Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, July 20, 2015

A Little Heaven On Earth

Tadinya saya berencana untuk pergi mengunjungi Santi, sahabat saya dari masa kuliah dulu. Biasanya dalam setahun, satu atau dua kali saya mengunjunginya dan menginap dirumahnya. Tapi sampai setengah tahun ini jadwal kegiatan saya padat dan kalau tidak sedang padat, badan saya yang ogah diajak kompromi buat jalan.


I planned to visit Santi, my bestfriend in college. I usually visit and stay at her place once or twice a year. But for half of this year things have kept me busy and if I was not busy, my body just didn’t feel like going anywhere.

Dua hari libur di bulan Juli ini membuat saya berpikir untuk menginap di rumah Santi. Sayangnya suaminya mengajak dia dan anak-anak mereka pergi berlibur.

Two days off in July made me thought of spending them at Santi’s place. Unfortunately her husband took her and their kids on a holiday.

“Sudahlah” Andre malah girang “Masa saya ke Bogor, kamu kabur ke Jakarta”

“Let it be” Andre hardly hid his gladness “Wouldn’t it be odd that I go to Bogor, and you ran off to Jakarta”

“Bukan gitu” saya tidak enak hati juga “Kan mumpung ada dua hari libur nasional jadi saya tidak usah korbanin jatah cuti”

“It is not like that” I felt a little restless “I was thinking since there are two public days off, well, I don’t have to take my leave days”

“Kalau kamu pergi, lantas saya bengong gitu di rumah?”

“If you go there,  I would just stay home alone, would I?”

Yah, kita toh bisa ketemu setiap akhir pekan tapi kesempatan untuk bertemu Santi kan cuma sekali atau dua kali setahun, pikir saya dalam hati.

Well, we can meet every weekend but it is only once or twice a year that I can get a chance to see Santi, I thought.

“Nanti pasti akan ada kesempatan untuk kamu pergi ke Santi” dia memeluk saya “Tapi jangan akhir pekan dong. Itu kan waktu untuk kita berdua”

“There will be another time for you to go to her place” he hugged me “But please don’t make that on the weekend. That is our time to get together”

Yah, begini konsekuensi pacaran jarak jauh. Tidak tinggal satu kota dan tidak tinggal satu negara. Sudah syukur dua tahun terakhir ini dia dapat kerja di negara-negara yang jaraknya dekat sama Indonesia sehingga setiap akhir pekan dia bisa berakhir pekan bersama saya di Bogor. Enam tahun sebelumnya kami bertemu hanya dua kali setahun.. rasa-rasa seperti tidak punya pacar waktu itu.

So this is the consequence of long distance relationship. Not living in the same town and not in same country either. It is a good thing that in these past two years he can get a job at nearby countries which makes him can spend his weekend with me in Bogor.  Before that we spent six years of relationship when we could only meet two times in a year.. I felt as if I was not in a relationship at that time.

Jadi, ngapain saja kami berdua selama dua hari itu?

So, what did we do in those two days?

*   *   *   *   *

Tidur Tidur Tidur

Stay in Bed Longer

Hari pertama saya bangun jam 9 pagi! Tapi saya tertidur lagi. Jam 9.30 baru benar-benar saya bangun.

I awoke at 9 am on the first day! Only to fall asleep again. It was 9.30 am when I really fully awoke.

Asyiknya bisa tidur begitu lama, tidak ada bunyi alarm yang mengharuskan bangun pagi, tidak harus menjalani rutinitas pagi..

It felt so good to have a long sleep, not waking up by the sound of alarm, no morning routine..

Ahhhh… surga #1

Ahhh... heaven #1

*   *   *   *   *

Selamat Pagi

Good Morning

“Hai cantik,.. selamat pagi” Andre menyapa saya ketika saya kembali dari kamar mandi. Yahh, dia terbangun juga. Padahal tadi pelan-pelan saya turun dari tempat tidur dan berjinjit-jinjit masuk ke kamar mandi.


“Hi beautiful,.. good morning” Andre greeted me when I was back from the bathroom. Noo, he awoke. I tried not to make a sound when I got off the bed and tiptoed to the bathroom.

“Hai ganteng,.. selamat pagi” saya naik ke tempat tidur dan menunduk untuk menciumnya.

“Hi handsome,.. good morning” I got onto the bed and bent over to kiss him.

Betapa indahnya ketika salam ‘Selamat Pagi’ memberi arti istimewa karena diucapkan penuh dengan kasih sayang dan ketulusan..

Isn’t it beautiful when the greetings ‘Good morning’ gives special meaning because it is being spoken with full of love and sincerity..

Ahhhh… surga #2

Ahhh... heaven #2

*   *   *   *   *

Masak Yukkk..

Let’s Do The Cooking..

Sehari sebelumnya hasil analisis sebuah situs di facebook pada tubuh saya mengatakan bahwa saya seorang yang bisa masak.

A day before a facebook site analysed my body and the result said I can cook.

Hehehe.. bikin saya jadi cengar cengir sendiri soalnya sehari-hari saya tidak punya waktu, mood dan tenaga untuk masak. Lagi pula ngapain juga saya harus masak? Sungguh suatu anugrah luar biasa untuk memiliki ayah dan pacar yang jago masak.. hehe.. jangan sirik ya sama saya..

Lol.. it just made me grinned as I know it well that I don’t have time, mood and energy to cook on daily basis. Beside, why should I cook? I am greatly blessed to have both father and boyfriend who are great cooks.

Yap, hal itu langka terjadi di Indonesia, dimana orang masih menganggap masak adalah tugas, tanggung jawab dan kelaziman untuk perempuan, bahkan masih banyak laki-laki Indonesia yang mensyaratkan ‘bisa masak’ ketika mencari istri (blah! Sori ye, saya bisa langsung illfeel kalau ketemu dengan tipe lelaki seperti ini.. yo brow, kalian cocoknya hidup di jaman Flinstone).

Yep, that is rarely happen in Indonesia, where people still have this mindset that when it comes to cooking it is female’s duty, responsibility and field, infact, there are still many Indonesian men who put it as a condition when they look for a wife (blah! Sorry, but it quickly turns me on illfeel mode when I meet this kind of man.. yo bro, you are suitable to live in Flinstone age).

Saya kasih satu rahasia, biar pun sudah terbiasa melihat ayah dan pacar saya masak.. tapi setiap kali itu pula saya selalu merasa hati saya penuh dengan cinta untuk mereka. Apalagi karena mengetahui mereka masak itu untuk orang-orang yang mereka kasihi.


I tell you a secret, eventhough I am used to see my father and my boyfriend cook.. but it has always make my heart filled with love for them. Especially for knowing they do the cooking for their loved ones.

Ahhhh… surga #3

Ahhh... heaven #3

*   *   *   *   *

Sarapan, Makan Siang, Makan Malam..

Breakfast, Lunch, Dinner..

Mau bangun pagi atau siang, tetap saja saya tidak bisa makan banyak saat sarapan.

Either I get up early or late, I still can’t eat much for breakfast.

Andre juga sama saja. Dia malah cuma bisa minum kopi saja.

That goes the same for Andre. Infact coffee is the only thing he can take.

Air putih, kopi dan telur rebus setengah matang adalah menu sarapan saya di hari pertama.


A glass of water, coffee and medium boiled egg were my breakfast on day one.

Segelas jus melon dan kentang menjadi menu sarapan hari kedua.


Melon and potato juice was breakfast menu on day two.

Rasanya? Ya enak. Makin mantap pula kenyangnya karena ada kentang.

How does it taste? Yummy. It made me full because of the potato.

Menu makan siang kami berdua sederhana saja. Karena saya berbekal ketupat, sayur dan semur buatan ayah saya, maka itulah yang kami makan di hari pertama.

Our lunch was a simple menu. I brought with me my father’s ketupat,

Setelah makan barulah saya membuat kentang panggang dan Andre membuat salad. Itu jatah makan malam kami di hari pertama dan sisanya untuk makan siang di hari kedua.

After that I made baked potato and Andre made salad. That was our dinner on the first day and made as our lunch for the next day.

Untuk makan malam hari kedua kami sama-sama tidak mau repot. Sisa kentang ditumis dengan sayuran, jadi deh isian buat sandwhich ala Keke. Ditambahin mayonnaise, saos tomat, keju dan sambal.. mmm.. yum yum..



We both decided to make a simple dish for our dinner on the second day. The left potato is sauted with some veggies, there was the filling ala Keke. Adding with mayonnaise, tomato ketchup, cheese and chili.. mmm.. yum yum..

Masak berdua. Makan berdua. Cuci piring berdua.


The two of us did thecooking. Had meals together. Wash the dishes together.

Ahhhh… surga #4

Ahhh... heaven #4

*   *   *   *   *

Home Entertainment

Saya terheran-heran ketika membaca status seorang teman saya di facebook yang mengatakan dia bosan karena tidak bisa kemana-mana.

It puzzled me when I read a facebook friend’s status where she confided of feeling bored for couldn’t go anywhere.

Lha, selama dua hari saya dan Andre jadi anak manis di rumah. Kami memang sengaja memutuskan untuk tinggal di rumah saja karena hari pertama jalanan pasti macet dan tempat-tempat wisata penuh.

Well, Andre and I spent two days at home. We decided to just stay home because the traffic was jammed on the first day and public amusement places would be crowded.

Apa kami bosan?

Were we bored?

Wah, jauh dari bosan. Ada begitu banyak kegiatan yang kami kerjakan berdua sampai saya sulit menemukan waktu untuk membuat draft untuk postingan blog saya. Selama dua hari itu saya hanya bisa membuat satu tulisan, padahal awalnya saya merencanakan untuk setidaknya membuat dua atau tiga tulisan.

Far from it. There were so many things that we did together, I hardly found time to draft my blog post. In those two days I could only make one draft, I was thinking of making at least two or three drafts.

Jadi ngapain aja kami berdua sampai tidak seorang pun yang merasa bosan sekali pun selama dua hari tidak pergi kemana-mana?

So what did the two of us do that made none of us felt bored though we didn’t go anywhere in those two days?

Mulai dari bangun tidur, kami merapikan tempat tidur berdua. Lalu membersihkan rumah, masak dan karena tidak ada acara menarik di tv maka kami membuat hiburan sendiri.

Starting from getting up in the morning, we made the bed together. Did some house cleaning, cooking and since there was nothing interesting on tv, we made our own home entertainment.

Nonton film DVD.


Watching movies on DVD.

Main bilyar. 
Yah, tujuannya bukan untuk menang atau kalah. Saya pernah menulis tentang hal ini dalam postingan saya berjudul ‘Andre and Keke in Sketch’.

Playing some pool. 
Well, it is not about winning or losing. I have written about this on my ‘Andre and Keke in Sketch’ post.

Dengerin musik. 
Yap.. kami mendengarkan lagu-lagu Boyzone dan Ronan Keating. Ikut menyanyikannya. Berdansa atau menandak-nandak tidak karuan. Haha. Seru deh.

Listening to music. 
Yep.. we listened Boyzone’s and Ronan Keating’s songs. We sang along. Danced quietly or danced like crazy. Haha. That was fun.

Membaca buku. 
Kami berdua gemar membaca. Dirumahnya ini Andre menyimpan banyak buku dan kalau dia berakhir pekan di Bogor dia pasti membawa beberapa buku baru.


Did some books reading. 
The two of us like reading. Andre keeps books in this house and he always brings some new books whenever he comes to Bogor for the weekend.

Yang kami lakukan adalah bergantian memilih buku yang ingin dibaca dan membacakannya untuk yang lain.


What we did is this, one of us picked the book he/she wanted to read and read it for the other.

Tidur siang. 
Ya, kami berdua sama-sama memerlukan istirahat. Kalau sudah kembali beraktivitas, mana bisa kami tidur siang. Jadi benar-benar menyenangkan ketika jam dua siang atau jam tiga sore kami bisa tidur siang selama satu atau dua jam.

Taking a nap. 
Yes, we both needed the rest. We can’t take a nap once we get back to our daily life. So it was really nice when at two or three in the afternoon we could get one or two hours of nap.

Ada juga kegiatan yang kami lakukan sendiri-sendiri. Andre mengecek email-emailnya atau saya yang mengincar burung-burung gereja untuk dipotret.


There were things that we did on our own. Andre checking on his emails or I aimed to take photos of the sparrows.

Ahhhh… surga..

Ahhh... heaven..

*   *   *   *   *

Begitulah kami menciptakan surga kecil kami di bumi ini.

So that is how we created our little heaven on earth.

Tidak selalu harus mahal, jauh atau lama. Yang penting adalah bagaimana kami mengisi hari-hari itu.

It doesn’t have to be expensive, far away or taking a long time. The most important thing is how we fill those days.

No comments:

Post a Comment