Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, July 23, 2015

Follow Follow Follow Me

Beberapa tahun yang lalu sewaktu saya masih bekerja sebagai guru Taman Kanak-Kanak, ada seorang murid saya yang akan selalu saya ingat karena dia begitu manis, lembut, pendiam, penurut dan.. selalu membuntuti saya kemana pun saya pergi!


Few years ago when I worked as kindergarten teacher, I had one student whom I will always remember for her sweetness, gentleness, quietness, obedience and.. for always followed me around.

Saya mendorongnya untuk bergaul dan bermain dengan teman-teman sekelasnya. Kadang-kadang berhasil tapi itu tidak lama karena dia kemudian kembali membuntuti saya.. hehe..

I encouraged her to mingle and play with her classmates. Sometimes she did but not for a long time because she would return to follow me around again.. lol..

Kadang saya memperhatikannya. Berpikir-pikir kenapa dia seperti sulit untuk berhenti membuntuti saya. Selama enam tahun bekerja disana, saya adalah guru yang paling dekat dan disayang oleh anak-anak itu tapi jarang ada yang sampai menjadi seperti bayangan saya karena selalu mengikuti saya kemana pun saya pergi.

Sometimes I looked at her. Tried hard to figure the reason why she seemed so hard to stop following me around. For six years working there I had become the closest teacher to those kids and most loved by them but it was rare to have a kid who became like my shadow for followed me around.

Sampai akhirnya saya berkesimpulan semua terletak pada; cinta dan percaya.

I finally came to a conclusion that everything is about; love and trust.

* * * * *

Ada satu permainan yang dinamai ‘Do Little Motion’ sesuai dengan judul lagu yang dinyanyikan ketika memainkan permainan ini.

There is a game called ‘Do Little Motion’ which named after the song that sang when the game is played.

Peserta permainan ini berdiri membentuk lingkaran dan seorang berdiri ditengah lingkaran itu. Lalu semua menyanyikan lagu itu.

The participants stand, forming a circle while one of them stand at the centre of the circle.  And everyone sing the song.

“Do Little Motion
One two three
Follow follow follow me”

Kemudian peserta yang berdiri ditengah lingkaran akan memperagakan satu gerakan dan semua peserta harus menirukan gerakan itu sambil tetap menyanyikan lagu itu.

The participant who stands in the center of the circle then shows one motion and the other participants have to do that motion as they sing the song.

Betapa pun sukar atau konyolnya gerakan yang diperagakan oleh pemain yang berdiri ditengah lingkaran itu, semua peserta mengikutinya saja tanpa berpikir panjang.

No matter how hard or silly the motion showed by the participant who stands in the center of the circle, other participants just follow on without giving a second thought.

Saya teringat pada permainan ini ketika seorang ditempat kerja saya mengundurkan diri dan membuat beberapa gelintir orang memutuskan untuk mengikutinya.

This game just came to my mind when somebody at work resigned and made few people decided to follow him.

Masalahnya orang-orang itu melakukannya tanpa berpikir.


The thing is those people did that without thinking.

Boleh saja mengikuti seseorang. Tapi lakukan itu tanpa kehilangan akal sehat.

It is okay to follow somebody. But do that without have to lose common sense.

Orang yang mengundurkan diri ini memiliki masalah dengan dirinya sendiri. Masalah psikologis yang menurut saya lumayan berat. Masalah kejiwaannya itu akhirnya membawanya dalam masalah yang berkepanjangan hingga membuat dia memutuskan untuk mengundurkan diri.

The person who resigned has personal issues. Psychological issues which in my opinion is quite serious. His psyche problem has brought him down and at the end made him decided to resign.

Mereka yang tidak mengetahui hal ini hanya melihat dari satu sisi saja yaitu berdasarkan apa yang mereka dengar dari orang itu. Mereka menerimanya begitu saja. Menelannya bulat-bulat. Padahal pepatah mengatakan ‘ada dua sisi mata uang’.

Those who don’t know about this only see it from one side which is from what that person told them. They just accepted it. Just like that. We know the saying ‘there are two sides of a coin’

Ketika kita mengikuti seseorang, hal itu kita lakukan karena kita mengasihi dan mempercayainya tapi tetaplah berpegang pada akal sehat.

When we follow somebody, we do that because we love and trust that person but keeps common sense working.

* * * * *

Beberapa bulan terakhir ini saya menggabungkan diri dengan suatu grup penulis blog.

In the past few months I joined a blog writer group.

Saya menyukai grup ini karena membuat saya mendapat lebih banyak teman sesama penulis blog dan mendapatkan berbagai informasi.

I like this group because it gives me friends who is just like myself, blog writers, and I get many information.

Sampai suatu hari saya membaca postingan seorang dari anggota kelompok blogger ini yang menawarkan diri untuk mem-follow blog anggota lain.

One day I read one of this blogger group member’s post who offered herself to follow other members blogs.

Ehemm.. tentu ada budi ada balas dong.. bentuk balasannya adalah mereka yang sudah dia follow tentunya diharapkan untuk mem-follow blognya.


Umm.. surely a favor turns with favor.. so those whose blogs have been followed by her are expected to follow her in return.

Kalau hal ini mampu bikin saya geleng-geleng kepala, wah, saya garuk-garuk kepala ketika melihat dalam waktu kurang dari lima menit langsung membanjir permintaan dari para anggota grup untuk dia mem-follow blog mereka.

If reading this could make me shook my head, I am telling you, I scratched my head when I saw how in less than five minutes she received lots of request from the group members to follow their blogs.

Seperti anda bisa lihat sendiri, blog saya sepi dari follower. Selama hampir lima tahun menjadi penulis blog, saya juga terhitung pelit dalam hal mem-follow blog orang.

As you can see yourself, my blog has none follower. For nearly five years being blog writer I myself am not keen when it comes about following other people’s blog.

Kenapa demikian?

Why is that so?

Karena dalam pengertian dan prinsip saya, mem-follow blog haruslah dilakukan atas dasar penilaian pribadi bahwa blog yang di follow tersebut memiliki suatu nilai yang tidak dimiliki oleh blog lain.

Because in my understanding and principle, following somebody’s blog has to be done under personal judgement that the blog has something which other blogs don’t have.

Itu yang namanya eksklusif, istimewa.

It is what called exclusive, distinguished.

Jadi dimana letak istimewanya kalau suatu blog di follow seseorang bukan karena isinya yang menarik atau karena cara penulisannya yang memikat tapi semata-mata karena saling mem-follow blog.

So where is this special thing when a blog is followed by somebody not because its interesting content or the enchanting way of it is being written but merely for the reason of ‘I follow your blog and you follow mine’.

Jangan menjadi subjektif ketika mengikuti seseorang. Tetaplah menjadi objektif.

Don’t become subjective when following somebody. Keep your objectiveness working.

* * * * *

Sudah dua tahun ini dengan seluruh kesadaran, saya memilih untuk menetralkan diri dari agama saya.

It has been two years that with all my consciousness, I chose to neutralize myself from my religion.

Ketika agama menjadi sesuatu yang harus diyakini karena itu adalah apa yang diharapkan oleh orang tua, teman, lingkungan.. lalu apa artinya agama itu bagi seseorang?

When religion becomes something to believe in because it is what expected by parents, friends, society.. then what is the point of religion?

Ketika Tuhan dijadikan alasan untuk membenarkan diri dan membenci mereka yang mempercayai Tuhan yang berbeda.. lalu siapakah Tuhan ini?

When God becomes an excuse to make self justification and to hate those who belief in different God.. then who is this God?

Ketika agama dan Tuhan menjadi satu-satunya alasan untuk diikuti supaya tidak masuk neraka tapi tanpa diikuti kesadaran akan kejahatan dan kekurangan dalam diri yang harus dirubah..

When religion and God become the only reason to make it as a belief to keep a person out of hell but without followed by the ability to see the evil within him/herself that needs to change..

Setelah saya memutuskan untuk menetralkan diri saya dari Tuhan dan agama, saya malah menjadi lebih kritis, lebih fair, lebih bisa memahami-menerima dan memaafkan orang atau keadaan karena saya mendasarkan penilaian saya pada akal sehat dan bukan pada dalil atau tuntutan keagamaan.


After I decided to neutralize myself from God and Christianity, I become more critical, fairer, more able to understand-accept and forgive people or situation because my judgment is based on common sense and not on religious principles or demands.

Saya mempercayai kualitas pribadi seseorang.

I believe in the quality of a person’s personality.

Jadi ketika saya menerima anda, saya melakukan itu bukan atas dasar agama, ras, keyakinan, kebangsaan, pendidikan, status sosial, bentuk fisik, orientasi seksual, pekerjaan dll.

So when I accepts you, I do that not based on your religion, race, belief, nationality, education, sosial status, physical, sexual orientation, occupation etc.

Jangan mengikuti sesuatu atau seseorang karena orang-orang disekitar anda melakukan hal itu.

Don’t follow something or someone because people around you do that.

Jadilah kritis, fair dan milikilah pikiran yang terbuka.

Be critical, be fair and be open minded.

* * * * *

“Kamu akan tetap pergi hari Sabtu ini ke acara nonton bareng itu?” tanya Andre.

“Are you still going to this Saturday’s movie thing?” asked Andre.

“Ya” saya tertawa melihatnya “Oh, jangan khawatir, kita bisa ketemu setelah saya pulang dari acara itu”

“Yes” I laughed when I looked at him “Oh, don’t worry, we can meet after I’m back from that gathering”

“Kemarilah” dia menarik saya ke dalam pelukannya yang selalu menentramkan hati “Untuk seseorang yang pernah mengatakan tidak mau lagi terlibat dalam kelompok pemuda ini, kamu memiliki komitmen lebih besar untuk kelompok ini dibandingkan dengan pengikutnya”

“Come here” he pulled me and gave me his comforting hug “For somebody who once said she didn’t wish to involve in this youth group, you have bigger commitment for the group than its follower”

Saya tertawa. Saya telah menceritakan padanya bahwa pesan saya tentang acara ini di whatsapp kelompok ini tidak mendapat tanggapan dari anggotanya.

I laughed. I have told him that my message about this gathering in the group’s whatsapp got no respond from the followers.

“Ada beberapa yang memang berhalangan” jawab saya “Mereka telah memberitahu saya”

“Some are unable to attend it” I replied him “They have informed me about it”

“Lalu yang lain bagaimana?” Andre mengelus pipi saya “Terlalu sibuk, terlalu lupa, terlalu malas, terlalu tidak peduli atau terlalu tidak tahu aturan untuk tidak merespon?”

“What about others?” Andre caressed my cheek “Too busy, too forget, too lazy, too uncare or don’t have the manner to respond?”

“Entahlah” saya mengangkat bahu “Saya tidak punya jawabannya dan saya tidak mau menjatuhkan penilaian yang salah. Yang pasti, saya akan tetap melakukan apa yang saya tahu harus saya lakukan, dengan atau tanpa pengikut”

“I don’t know” I shrugged my shoulder “I don’t have the answer and I don’t want to jump into wrong conclusion. One thing for sure, I will do what I know I must do, with or without follower”


* * * * *
Ketika kita harus mengikuti sesuatu atau seseorang, lakukan itu atas dasar cinta dan percaya tanpa harus kehilangan akal sehat, adil dan jati diri.

When we have to follow something or someone, let you do that for love and trust but without losing common sense, fairness and yourself.

Jangan mengikuti sesuatu atau seseorang dengan penilaian subjektif. Tetaplah objektif.

Don’t follow something or someone based on subjective value. Keep it objective.

Jangan lakukan sesuatu karena anda ingin memiliki pengikut.

Don’t do something because you want to be followed.

Lakukan hal yang anda tahu harus anda lakukan dan lakukan hal itu sebaik mungkin entah ada atau tidak ada yang mendukung, mempercayai dan mengikuti anda.

Do that thing you know you must do and do it the best you can whether there are people to support, trust and follow you or you have none at all.

3 comments:

  1. Wih, tajem banget tulisannya. Saya setuju banget, follow blog mestinya gak perlu sampe minta minta gitu kan ya. Jadinya nggak ikhlas ya follow nya.

    ReplyDelete
  2. Sama makkkk
    Akupun gitu.
    Aku ga suka follow Karena kalo di dashboard pasti Ada banyakan update blog.

    ReplyDelete
  3. Hai mbak Tami & emak Ratu, tq buat komennya. yaps, kita sepaham soal follow mem-follow blog. Tapi banyak blogger yg berpikir beda, bahwa follower menjadi indikasi blog mereka laris atau menjadi cara buat mendongkrak angka statistik pengunjung/viewer blog. Pola pikir / pengertian seperti ini patut disayangkan..

    ReplyDelete