disanggah 3 bantal. Jadi posisi saya setengah duduk. Kalau tidak begitu, sepanjang malam saya tidak akan bisa tidur karena batuk.

My throat has not completely recover. I have been sleeping with my back supported by 3 pillows. So my position was half sitting. If not, I wouldn’t stop coughing and surely wouldn’t sleep the entire night.

Tapi hidup adalah suatu pertunjukan yang harus dijalani.

Life, though, is a show that must goes on.

“Kamu jadi impulsif belakangan ini” kata Andre.

“You have become impulsive lately” said Andre.

Ya, akhir-akhir ini saya mengikuti kata hati. Tapi itu karena saya berpikir hidup bukanlah penjara. Saya punya hak untuk juga melakukan apa yang saya inginkan, menetapkan pilihan dan menjalani semua itu.

Yes, I have followed my heart lately. But it was because I thought life is not a prison. I have the right to do what I want, to choose and to live it. 

No comments:

Post a Comment