Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, July 13, 2015

Ambon - I Shall Return

Hujan turun lumayan deras ketika kami sedang dalam perjalanan pulang dari bukit setelah memotret matahari terbit.

it started to drizzle
It rained when we were on our way back from the hill after took photos of sunrise.

Kami berhenti untuk berteduh sambil merundingkan rencana jalan selanjutnya.

We made a stopped to take a shelter from the rain as we discussed our next plan for the day.

Saya masih ingin melihat Batu Gantung.

I wanted to see the Hanging Stone.

Tapi hujannya tidak berhenti. Dan pagi itu tidak seorang pun dari kami yang ingin menembus hujan berikut angin dinginnya menuju lokasi Batu Gantung yang lumayan jauh jaraknya.

But the rain didn’t stop. And that morning none of us wanted to go through it along with its cold wind to go to the Hanging Stone location which is quite far.

Serba salah.. itu hari terakhir kami di Ambon dan di saat-saat terakhir rasanya masih ingin jalan, masih ingin mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada disana.

Geez.. that was our last day in Ambon and there are interesting places that I wanted to visit, I didn’t want to end this.

Gerimis mengiringi perjalanan kami ke pasar untuk membeli oleh-oleh.




It was drizzling when we went to the market to buy gifts for some people back home.

*   *   *   *   *

Kami kembali, tidur selama kira-kira satu jam, bangun, sarapan, mandi dan berkemas.

We got back, got an hour of sleep, got up, had breakfast, took a bath and packed.

Saya tidak ingin pergi.

I didn’t want to leave.

Kami berpamitan pada keluarga teman saya yang telah berbaik hati menerima kami bagaikan keluarga.

We said farewell to my friend’s family who had kindly accepted as just like their family.

Saya menampilkan muka ceria, tidak berhenti bergurau.. tapi hati saya berteriak, ‘Saya tidak mau meninggalkan tempat ini’

I put on cheerful face, didn’t stop joking.. but my heart screamed ‘I don’t want to leave this place’.

*   *   *   *   *

“Kita naik speed, kak” kata teman saya.

“We’ll take the speed (boat), sis” said my friend.

Tadinya saya kira yang disebut speed boat benar-benar speed boat. Tapi begitu melihatnya, yah.. hehe.. saya senyum-senyum sendiri karena itu hanyalah perahu biasa yang dipasangi mesin.


At first I thought it was really speed boat. But once I saw it, uh huh.. I smiled because it was just ordinary motor boat.

Mereka takut saya mabuk laut. Ah, yang benar saja. Lautnya sedang tenang, jaraknya tidak terlalu jauh dan saya kan sudah beberapa kali naik kapal.


They were worried I would have seasick. Oh, come on. The sea was calm, it was short distance and I have taken boat ride before.

Pemandangan sepanjang perjalanan dan angin sejuk yang terasa sangat menyejukkan di hari yang amat sangat panas itu membuat saya sekejap melupakan kegalauan di dalam hati.


The boat ride gave quite a view and the cool breeze of wind felt so good on that very hot day, for the moment made me forgot my weariness.

“Lihat yang warna merah di atas bukit itu?” teman saya menunjuk ke satu arah “Itu bukit yang tadi pagi kita naik untuk motret matahari terbit”



“See that red spot on top of that hill?” my friend pointed to one direction “That is the hill where we took sunrise photos”

Wow.. keren!

Awesome!

*   *   *   *   *

Bandara Pattimura..


Pattimura airport..

Sampai detik terakhir saya masih bisa menguasai hati.

Until the last second I was able to control my heart.

Tapi ketika pesawat perlahan mulai bergerak menuju landasan pacu.. saya memandang keluar jendela dan melihat Ambon.. duh, sedihnya..


But when the plane moved slowly to the runway.. I looked out through the window and saw Ambon.. I felt so sad..

*   *   *   *   *

Hari sudah malam ketika kami tiba di Bogor.

It was night already when we arrived in Bogor.

Perjalanan dengan pesawat jadi mulur 4 jam dari yang seharusnya hanya 3 jam karena kami ‘dilempar’ ke Makassar. Lalu ditambah hampir 2 jam dengan bis Damri dari bandara Sukarno Hatta di Jakarta ke Bogor.

Just landed on Makassar Airport
It took longer time to fly, 4 hours of what supposed to just 3 hours because the plane had to take a stop at Makassar. And then another 2 hours ride by Damri bus from Sukarno Hatta airport in Jakarta to Bogor.

Semua berjalan bagaikan mimpi.

Everything went as if I was having a dream.

*   *   *   *   *

Paginya..

The next morning..

“Kakak jadi orang Ambon sekarang” kata-kata teman saya itu terdengar kembali di telinga saya.

“You have become an Ambonese now” the words spoken by my friend echoed in my ears.

Saya tersenyum sambil memasang kalung yang sejak hari itu melingkar di leher saya.

I just smiled as I put the necklace on my neck.

Merasakannya melingkari leher saya membuat saya selalu ingat tidak hanya pada liburan kami tapi kalung ini menjadi tanda ikatan saya pada Ambon.

To feel it hanging on my neck reminds me not only to our holiday but this necklace marks the bond I have with Ambon.

Dia tergantung di dekat hati saya. Ambon ada di hati saya.

It hangs near my heart. Ambon is in my heart.

Setiap kali melihatnya, setiap kali menyentuhnya, setiap kali merasakannya, setiap kali menciumnya.. saya teringat pada janji yang saya ucapkan pada diri saya sendiri beberapa detik sebelum pesawat lepas landas meninggalkan Ambon.

Everytime I see it, everytime I touch it, everytime I feel it, everytime I kiss it.. I remember to the promise I said to myself few seconds before the plane took off and left Ambon.

“Suatu hari nanti, saya akan kembali”

“One day, I shall return”

2 comments:

  1. bnr2 berkesan bgt spertinya Ambon ya mba :), Ak jd penasaran pgn kesana juga... makanan di sana gimana? kaya bumbu sperti makanan sumatra ga?

    ReplyDelete
  2. berkesan banget banget banget, fan.. tp ga sempat cicipin makanan khasnya. soalnya di pulau jawa jg sdh pernah makan papeda jd ga terlalu pengen nyobain lg. yg dicari malah cemilannya tp semua dibikin dr sagu jd kerasnyaaaaa... bisa bikin gigi rontok.. hehe..

    ReplyDelete