Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, August 3, 2015

This is Me

Hari Minggu kemarin saya menciptakan ‘sedikit’ kehebohan ketika saya muncul di tempat kerja dengan penampilan yang luar biasa berbeda.

Last Sunday I created a ‘little’ scene when I showed up at work looking completely different.

Setiap manusia unik.

Every human being is unique.

Saya melewati kurun waktu beberapa tahun bereksperimen dengan berbagai penampilan sebelum akhirnya memutuskan penampilan sporty pas dengan kepribadian saya yang tomboy.


I spent several years experimenting with various of style before finally decided sporty style fits my tomboy personality.

Seminggu terakhir ini saya menjadi dekat dengan seseorang dan sekali waktu ketika kami sedang bicara di telpon, dia mengagetkan saya dengan satu permintaan.

This past week I became close with someone and one time, during our phone conversation, he surprised me with a request.

“Saya ingin lihat kamu pakai rok hari Minggu ini”

“I want to see you wear a skirt this Sunday”

Pakai rok?!

Wear a skirt?!

Satu detik berlalu.. saya bengong.

A second passed.. it left me speechless.

“Kamu mau saya pakai apa?” tanya saya. Takut salah dengar.

“You want me to wear what?” I asked. To make sure I heard it correctly.

“Saya ingin lihat kamu pakai rok” dia mengulangi permintaannya.

“I want to see you wear a skirt” he repeated his request.

Dan saya spontan tertawa ngakak. Saya bukan menertawakannya. Saya tertawa karena tidak bisa membayangkan seperti apa penampilan saya nantinya.

And I spontaneously burst out my laugh. I didn’t laugh at him. I laughed because I couldn’t picture how I would look like.

Hari Minggu datang dan..


Sunday came and..

“Kamu cantik, Keke”

“You look pretty, Keke”

“Aduh, si Keke jadi perempuan”

“Gosh, Keke became a female”

“Wih, ada angin apa ini bisa berganti penampilan”

“Wow, what’s in the air today that made you change appearance”

Ini yang bikin saya parno dari beberapa hari sebelumnya.

This is what have made me nervous for days.

Bahkan mata Andre pun membesar ketika dia datang menjemput saya dari kantor dan melihat saya muncul dengan penampilan seperti itu.

Even Andre’s eyes were wide opened when he came to pick me up from work and saw me dressed like that.

“Kenapa?” saya lupa kalau penampilan saya hari itu masih bisa mengundang reaksi kaget orang.

“What?” I have forgotten that my appearance on that day still able to surprise people.

“Cantik betul kamu” dia menggaruk kepalanya dan bersiul.

“You are so pretty” he scratched his head and whistled.

Lagi-lagi saya jadi salah tingkah. Duileeeee… seharian ini saya jadi salting melulu. Ya, karena ketika Andre membawa saya menemui teman-teman kami di Jakarta, mereka juga memberikan berbagai komentar karena surprise melihat penampilan saya yang beda banget hari itu.

It gave me the ackward moment again. Damnnn… I have spent the day feeling ackward. Well yeah, when Andre took me to see our friends in Jakarta, they too said lot of surprise comments for my extraordinary appearance.

Saya mungkin terlihat bagus kalau saya tampil sebagai perempuan tapi ya ampun.. bukan gue banget.. rasanya jadi aneh dan tidak nyaman.

I may look good when I appear as a female but geez.. it is not me.. I feel ackward and uncomfortable.

M, kalau kamu tidak punya arti luar biasa istimewanya buat saya, tidak akan mau saya merepotkan diri memilih rok dan pusing mencari atasan, sepatu dan tas yang matching dengan rok itu.. belum lagi menghadapi sejuta komentar, ledekan dan gurauan orang yang bikin muka saya berwarna merah-kuning-hijau, merasa tidak nyaman dengan rok dan.. oh ya, satu jari kaki saya hampir lecet karena saya tidak terbiasa memakai sepatu perempuan.

M, if you held no extraordinary meaning for me, I wouldn’t bother myself choosing what skirt to wear and gone through another headache for picking the matching shirt, shoes and bag.. not to mention to face millions of comments, tease and joke from people that embarrassed me, for the uncomfortable feeling wearing skirt and oh yes, for nearly got blister in one toe for no longer used to wear woman’s shoes.

Tapi dengan segala rasa hormat dan sayang saya buat kamu, tolong jangan minta lagi saya pakai rok..

But for all my respect and love for you, pelase don’t ask me to wear skirt again..


*  *  *  *  *

Setiap pagi dan saat makan siang, saya menyempatkan diri untuk mengecek facebook dan saya selalu menemukan banyak ‘inilah saya’..

I spare my time every morning and at lunch to check on facebook and I always find ‘this is me’..

Entah status atau foto, semua menyampaikan pesan ‘inilah saya’..

Whether it comes in status, photo or video, each of them carries the message of ‘this is me’..

‘Inilah saya’.. (dan saya sedang gembira).
‘This is me’.. (and I feel happy).

‘Inilah saya’.. (dan saya baru bangun tidur).
‘This is me’.. (and I just woke up).

‘Inilah saya’.. (dan saya lagi beli ikan di pasar).
‘This is me’.. (and I am buying some fish in the market).

‘Inilah saya’.. (dan saya baru aja ngusruk di comberan).
‘This is me’.. (and I just fell on to the gutter).

‘Inilah saya’.. (dan saya sedang berlibur).
‘This is me’.. (and I am on vacation).

‘Inilah saya’.. (dan inilah apa yang bisa saya lakukan).
‘This is me’.. (and this is what I can do).

‘Inilah saya’.. (inilah apa yang saya miliki).
‘This is me’.. (this is what I have).

‘Inilah saya’.. (dan inilah kutipan ucapan orang yang saya kagumi).
‘This is me’.. (and here is a quote from the person I admire).

‘Inilah saya’.. (dan saya membagikan info ke kamu).
‘This is me’.. (and I am sharing you some information).

dsb..

etc..

Kadang ‘Inilah saya’ membuat saya tersenyum, disusul dengan ‘Inilah saya’ yang bikin saya mengerutkan kening.

Sometimes ‘This is me’ makes me smile, followed by ‘This is me’.. that makes me frowned.

Ya, melihat foto, video atau membaca status yang lucu dan informatif tentunya akan membuat saya tersenyum.

Yep, seeing photos, videos or reading funny and informative status surely bring smile to my face.

Tapi senyum saya langsung hilang ketika melihat foto orang yang baru bangun tidur.. heran deh saya, kok masih ada orang yang berpikir bahwa mukanya yang baru bangun tidur terlihat amat sangat luar biasa hingga perlu di foto dan ditampilkan di facebook.

But the photo of somebody who just woke up wiped the smile off my face.. I just don’t get it, there are people who think he/she looks amazing when they just woke up that it should be photographed and show it on facebook.

Eeeeww..

Di saat lain ‘Inilah saya’ membuat saya terharu atau karena merasa amat prihatin.

Other times ‘This is me’ brings tears to my eyes or have me sighed my concern.

Misalnya ketika suatu hari saya menonton video yang dibuat oleh seorang laki-laki untuk mengenang almarhum anjingnya.. saat itu baru kira-kira 2 minggu anjing kesayangan saya meninggal so video itu bikin saya nangis terisak-isak.


It happened when I watched this video made by a man in remembrance of his late dog.. it was only about two weeks previously that I lost my dog so the video has made me cried.

Inilah saya’ yang membuat saya prihatin adalah kehidupan teman saya yang silih berganti ditimpa kemalangan, seorang teman lainnya bertualang dari satu laki-laki ke laki-laki berikutnya dan sekarang hamil dengan pacarnya tapi belum menikah, sementara teman yang satu lagi mengisi statusnya antara caci maki, penyesalan dan janji untuk menjadi orang yang lebih baik, untuk kemudian berganti lagi dengan cacian dengan kata-kata yang bikin saya tidak mau membacanya.

‘This is me’ that draws my deep concern is my friend’s life that seems has gone from one misfortune to another misfortune, while another friend had one boyfriend after another and now is pregnant with her present boyfriend who has not married her, the other friend filled her status with cursing, regrets and promises to be a better person only to be followed by another cursing that made me skip reading her statuses.

*  *  *  *  *

Pernah melihat atau mungkin malah mengalami ketika seorang anak mati-matian mempertahankan argumentasinya?

Have you seen or maybe had the experience when a kid just wouldn’t give up on his/her argumentation?

Yang seperti ini bisa lucu tapi juga bisa bikin kesal.

We can find this funny but it can also quite upsetting.

Tapi kalau kita mau meletakkan diri kita di posisi anak tersebut, kita bisa mengerti bahwa sebetulnya dia sedang belajar untuk menyatakan ‘inilah saya dan inilah yang saya pikirkan‘inilah saya dan inilah yang saya inginkan‘inilah saya dan inilah yang saya rasakan.

But if we just put ourselves in the kid’s position, we will understand that he/she is actually learning to make a statement of ‘this is me and this is what I think‘this is me and this is what I want‘this is me and this is what I feel.

Ini adalah perkembangan yang normal tapi orang dewasa, yang mungkin karena terlalu capek, terlalu sibuk, terlalu banyak beban atau menganggap sebagai diri sebagai orang yang lebih tua berarti otomatis lebih tahu, lebih berpengalaman, lebih benar dan lebih bijaksana membuat mereka mengabaikan ‘suara’ si anak atau mungkin malah secara sepihak menetapkan bahwa yang berlaku adalah ‘suara’ mereka.

This is a normal developing process but adults, who probably are too tired, too busy, having too much burden or think being older makes them automatically know it better, more experienced, always right or wiser thus they ignore the kid’s voice or one sidedly decide that the last word is theirs.

Dulu sewaktu saya masih bekerja sebagai guru taman kanak-kanak, saya sering memperhatikan bagaimana anak yang biasanya bisa di ajak bicara secara rasional berubah menjadi anak yang sulit, gampang tersinggung, ngambekan dan tidak jarang menjadi penuntut saat mengemukakan pendapat atau keinginannya ketika berhadapan dengan orang tuanya.

When I worked as kindergarten teacher, I oftenly saw how a kid who usually able to talk rationally changed into a difficult person, easily moody, threw tantrum and became demanding when the kid spoke his/her mind or wishes when he/she was with his/her parents.

Anak memang tetaplah anak. Belum cukup umur, pengetahuan dan pengalaman tapi ingin diakui keberadaanya, ingin bisa diterima, ingin bereksplorasi dan bereksperimen. Mereka menyampaikan semua itu melalui tindakan, prilaku atau secara verbal.

A kid is still a kid. They don’t have the years, knowledge nor experience but they yearn to be acknowledged, to be accepted, wanting to explore and make experiment. They express this through the things they do, in their behavior or make verbal statement.

Pada murid-murid saya, saya mengajarkan mereka untuk berpikir secara rasional. Ketika perbuatan, prilaku atau apa yang mereka katakan tidak saya setujui, saya berusaha mengemukakan pendapat saya dengan sederhana dan singkat tapi semua berdasarkan dengan logika dan saya juga mengajak mereka untuk melihat dan berpikir tentang hal-hal tersebut secara rasional, dengan akal sehat.

I taught my students to think rationally. When I disapproved their behavior, attitude or the things they said, I explained my opinion in simple and brief but yet also in rational way and asked them to see and think about those things rationally, with common sense.

Dalam prakteknya sih tidak mudah tapi harus dilakukan kalau kita ingin membentuk anak itu untuk menjadi individu yang bisa berpikir luas, rational, memiliki empati dan membuatnya merasa nyaman untuk menampilkan jati dirinya atau mengungkapkan apa yang ada dalam hati serta pikirannya.

It is not an easy thing to do but it is a must if we want to form the children into broad minded, rational, have emphaty and feel comfortable to appear as their own person and speak out their minds.

*  *  *  *  *

Kita tidak selalu bisa sebebas-bebasnya mengatakan dan menunjukkan ‘inilah saya’ kepada orang-orang disekitar kita.

We are not always able to say and show ‘this is me’ to the people around us.

Menjadi diri sendiri itu perlu. Mengekspresikan diri itu boleh saja. Tapi semakin kita bertambah dewasa, kita bisa mengerti ada batas-batasnya supaya hal itu tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. 

Being yourself is neccessary. Expressing yourself is okay. But the more we grow older, we can understand its limits so that it does not harm ourselves or others.

Ada banyak orang, sikon dan peristiwa yang ingin membuat kita tidak lagi menjadi diri kita sendiri. Mereka ingin kita menjadi seperti mereka. Kalau hal itu membuat kita menjadi lebih baik, tidak jadi masalah. Tapi kalau hal itu membuat kita kehilangan diri kita atau berubah menjadi pribadi yang tidak baik, jangan ragu atau takut untuk tetap berpegang pada apa yang kita yakini benar dan cocok untuk kita.


There are a lot of people, situation or events that want to make us no longer be ourselves. They want us to turn like them. It is okay if it turns us into a better person. But if it makes us lose ourselves or become a bad person, don't hesitate or afraid to stick with what we believe is right and good for us.

2 comments:

  1. ah, tp kamu manis mba pakai rok bgitu ;). jgn sampe ga prnh lg pakai rok :D..

    aku dan suami sifatnya bs dibilang beda bgt bgt. dia sgt supel dan gampang berbaur dgn siapa aja, aku cndrung tertutup. makanya dia lbh seneng tinggal di rumah yg dikelilingi bnyk tetangga, semntara aku lbh suka apartment, di mana kehidupan msg2 org cndrung ga peduli.. krn aku memang ga suka basa basi dgn tetangga ato org2 yg aku ga gt kenal.. tp mw gmn lagi, krn toh skr kita tinggal d rumah sesuai keinginan suami, mw ga mau kdg aku hrs maksain senyum kalo papasan ama tetangga yg dikenal... tp krn ini aku anggab pengaruhnya bgs, okelah, g ada slhnya bljr utk lbh supel :D

    ReplyDelete
  2. Hehe.. sambutan orang-orang memang super meriah waktu lihat saya pakai rok. iya sih, saya kelihatan manis tapi kagak nahan malunya itu lohhhhh dikomentarin & dipelototin orang..

    betul, orang-orang tersayang harusnya kasih pengaruh positif ke diri kita.

    ReplyDelete