Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, June 24, 2013

Friday Blues; Fabulous Friday

Hari Jumat (21/6) lalu saya menghabiskan waktu di kantor dengan hati sedikit mengkal. Yang lain pergi sementara saya harus terkurung di kantor. Sendirian. Yah, bukan pertama kali saya sendirian tapi membayangkan yang lain bersenang-senang dan saya tidak bisa ikut bikin saya jadi sedikit uring-uringan.

I spent the time in the office feeling a little upset on that Friday (June 21st). Everyone left on an outing trip while I had to stay in the office. Alone. Well, it was not the first time I was in the office alone but thinking others were having good time without me upset me quite a bit.

“Jangan cemberut gitu dong” Andre nyengir melihat muka saya pagi itu “kamu kelihatan kayak anak anjing yang tersesat”

“Come on, don’t look so sad” Andre grinned when he saw my face that morning “you look like a lost puppy”

Hih. Orang lagi sebal kok malah diledekin. Saya cuma mengangkat bahu.

Hell. I was feeling upset and he teased me. I just shrugged off my shoulder.

“Nanti pulang aku jemput kamu ya” dia mencium saya sebelum saya turun dari mobil.

“I will come to pick you up after work, ok” he kissed me before I got off the car.

Saya cuma mengangguk. Tidak banyak bicara. Begini memang sifat saya. Kalau lagi marah, saya diam. Sedih, diam juga. Sakit, makin diam. Kesal, jarang saya merepet.

I nodded. I was quiet. So it is my character. I am quiet when I am angry, sad or upset. I rarely make myself noisy whenever I am in a bad mood.

Berhubung kerja dengan hati kesal juga tidak enak, saya memutuskan untuk menyibukkan diri. Sambil kerja, sambil mendengarkan musik. Dan lama-lama suasana hati saya menjadi lebih baik.

Since it is not fun to work with bad mood, I decided to keep myself busy. I listened to some music while I worked and my mood slowly improved.

Tapi tak urung saya sempat merasa kesepian juga. Tidak sabar rasanya menunggu waktu pulang. Saya kepingin bisa secepatnya meninggalkan tempat ini. Pikiran bahwa Andre akan datang menjemput saya membuat saya semakin tidak sabar menunggu usainya jam kantor.

Still I couldn’t help myself for not feeling lonely. I hardly waited for work hour ended. I couldn’t wait to leave this place. The thought that Andre would come to pick me up made me waited impatiently for the time to pass by.

Akhirnya jam kantor usai juga. Yihaa! Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, saya mematikan semua yang perlu dimatikan dan mengunci semua yang perlu dikunci. Untunglah ini hari Jumat. Saya hanya perlu kerja setengah hari.

Finally it was time for me to leave. Yippee! Humming a song, I turned off everything that needed to be turned off and locked everything that needed to be locked. Lucky me it was Friday. I work half day every Friday.

“Nah, gimana kantor tadi?” Andre mencium saya setelah saya naik ke mobil “kayaknya muka kamu lebih ceria dibandingin tadi pagi”

“So how was your day in the office?” Andre kissed me after I got on the car “you looked much better now”

Saya spontan tertawa.

I bursted out my laugh.

“Saya girang karena sekarang saya ada sama kamu, saya tidak lagi terkurung sendirian di kantor yang lebih sepi dari kuburan”

“I am happy now because I am with you, I am no longer stuck alone in a quiet office that is quitter than in a cemetery”

Andre tertawa mendengarnya.

Andre laughed it out loud.

“Ok, non, kalau begitu sekarang kamu mau kemana?” tanyanya.

“Okay now, my lady, where would you like to go?” he asked me.

“Ke BTM” jawab saya. Ada yang perlu dibeli.

“BTM” I needed to buy some stuff.

“Siap, boss” Andre mengemudikan mobil sewaan itu menuju BTM (Bogor Trade Mall).

“You’re the boss” Andre drove his rented car to BTM.

Kami tidak lama di BTM. Tadinya saya mengajaknya makan disana tapi Andre menolak.

We didn’t stay long at BTM. I wanted to have lunch there but Andre had other plan.

“Kita makan siang ditempat lain” katanya singkat.

“We’ll have lunch in other place” that was all he said to me.

“Dimana?” perut saya sudah menabuh genderang. Lapar nih. Hehe.

“Where?” my stomach was already making some noise down there. I was hungry. Lol.

“Saya bawa cemilan di mobil” katanya sambil menarik tangan saya karena saya sudah berjalan ke arah kios penjual es krim.

“I bring some snacks in the car” he said as he pulled my hand because I was walking straight to the ice cream kiosk.

“Oh ga, saya ga akan beliin kamu es krim” katanya sambil nyengir “nanti kamu keburu kenyang”

“Oh no, I am not buying you ice cream” he grinned “it would make you feel full before  lunch”

Aduh, please deh ah. Tapi saya diam saja. Soalnya dia benar. Kalau saya makan es krim, saya bakal kenyang.

Oh come on, man. But I said nothing. He was right. If I had ice cream I wouldn’t want to have lunch.

Andre ternyata membawa saya makan ke Café Gumati.

Andre took me to Gumati Café to have lunch there.

Saya pikir kami akan pulang setelah itu tapi dia ternyata punya kejutan untuk saya.

I thought we would go home after that but he had a surprise for me.

Dia membawa saya ke villa temannya yang ada di Puncak Pass.

He brought me to his friend’s villa in Puncak Pass (Puncak Pass is the area surrounding the peak of Mt Gede-Pangrango).


Kami belum pernah ke sini sebelumnya dan karena saya tertidur, saya tidak tahu itu villa persisnya ada dimana. Tapi peduli amat. Yang penting kami sampai selamat dan villanya...

We have never been there before and since I fell to sleep all the way there, I have no idea where it was located. But hell, who cares? We got there safely and the villa...

“Saya pikir karena hari ini kamu ga bisa ikut dengan yang lainnya ke Puncak, saya sendirilah yang bawa kamu ke Puncak”

“I thought since you couldn’t go with the others to Puncak, I would take you to Puncak by myself”

Saya melompat untuk memeluknya erat. Duh, dia tahu saya kecewa dan sedih karena tidak bisa ikut dengan yang lainnya ke Puncak. Dan dia ingin membuat saya gembira.

I jumped up to hug him tight. Oh man, he knew I was disappointed and sad for couldn’t go with the others to Puncak. And he wanted to make me happy.

“Terima kasih, sayang” bisik saya pelan karena terharu.

“Thanks, hun” I whispered quietly. It touched me deeply.

“Ga usah bilang pun, matamu sudah mengatakannya” Andre memeluk dan mencium saya.

“You don’t have to say it. Your eyes have already said it” Andre hugged and kissed me.

Dan saya tanpa sadar memekik gembira ketika melihat di bagian belakang villa itu ternyata ada… kolam renang!

And I squeaked in surprise when I found out there was a swimming pool at the back yard of the villa.

“Aduh, kenapa ga bilang kalau ada kolam renangnya” saya menatapnya “ga bawa baju renang deh”

“Man, why didn’t you tell me there is a swimming pool” I looked at Andre “we don’t bring swimsuit”

“Ah, berenang aja tanpa baju” Andre nyengir sambil membuka bajunya, mencopot sepatunya.

“Let’s swim naked” Andre grinned as he undressed and tossed his shoes.

“Gila kamu” saya terkikik “ini masih siang, tahu!”

“What, are you nuts?” I giggled “in broad day?”

“Copotlah semua” dia berjalan mendekati saya sambil tertawa.

“Come on, take off your clothes” he walked toward me, laughing.

“Sinting!” saya berlari menjauh “di lihat orang nanti”

“You’re nuts!” I ran off “what if anyone sees us”

“Ga ada orang disini” dia berhasil menangkap saya. Dicopotnya sepatu saya.

“No one is here” he caught me. He took off my shoes.

Dan dia menarik saya ke kolam renang. Terceburlah kami. Cuma sepatu saya saja yang selamat.

And he pulled me into the pool. We fell into the water. Great, my shoes, cellphone and wrist watch were the only ones that were saved.

“Gila kamu!” teriak saya “nanti pulang gimana? Baju, celana basah semua”

“You are crazy ass!” I screamed “how would I get home with wet clothes”

Andre malah ngakak.

Andre laughed it out loud.

“Kan sudah saya bilang tadi, copot semua pakaian kamu” katanya dengan mata bersinar nakal.

“Didn’t I tell you to take off your clothes” his eyes shone naughtily.

Saya nyengir.

I grinned.

“Kamu ga akan bisa seperti ini kalau pergi dengan orang-orang itu” Andre membawa saya ke bagian yang dalam. Karena tidak bisa berenang, saya memeluk lehernya “berani taruhan, kamu tidak akan segembira ini”

“You couldn’t do this kind a stuff when you went with those people” Andre took me to the deep part of the pool. Unable to swim made me hold on to him, I wrapped my arms around his neck “And I bet you would not have so much fun as what you are having now”

Ya. Saya tidak peduli lagi bahwa saya tidak bisa ikut dengan orang-orang itu. Saya tidak lagi iri, kecewa atau sedih.

Yep. I no longer cared that I couldn’t go with those people. I no longer jealous, disappointed nor sad.

Keesokan harinya saya bertemu dengan beberapa orang yang pergi pergi pada acara jalan-jalan itu. Saya tidak terlalu banyak bertanya bagaimana acaranya. Saya bahkan tidak terlalu menyimak ketika mereka bercerita tentang acara kemarin.

The next day I met some of the people who went on that outing trip. I didn’t ask too much questions how it went. I didn’t even really listen to their stories.

Yang teringat oleh saya adalah kejadian di kolam renang itu. Ketika saya dan Andre berada di dalam air, ketika kami berpelukan, saat kami berciuman. Waktu seakan berhenti seketika itu juga.

What came to me was the swimming pool moment. When Andre and I were in the water, when we hugged, when we kissed. Time seemed to freeze instantly.

Andre dan saya sudah agak lama juga tidak pergi berenang.

Andre and I haven’t been going swimming in quite a long time.

Ketika dia datang di awal bulan Juni ini, kami tidak bisa langsung pergi jalan-jalan karena dia masih agak sibuk mondar-mandir ke Singapura mengurusi pekerjaan dan tempat tinggalnya yang baru.

When he arrived in this country early this month, we couldn’t go anywhere because he had to take care his new job and new place to stay in Singapore.

Kemudian ketika dia sudah berada di Bogor, eh, saya kena pilek sehingga kami menunda dulu semua rencana sampai saya sembuh.

And when he is finally staying in Bogor, I had cold and we had to delay our plan until I recovered from cold.

Beberapa waktu yang lalu kami memang sempat berkeinginan untuk pergi berenang. Cuaca panas begini enaknya berenang.

We have talked about going swimming. This hot weather makes it perfect to go swimming.

Andre maunya pergi ke pulau seribu. Mancing, berlayar, berenang dan menyelam di laut sudah ada dalam agendanya. Dan biasanya kami pergi beramai-ramai dengan beberapa temannya.

Andre wants to go to thousand island. Fishing, sailing, swimming and diving in the sea are on his agenda. And we usually share the vacation with his friends.

Saya tidak terlalu suka dengan laut. Walau tetap bisa menikmati kegiatan yang berhubungan dengan laut tapi kalau bisa memilih, saya lebih suka berenang di kolam renang saja.

I don’t really have the same passion about the sea. Though I can enjoy every activity that they do in the sea but if it were up to me, I would rather swim in the swimming pool.

Cuma, lebih enak berenang tidak di kolam renang umum. Padahal saya senang pergi ke kolam renang umum, apalagi kalau yang modelnya water park macam The Jungle. Tapi masalahnya tempat-tempat begitu selalu ramai, apalagi kalau bertepatan dengan libur sekolah seperti sekarang ini.


But it is much convenient to swim not in public swimming pool. I personally prefer to swim in public swimming pool, mostly in water park such as The Jungle. The thing is those places are usually crowded, especially during school’s break.

Tidak enaknya di kolam renang umum adalah kami selalu diperhatikan orang. Ya, di jaman modern begini bule jalan dengan orang asia masih jadi pemandangan aneh. Andre sih cuek saja. Saya yang jengah.

The thing about being in public swimming pool is that we drew people’s attention. Yep, in this modern time, a foreigner seen with an Asian is still seen as something unusuall. It doesn’t bother Andre. I on the contrary feel uncomfortable.

Lagi pula di kolam renang umum mana bisa kami beradegan mesra. Jalan bersisian saja sudah dipelototi orang, apalagi kalau kami melakukan hal-hal seperti yang kami lakukan di kolam renang pada hari Jumat itu. Widih.., bisa jadi tontonan orang sekampung.. hehe..

Besides, we certainly can’t do the kissing thing when we are in public swimming pool. People stare at us when we walk side by side so imagine how would they react when they see us kissing or cuddling in the swimming pool like the ones we did on that Friday. Man.., we would make one hell of a show for everybody.. lol..

Tapi keinginan untuk berenang tetap ada dan Andre rupanya sudah merencanakan acara pada hari Jumat itu. Dia membawa pakaian kami sehingga saya tidak perlu pulang dengan pakaian basah. Hehe. Dia memang sengaja mau buat kejutan untuk saya.

One thing for sure is both of us really ached to go swimming and Andre has planned the whole thing on that Friday. He brought our clothes so I didn’t have to go home wearing wet clothes. Lol. He made that day’s outing as a surprise for me.

Puas berenang atau buat saya, lebih tepatnya main air, kami mengisi waktu berduaan. Makan. Minum. Musik. Mengobrol. Bercanda. Main kartu. Berenang lagi. Melihat matahari tenggelam dan mengamati bintang-bintang di langit.

After playing in the pool we spent the rest of the day by having precious togetherness moment. We had snacks. We drank. Listened to some music. Chatted. Joked. Played some cards. Got into the swimming pool again. Watched the sunset and saw the stars in the sky.

Malamnya kami pulang.

We left in the evening.

Ya, akhirnya hari yang diawali dengan kekecewaan, berakhir dengan kegembiraan.

Well, the day that began with disappointment, ended with happiness.

Saya mengalami hari Jumat yang tidak menyenangkan, tapi kemudian menjadi hari Jumat yang sangat menyenangkan.

I had one terrible Friday, turned to be a fabulous day.

Saya kira pada dasarnya kehidupan juga seperti itu. Ketidakbahagiaan akan diakhiri dengan kebahagiaan. Kegelapan akan digantikan oleh terang.

I think life goes just like that. Unhappiness will be ended by happiness. Darkness will be placed by light. 

No comments:

Post a Comment