Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, May 11, 2013

Wonder Woman


Selasa, 30 April saya merasa cukup segar, kuat, sehat dan selain itu saya tidur 10 jam semalam.. jadi, ayo, Doggie.. mandi..

I have got enough energy, fresh, healthy dan the night before I slept for 10 hours so in the morning of Tuesday, 30th April… ok, Doggie, let’s get you a bath..

Saya tertawa ketika melihat muka Doggie yang seolah berkata ‘oh tidak! Si Keke sudah sehat lagi sekarang dan dia mau mandiin gue’… hehe..

Seeing my dog’s face made me laugh because it looked as if he said ‘oh no! She has recovered and now she wants to bath me’… lol..

Proses memandikan si Doggie dimulai dengan uber-uberan dulu. Dia lari ke halaman depan… eh, Doggie! Sini dong!, panggil saya antara kesal dan lucu melihatnya langsung kabur begitu melihat saya mempersiapkan handuk, sikat gigi, odol dan sabunnya. Dia sudah tahu kalau peralatan mandinya sudah keluar, itu pertanda buruk.. hehe..

Bathing Doggie is not simple as saying the words. The process starts with me chasing him because he runs once he sees me taking his towel, tooth brush, tooth paste and soap. He knew it was bad sign.. lol..

Saya susul dia ke depan, eh, dia lari masuk ke dalam dan ngumpet di kolong meja makan. Ya ampun! Saya harus merangkak ke bawah meja makan, menangkap kaki depannya, menariknya keluar… yeh, dia berhasil melepaskan diri dan lari ke dapur.. buset dah!

I ran after him to the terrace, man.., he ran inside and hid under the dining table. I had to crawl under it, hold his paws and dragged him out… he managed to get himself loose and ran to the kitchen.. come on..

Akhirnya berhasil juga saya menangkapnya dan kemudian memandikannya. Setelah itu saya mengepel lantai. Disusul dengan mengelap-elap meja.

Finally I could catch him and bathed him. I mopped the floor after that. Followed by dustying.

Semua ini tidak terbayang akan dapat saya lakukan lagi karena dua minggu sebelumnya saya tidak dapat membayangkan saya akan bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang terhitung lumayan berat seperti itu.

I wouldn’t dare to even imagine I could do those house chores because just two weeks ago I was in a complete mess.

Selasa, 16 April lalu volume menstruasi saya bertambah. Padahal sebelumnya dia sudah keluar dengan luar biasa banyaknya tapi hari itu sudah seperti banjir. Kalau pingin tahu detailnya lihat dipostingan bulan April karena saya tidak akan menuliskan lagi disini.

My menstrual raged like hell on Tuesday, 16th April. Its volume has increased drastically before that but on that day it was flooding. Details about it written on April post so I am not writing it again here.

Dari tanggal 16-30 April kondisi saya naik turun. Volume menstruasi berangsur-angsur berkurang hingga akhirnya berhenti total pada hari Selasa, 23 April, tepat seminggu setelah saya berobat ke dokter kandungan di RS PMI.

From 16th to 30th April I had to deal with ups and down physical condition. The volume of my menstrual has decreased until it really stopped on Tuesday, 23rd April, a week after I went to the gynecologist at PMI hospital.

Selama kurun waktu itu hanya 2 hari saya tidak masuk kantor dan sehari minta ijin kerja hanya setengah hari. Bukan karena saya gila kerja tapi karena tempat dimana saya bekerja ini irit tenaga kerja. Enaknya ya tidak gampang-gampang orang memecat saya karena tenaga saya sangat dibutuhkan.. hehe.. tapi tidak enaknya ya tidak bisa ambil cuti lama dan kalau sedang sakit begini.. wah, nyeret badan deh ke kantor dan kalau lagi di rumah tidak bisa RIP karena mikirin kerjaan.

In those period of time I was absent from work for just 2 days and had worked half day for only a day. It was not because I am sort of a workaholic person but it was because my place work doesn’t have many workers. The good thing about it is I won’t get fired easily because they need me too much.. lol.. but the bad side of it is I can’t take long leave days and still had to drag myself to go to work at the time I was ill and when I was home I couldn’t RIP for keep having work in mind.

Entah karena saya bawaannya bandel, kepala batu, tahan banting, sakit tidak mau dirasa, tidak mau bikin heboh atau karena saking ahlinya saya menyembunyikan sejuta rasa di hati dan di pikiran, orang-orang kaget ketika tahu saya sakit dan bahwa sakit ini sudah berlangsung tidak sehari dua hari tapi selama 8 bulan!

I don’t know is it because I am so head strong, resolute, never want to make a fuss or being so good on hiding the things in my mind and my heart that people were surprised when they heard I was ill and to know that I actually have been unwell for 8 months!

Dalam hati saya terkekeh geli juga melihat mereka kelihatan kaget dan tidak percaya ketika mengetahui penyakit saya. Teringat oleh saya bagaimana selama 8 bulan itu saya tetap masuk kerja dalam kondisi menstruasi mengalir bagai banjir, selama berhari-hari mengalami badan lesu, lemas, setiap bangun pagi badan terasa menggigil seperti orang demam, sakit kepala, pusing sampai mata berkunang-kunang, belum lagi emosi berganti-ganti antara menjadi sangat gembira untuk kemudian merasa ingin mengamuk kepada siapa saja dan detik berikutnya merasa demikian putus asa sehingga keinginan untuk hidup hilang.

I laughed inside on seeing their surpriseness. It came to me how for 8 months I went to work while my menstruation was flooding like crazy, the fatigue I felt for days, how I shivered every morning as if I had fever, the headaches, the times when I felt I’d faint, the swinging moods, one minute I felt so ecstatic, the next minute I was in rage and soon to change with huge desperation that I just wanted to die.

Tapi ditengah-tengah semua itu saya bisa menampilkan diri sebagai orang yang tetap ceria, ramah, lucu dan aktif. Saya bergerak lincah, kalau berjalan tidak bisa pelan dan ikut dalam acara-acara yang diadakan oleh kantor, sampai pakai acara menginap segala. Dan beberapa hari sebelum masa kritis pada Selasa, 16 April itu, saya sebetulnya telah membuat janji dengan seorang satpam kantor untuk hiking ke gunung Salak. Edan? Hehe. Ya, mungkin saya memang sedikit edan tapi ketika itu saya berpikir saya sudah lama sekali tidak hiking ke gunung dan satpam ini beberapa kali hiking ke gunung Salak bersama dengan teman-temannya sesama pecinta alam. Hanya beberapa hari sebelum tanggal yang disepakati, dia jatuh sakit. Selang beberapa hari berikutnya ganti saya yang ambruk.

In the midst of it I was able to keep myself appear as the fun, friendly, funny and active person. I had always on the move, never walked slow, participated in every events held by the office and several time even spent a night at the guest house. What’s more crazy is few days before that critical Tuesday, 16th April, I had set up a date to go hiking Mt. Salak with a security man in the office. I haven’t gone hiking in a very long time and would love to do that. I was so happy to know that this security man has been hiking to Mt. Salak with his friends and wanted to join them when they go hiking that mountain. Crazy me. Lol. Yes, I am. Unfortunately, only few days before the appointed date, he got ill and days after that I had that critical moment ever happened to my health on that Tuesday, 16th April.

Beberapa teman menjuluki dan meledek saya dengan sebutan super woman, wonder woman, macho girl. Seorang dari mereka bahkan secara serius memandang saya sebagai seorang panutan. Tapi mereka juga melihat bagaimana saya berjuang jatuh bangun menghadapi berbagai macam badai kehidupan. Saya hanya berharap mereka bisa mengetahui bahwa bahkan seorang wonder woman pun bisa beberapa kali merasa demikian putus asanya dengan kehidupannya sampai dia merasa tidak ingin hidup lagi dan bagaimana dia kembali bangkit dari keterpurukan lalu meneruskan perjalanan.

Some friends teasingly called me super woman, wonder woman, macho girl. One of them has even looked up to me. But they also have witnessed me went up and down when life blew hurricanes. I just hope they learned that even a wonder woman could feel so desperate with her life that she didn’t feel like going and how she got up again from the ruin and walks on.

No comments:

Post a Comment