Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, July 29, 2015

a Girl With a Mission

Sabtu, 25/7. Jam 2.35 siang.

Saturday, 25th July. Time, 2.35 pm.

Waduh… sudah jam segini. Hari Sabtu pula. Bogor macet dehhh..

Oh no… look at the time. And it was Saturday. Bad traffic in Bogor..

Jam menunjukkan 3.10 ketika saya sampai di kantor pusat. Untung ada teman yang mengantarkan saya dengan motor. Kalau naik angkot, entah jam berapa sampainya..

It was 3.10 pm when I arrived at the head office. Glad a friend at work drove me there. If I took public transportation, I don’t know what time I would get there.

Nah, itu dia si kakak, baru saya ditelponin..

There you are, sis, I just called you..

Ketua persekutuan pemuda tersenyum lega dan gembira ketika melihat saya.

Leader of the youth fellowship smiled, glad and happy to see me.

Hi guys!

Saya melambaikan tangan ke arahnya dan pada rombongan anak-anak muda itu yang sudah berkumpul disana.

I waved to her and to the group of young people who were already gathered there.

Saya berjalan menghampiri mereka sambil berusaha menenangkan hati karena dari sekian banyak mereka, yang saya kenal cuma dua orang. Tadinya saya berharap dari kantor saya ada dua orang lagi yang bisa ikut tapi ternyata memang harus saya sendiri saja yang mengikuti acara nonton bareng ini.

I tried to calm my heart as I  walked toward them as there are only two among them whom I knew. I was hoping I would be accompany by two friends from my office but yeah, apparently I was destined to join this Saturday night movie event all by myself.

Kenyataannya saya berhasil membaurkan diri dengan mereka. Wajarlah kalau awalnya kaku, kan mereka juga belum kenal dengan saya dan tergantung dari sifat orang yang beda-beda.


The thing is I could blend in. It makes sense if it was stiff at first as they didn’t know and their reaction was pretty much depend on their characters.

Yang pasti acaranya berjalan seru, filmnya lucu, diskusinya berjalan lumayan bagus dan saya amat sangat senang bisa berada disana bersama mereka.

One thing for sure is it went very well, the funny was funny, the discussion went pretty smooth and I was so hapy to be there with them.

*  *  *  *  *

Acara Sabtu itu adalah menonton film berjudul PK.


That Saturday event was to watch the movie PK.

Itu adalah film India kedua yang saya tonton dari awal sampai selesai. Saya bukan penggemar film India jadi kalau saya bisa tahan menonton sampai selesai maka film itu pasti film yang bagus.

That was the second Indian movie that I watched thoroughly. I am not fond of Indian movie so if I could watch one thoroughly, you can be sure it was a good movie.

Kebetulan juga kedua film itu dibintangi oleh Aamir Khan. Aktingnya selalu berhasil membuat saya berganti-ganti tertawa, menangis dan tertawa lagi.

It is such a coincidence that both movie was starred by Aamir Khan. His acting has always succeedly made me laughed, cried and laughed again.

PK bercerita tentang alien yang mendarat di India yang akhirnya menjalani suatu petualangan panjang untuk menemukan dan mendapatkan kembali kalungnya yang di jambret oleh seorang laki-laki yang ditemuinya ketika dia belum lama mendarat di bumi.


PK told the story about an alien who landed in India whom eventually had to go through a long adventure to find and get back his necklace which was stolen by a man he met when he was just landed on earth.

Misi awal kedatangannya di bumi yang mungkin untuk mempelajari manusia dan kehidupan di bumi segera terlupakan, berganti dengan misi untuk menemukan dan mendapatkan kembali kalung itu karena benda tersebut adalah alat komunikasi dengan planetnya. Kehilangan kalung itu berarti dia tidak akan bisa menghubungi planetnya dan itu artinya mereka tidak akan datang untuk menjemputnya.

His original mission of coming to earth, which probably was to study about man and life on earth soon forgotten, shifted by the mission to find and retrieve that necklace because it was a telecommunication tool that he used to make contact with his planet. Without it, he wouldn’t be able to ask his people to come and get him.

Dalam pencarian itu PK menyimpulkan bahwa cuma tuhan yang tahu keberadaan kalungnya berdasarkan dari jawaban orang-orang yang ditanyainya.

In his search PK concluded that only god knew where his necklace was, a conclusion he made based on what people told him when he asked them if they knew where its whereabouts.

PK hanyalah seorang alien. Dia tidak tahu perkataan ‘cuma tuhan yang tahu’ sebetulnya  merupakan cara orang mengatakan ‘mana gue tahu kalung elu ada dimana’.

PK was just an alien. He didn’t know the words ‘only god knows’ was actually people’s way to say ‘how in the hell should I know where your necklace is’.

Jadi PK berkeliaran sepanjang hari dalam usahanya mencari tuhan dan dia segera mendapati kenyataan bahwa ada banyak tuhan di dunia ini. Tuhan yang kemudian membingungkannya karena muncul dalam bentuk berbeda, mempunyai pengikut yang berbeda dan ada berbagai aturan yang berbeda juga yang harus diikuti kalau mau menjumpai tuhan ini.

So everyday PK wandered around in his effort to find god and he met the fact that there are many gods in this world. He got confused to see these gods came in different shapes, have different followers and set different terms to be followed as condition to meet the gods.

Setelah sekian bulan lewat akhirnya PK menyimpulkan bahwa segala ritual dan syarat itu hanyalah buatan manusia. Tanpa cinta, belas kasihan, ketulusan dan persahabatan, apa gunanya semua tuhan itu selain dari pada semata-mata menjadi cara manusia untuk mendapat keuntungan dari sesamanya.

Few months passed before PK finally concluded that all the ritual and terms were nothing but man made. Without love, compassion, sincerity, honesty and friendship, what is the point of those gods beside only became man’s way to gain profit from others.

*  *  *  *  *

“Jadi gimana acaranya?” tanya Andre ketika kami berdua duduk di sofa dirumahnya.

“So how was it going?” asked Andre when we sat on the sofa in his house.

Selesai acara nonton, saya menumpang mobil seorang dari anggota pemuda sampai ke tempat terdekat dengan tempat dimana Andre sudah menunggu. Kami membuat kesepakatan bahwa hari Sabtu itu saya bisa ikut acara persekutuan pemuda asal sesudahnya saya tetap menginap dirumahnya.

One of the guy from the youth fellowship gave me a ride to the nearest place where Andre has been waiting. We made a deal that I could go to that youth fellowship event if I would later spend the night at his place.

Saya menceritakan semuanya dari awal sampai akhir.


I told him everything.


“Sepertinya kamu benar-benar menikmatinya” dia memeluk saya.

“It looks like you really enjoyed it” he hugged me.


“Yap” saya tersenyum.

“Yep” I smiled.

“Misi tercapai?”

“Mission accomplished?”

Pertanyaannya membuat saya spontan tertawa.

His question made me laughed spontaneously.

Saya telah memberitahunya tentang keinginan saya untuk mendekatkan kelompok pemuda di kantor saya dengan yang ada di kantor pusat. Jadi ini saya seperti sedang berjalan di depan, membuka jalan untuk menjadi bagian dari kelompok pemuda di kantor pusat.

I have told him I wanted to bring the youth group in my office to get closer with the group in the head office. So here I am walking infront of my men, open the way for them to be the part of the youth group in the head office.

“Yah, perjalanan mungkin masih panjang” saya menghela napas “Tapi untuk hari ini, misi tercapai”

“Yeah, it is probably a long road to get there” I took a deep breath “But for today, mission accomplished”

*  *  *  *  *

Misi PK untuk mencari dan mendapatkan kembali kalungnya membawanya pada misi untuk mencari tuhan.

PK’s mission to find and retrieve his necklace brought him to a mission to find god.

Dia berhasil menemukan dan kemudian mendapatkan kembali kalungnya. Misi tercapai.

He found and got back his necklace. Mission accomplished.

Apakah dia menemukan tuhan?

Did he find god?

Yang ditemukannya adalah segala aturan, ritual dan persyaratan buatan manusia.

What he found was nothing but man made of terms, ritual and condition.

PK berhenti mencari tuhan ketika dia menyadari hal tersebut dan setelah dia menemukan arti cinta, belas kasihan, ketulusan dan persahabatan.

PK stopped looking for god when he realized all those things and after he discovered the meaning of love, compassion, sincerity, honesty and friendship.

PK dan saya punya satu kemiripan; tuhan sama-sama membuat kami bingung.

PK and I have one thing in common; god confused us both.

Selama dua tahun ini saya telah menetralkan diri dari tuhan dan agama, dan anehnya hal itu berhasil membuat saya menjadi lebih tenang, lebih bahagia dan lebih bisa berfokus pada hal-hal lain yang bisa jauh lebih bisa saya hargai dalam kehidupan ini.

I have been neutralized myself from god and religion in the past two years, and strangely it has calmed me down, making me happier and more able to focus on other things in life which I can give more appreciation.

Saya juga menemukan arti cinta, belas kasihan, ketulusan dan persahabatan.

I have also discovered the meaning of love, compassion, sincerity and friendship.

Semua itu sudah cukup bagi saya untuk bisa mengatakan bahwa misi telah tercapai.

It’s all enough for me to say that mission is accomplished.

*  *  *  *  *

Kita masing-masing dilahirkan dengan membawa misi yang harus kita laksanakan. Entah itu misi untuk menyelamatkan dunia atau hanya menyelamatkan seekor anak kucing, yang pasti keberadaan setiap manusia di bumi membawa misi yang harus dituntaskannya.

We are each born with a mission that we must carry out. Whether it's a mission to save the world or just to save a kitten, we all born with at least one mission that we must carry out.

Kadang semuanya berjalan tanpa kita sadari. Tiba-tiba kita merasa kita harus melakukan sesuatu atau kita mendapatkan diri kita berada di tempat dan waktu tanpa mengetahui bahwa itu adalah awal perjalanan kita menuju perwujudan dari suatu misi.

Sometimes everything seems to just happen. We suddenly feel we have to do these things or we found ourselves in a place and time without knowing we are in the beginning of a journey towards the accomplishment of a mission.

Perjalanan itu bisa pendek, tapi bisa jadi panjang. Bisa sederhana atau rumit, jelas atau buram, meyakinkan atau membuat hati ragu.

It can be a short journey, but it can be longer. It can be simple or complicate, clear or blur, convincing or uncertain.

Yang bisa dilakukan adalah tetap berjalan dan menolak untuk menyerah karena pada waktunya nanti semua akan menjadi jelas dan apa pun yang kita lakukan akan memberikan hasil.

What we can do is to keep walking and refuse to give up because in time all will be clear and it won't go fruitless.

No comments:

Post a Comment