Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, June 7, 2013

One ‘Fine’ Thursday

Kamis (6/6) hari libur nasional.

Thursday (June 6th) was a public holiday.

The village where Mrs. Yayah lives with her family
Tadinya saya kepingin ke rumah ibu Yayah lagi tapi kemudian saya mikir lebih baik istirahat buat memulihkan badan yang baru lepas dari obat buat menghentikan menstruasi dan menormalkan hormon.

At first I thought I wanted to go to Mrs. Yayah’s house but then I thought I’d better stay home to give my body a chance to restore itself after taking those 3 meds for a week. The meds were to stop my menstruation and to normalize my hormones.

Pikiran saya sempat berubah lagi setelah mengobrol dengan beberapa rekan di tempat kerja. Mereka ingin kumpul-kumpul sambil masak dan makan siang bersama pada hari Kamis itu.

I changed my mind again after had a chat with some people at work whom wanted to come over to cook and have lunch together on that Thursday.

Tapi karena tidak ada berita lanjutan dari mereka maka hari Rabu saya pulang dengan berpikir lihat saja bagaimana besok.

But since there was no follow up on it I went home on Wednesday thinking que sera-sera, whatever will be, will be on Thursday.

Rabu malam itu saya malah jadi pilek beneran. Arrrggghhh!!

I had cold on that Wednesday evening. Damn!!!

Jiah! Baru aja senang karena menstruasi keparat itu akhirnya berhenti. Datang penyakit lain.

Geez! I just relieved that darn menstrual finally stopped. Came other illness.

Tenggorokan gatal dan panas. Kayaknya malam itu saya juga agak demam.

My throat itched and hot. I think I also had fever that night.

#@*!!!!

Cuma saya diam-diam saja. Tidak ngomong ke bokap. Toh saya sudah minum obat dari kemarin dan mudah-mudahan besok pagi badan saya balik jadi waras lagi.

I didn’t say anything to my father. I have taken a med since yesterday and hopefully tomorrow my body will get back to normal.

Kamis pagi saya baru bangun jam 10!

I wokep up at 10 am on Thursday.

Itu hari libur, jadi sah-sah saja saya bangun lebih siang. Lagi pula obat bikin saya teler.

That was public holiday so I could get up late. Besides, the med really drugged me.

Hujan turun dari subuh. Anginnya dingin. Seharian mendung.

It rained since dawn. The wind was so chilling. It was cloudy the whole day.

Badan sudah lebih enak. Tapi lemasnya belum hilang. Sudah begitu, lidah terasa tebal. Masakan bokap yang enak-enak itu jadi tidak ada rasa sama sekali.

I have felt better. But still felt weak. And my tongue seemed to lose its senses. My father’s tasty meals felt tasteless.

Pilek sialan!

Fucking cold!

Indera penciuman saya juga macet seharian itu. Tapi ternyata ada gunanya juga.. hehe..

My nose too lost its senses. But somehow it was useful.. lol.

“Aduh, si Doggie baunya busuk banget” keluh nyokap waktu Doggie masuk dan duduk dekat kami.

“Doggie smells so bad” my mother moaned when Doggie came in the house and sat near us.

“Ah masa?” saya mengendus-endus sampai hidung saya sudah berjarak mungkin hanya sekitar 1 cm dari badan Doggie “Ga kecium bau apa-apa kok”

“Really?” I sniffed around until my nose was just about 1 cm away from Doggie’s body “I smell nothing”

Bokap ngakak.

My father laughed.

“Si Keke hidungnya lagi mampet”

“Your nose is not working”

Sementara itu Doggie menatap saya dengan mata seakan-akan ikut tertawa.

Doggie stared at me. Its eyes filled with laughter.

Dia pasti bersyukur hidung saya sedang tidak berfungsi dan cuaca sedang jelek karena kalau tidak saya pasti akan memandikannya.

It must be so relieved that my nose was in malfunction mode and for the bad weather because if not, I would bath it.

Menjelang siang, rasanya badan saya agak enakan. Saya pikir saya saja yang cuci baju. Tapi waktu saya ke belakang, angin dingin bertiup. Hiii…

I felt better in the afternoon so I thought I would wash the laundry. But when I went to the backyard, the chill wind blew. Geeweez..

Saya celupkan tangan ke rendaman pakaian. Brrr… airnya kok sedingin air es?

I put my hand inside the bucket filled with water, detergent and dirty clothes. Brrr.. howcome the water felt so cold as if it were iced water?

“Jangan main air dulu, Ke!” teriak bokap dari dalam.

“Keep yourself away from the water” yelled my father from the house.

“Ini anak begitu berasa badannya enakan langsung mau bebersih” omel nyokap.

“Once she feels better she starts doing housechores” added my mother.

Saya nyengir. Trus, saya mesti ngapain dong? Nonton tv? Acaranya gitu-gitu aja. Makan? Badan bisa jadi kayak kebo nanti, makan mulu.

I grinned. So what should I do to kill the time? Watching tv? Nothing interesting on tv. Got something to eat? Yeah right, I would turn myself like a buffalo if I keep eating.

Kalau saya tidak pilek begini, saya merencanakan buat bersih-bersih rumah. Ganti seprei, nyuci, nyapu-ngepel, ngelap-elap, bersihin kamar mandi. Sepatu dan ransel saya juga rasanya sudah perlu di cuci.

If not because of this flu, I planned to do house cleaning. Change bedsheets, wash the laundry, sweep and mop the floor, dusting, clean the bathroom. My sneakers and backpack need to be washed too.

Tapi yang bisa saya kerjakan cuma nyapu, ngepel dan bersihin kamar mandi. Itu juga udahannya saya banjir keringat dingin sampai saya buru-buru lari ke kamar buat baring-baring dulu. Maksa diri sih. Badan belum sehat gitu, omel bokap nyokap.

All I could do is just swept and mopped the floor and cleaned the bathroom. It gave me cold sweats after that, forced me to lie down on my bed for few minutes. There you go if you forced yourself to work when your body is not well, said my parents.

Yang menyenangkan hanyalah telpon dari Andre. Dia lagi di Singapura.

What pleased me was a call from Andre. He was in Singapore.

Ledekannya bahwa suara saya seperti kodok bangkong, maklum, lagi bindeng, dan menghitungi berapa kali saya bersin selama kami mengobrol bisa bikin saya merasa lebih enakan.

His teasing of my voice sounded like a toad, this cold made my voice deep and hoarse, and counting how many times I sneezed during our conversation made my day.


Yah, begitulah hari Kamis berlalu dengan seribu cerita.

So there goes my Thursday. Still have lots to tell.

No comments:

Post a Comment