Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, May 31, 2013

People In The Country

Ketika saya berkesempatan untuk mengunjungi daerah pedesaan di luar kota, saya mendapat pengalaman berharga untuk bisa bertemu, mengenal dan mempelajari tentang orang-orang ini yang tidak dibesarkan, tinggal atau bekerja di kota besar.


When I had the chance to visit a village in the countryside, it gave me  precious experience to meet, know and learn about the people who are not raised, live or work in the city.

Mereka lebih ramah, lebih terbuka, lebih spontan dan lebih tulus dari orang-orang kota. Mereka memiliki cara berpikir yang juga jauh lebih sederhana.

They are friendlier, more welcome, more spontaneous and more sincere than the people in the city. They also have simplier way of thinking.

Contoh sederhana yang saya lihat adalah tetangga ibu Yayah yang menjemur pakaiannya di atas genteng rumahnya. Yap, betul sekali. Pakaian basah yang sudah di cuci bersih itu di gelar di atas genteng rumahnya.

For example, I saw Mrs. Yayah’s neighbor put her newly wet clean and freshed laundry on her house roof.


Kebetulan posisi rumahnya agak ke bawah karena lokasi desa itu berada diperbukitan sehingga tanahnya naik turun, tidak rata. Jadi, si tetangga itu tinggal berdiri di tanah yang agak tinggi di sisi rumahnya dan dari situ dia jadi lebih tinggi dari atap rumahnya.

The village located in a hill so it is not a flat ground. And if this neighbor goes up to the right side of her house, she becomes taller than her house’s roof.

Cuma ya, saya tidak mengira hal ini akan dimanfaatkan untuk menjadikan atap rumah sebagai tempat untuk menjemur pakaian. Jadi saya kaget sewaktu melihat dia sedang asyik menjemur pakaian di atas genteng rumahnya. Pemandangan seperti ini tidak pernah saya lihat di kota. Tadinya saya ingin memotretnya tapi khawatir kalau dia memergoki nanti dia heran atau jadi tersinggung. Karena itu saya hanya memandangi saja dari kejauhan sambil cengar-cengir sendiri.

I just didn’t expect anyone would use it as a place to put fresh clean wet laundry. It surprised me seeing her did that. I have never seen anything like that in the city so it crossed my mind to take her picture but I worried it would make her wonder or upset her so I just watched her and hid my smile.

Hal lain yang sempat membuat saya terkaget-kaget adalah ketika mengetahui bahwa di desa, seorang perempuan seusia saya sudah dianggap tua. Hah?? Nyaris saja tawa saya meletus. Umur saya baru saja jadi 42. Dan saya sama sekali tidak merasa atau terlihat tua. Jadi yang bener aja dong, masa umur segini sudah dianggap nenek-nenek?? Hehe.

Other thing that really surprised me is when I was told that in the village, woman in my age is already considered old. Whatta?? I almost burst out my laugh. I just turned 42. And I don’t feel nor look old. So you gotta be kidding me to say that I was already considered as a granny at this age?? Lol.

Tapi kemudian terpikir oleh saya bahwa rata-rata orang desa menikah di usia sangat muda. Lulus SMP atau SMA mereka sudah menikah. Ya, jelas saja usia 40an mereka sudah punya cucu alias sudah jadi kakek nenek.

But then I realized most people in the villages get married in young age. They settled down after they graduate junior or senior high school. So it makes sense that when they have become grandparents when they are in their 40’s.

Ibu Yayah yang usianya 2 tahun lebih muda saja terlihat seakan lebih tua 5-10 tahun dari saya. Dan 5 bulan lagi dia akan menjadi nenek karena putrinya yang berusia 19 tahun sedang hamil 4 bulan.

Mrs. Yayah who is 2 years younger than me looks like as if she were 5-10 years older than me. And in another 5 months she will become a grandmother because her 19 years old daughter is 4 months old pregnant.

Beda benar dengan saya yang lahir dan besar di kota. Umur 19 tahun saya baru lulus dari SMA dan ayah saya ngotot memasukkan saya ke perguruan tinggi walau itu artinya dia harus menjual mobil kami satu-satunya untuk biaya kuliah saya selama 3 tahun.

It is so different with me who was born and raised in the city. I was 19 when I graduated high school and my father insisted to send me to college though it means he had to sell our only car to finance my 3 years college education.

Saya menyelesaikan pendidikan saya lebih cepat sehingga usia saya baru 22 sewaktu saya lulus dan mulai bekerja. Target saya ketika itu adalah 5 tahun berikutnya saya akan kuliah sambil kerja untuk mengambil S1 tapi keuangan saya banyak terpakai untuk orang tua sehingga rencana tinggal rencana.

I graduated early when I was 22 and I have got my first job. My plan at that time is I would go back to college to get my bachelor degree after 5 years but the funds was used for my parents so there goes my plan.

Sejak itu ambisi saya hanyalah kerja dan kerja. Saya pacaran-bubar-pacaran-bubar selama bertahun-tahun tanpa berkeinginan untuk menikah. Sampai ketika usia saya mencapai lebih dari 35 tahun, saya merasa saya belum mendapatkan cita-cita saya sehingga saya hapus pernikahan dari daftar hal-hal yang ingin saya capai. Pertimbangan secara logika saja; pernikahan bisa menghalangi langkah saya untuk mencapai cita-cita.

Ever since then my only ambition was work and work. I had boyfriend-I broke up-had another boyfriend-broke up again pattern for many years without any desire to get married. And by the time I reached 35, I felt I haven’t accomplished my dreams so I deleted marriage from my list of things that I want to do in my life. It is pure logic; marriage would be a hindrance.

Orang kota bisa menerima pandangan seperti ini dan tidak menganggap aneh perempuan seperti saya. Tapi orang desa menganggap hal itu aneh dan mereka mengasihani saya. Coba bayangkan, saya dikasihani karena saya belum menikah! Hehe. Ya ampun…

People in the city can accept this point of view and thus don’t think I am sort of weird person. But people in the village think differently. They find it odd and they feel pity. Would you believe it that people feel pity to me because I am not married. Lol. Geez, for crying out loud…

Yang lebih mengagetkan dan lucu lagi, saya ditanyai apa saya masih gadis? Wah, apa di kira saya belum menikah karena saya janda? Hah?? Dan yang bertanya itu bapak-bapak lho. Weleh, saya datang buat berkunjung, pak, bukan buat cari suami. Hehe.

What more surprising is when I was asked if I am still a virgin. Am I what?? Or am I a widow? What an assumption because I am not married. And fyi, a man asked me those questions. Dude, I came to visit a friend and her family, not to find a husband. Lol. 

Ya, pertanyaan-pertanyaan demikian membuat saya merasa lucu bercampur jengah tapi saya yakin mereka tidak punya maksud untuk membuat saya merasa tidak nyaman. Mereka hanya demikian ingin tahu. Jadi ya saya tidak menjadi kesal karenanya.

Those questions made me wanted to laugh it out loud but also felt a bit uneasy but I knew they didn’t mean to upset me. They just had this big curiosity. So it didn’t upset me.

Saya pulang membawa banyak hal yang bisa saya pikirkan dan jadikan tulisan. Tapi yang pasti, dengan segala hal yang saya temui di desa itu, saya terpikat dengan masyarakatnya, dengan kehidupannya dan dengan pemandangannya. Seandainya saya bisa tinggal dan bekerja di sana..

I went back home bringing lots of things to think and to write. But one thing for sure is of all the things I found in that village, it stole my heart, the people, the life and the view there are enchanting. If only I could live and work there..

No comments:

Post a Comment