Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, March 27, 2014

Me, You and God

“Ke, tadi ga ikut ibadah lagi ya?” kata seseorang “Jangan jauh dari firman Tuhan”

“Keke, you skipped the service again, didn’t you?” somebody asked me “Don’t be far from the word of God”

Saya diam saja.

I said nothing.

Apakah kalau saya mengikuti ibadah lalu Tuhan ada di dalam diri saya?

If I attend the service would it make God present in me?

Apakah saya dapat menemukan Tuhan di dalam diri mereka yang berada dalam rumah-rumah ibadah?

Would I find God in people who are in the house of worship?

Apakah saya menemukan Tuhan dalam doa yang diucapkan dengan kalimat panjang, terdengar indah atau dalam bahasa yang tidak saya mengerti?

Would I find God in the prayer spoken in long sentences, in beautiful lines or in foreign language?

Apakah Tuhan saya temukan dalam lagu-lagu yang dinyanyikan atau dalam musik yang dimainkan?

Would I find God in the gospel?

Kalau memang Tuhan ada di dalam semua itu, lalu kenapa ketika sedang marah, kesal, sakit atau susah, bukan Tuhan yang saya lihat dalam kelakuan atau dalam kata-katamu?

If God exist in all of those things, then why when you are angry, upset, unwell or in hardship, it is not God that I see in your attitude or in your words?

Saya menemui fakta bahwa seorang manusia yang berjiwa lembut, penyayang, murah hati, pemaaf atau yang pada dasarnya punya sifat dan kepribadian yang baik.. maka begitulah dirinya entah dia ber-Tuhan atau tidak. Yah, kalau diibaratkan emas murni.. mau diapain tetap identitas aslinya ya emas..

I discovered this fact that someone who is gentle, loving, generous, forgiving or posses good values in his/her character or personality.. it is because that's how that person already is whether he/she believes in God or not. It is like gold.. you can't fake real gold.

Dan kalau seorang manusia pada dasarnya seorang yang kasar, pemarah, licik, tidak jujur, angkuh atau pada dasarnya punya sifat dan kepribadian tidak baik.. mau ditutupi dengan sepuhan apa pun tetap akan kelihatan aslinya.

And when somebody is basically is a nasty one, short tempered, sly, dishonest, arrogant or basically don't have nice character or personality.. well, can't be fooled by any gilt. 

Ketika saya memutuskan untuk tidak lagi mengikuti ibadah, saya sebetulnya sedang menyelidiki diri saya sendiri untuk mengetahui apakah Tuhan memang benar-benar ada di dalam diri saya atau selama bertahun-tahun ini saya telah menipu diri sendiri dengan mempercayai bahwa sebagai seorang beragama, bahwa dengan rutin beribadah dan menjalankan semua aturan main yang ditetapkan dalam agama saya maka semua itu membuat Tuhan ada dalam diri saya..

When I decided not to attend the service, I was actually search myself to know if God really exist in me or over the years I have been fooling myself to believe that since I have a religion, I attend the service regularly and I follow the regulation in my religion then they all make God exist in me..

Apakah selembar surat baptisan menyatakan bahwa Tuhan ada di dalam diri seseorang?

Is a sheet of baptism certificate can tell if God exists in somebody?

Apakah pendeta dapat mengatakan bahwa Tuhan ada dalam diri saya?

Could a priest declare God is in me?

Apakah dengan memiliki gelar pendidikan keagamaan membuat Tuhan ada dalam dirimu dan diri saya?

Would having a degree in religion studies would thus make God exist in you and in me?

Memiliki kehidupan yang kelihatannya bersih, lurus dan benar menjadi suatu indikator bahwa Tuhan ada dalam diri seseorang?

Would sober, straight and righteous life indicate God is exist in a person?

Lalu kalau saya mengatakan pada anda bahwa saya seorang yang tidak percaya pada agama mana pun, apakah anda akan akan mengatakan saya seorang yang tidak ber-Tuhan?

If I told you that I don’t believe in any religion, would you say God is not in me?

Semakin banyak hal yang saya temui, semakin kuat dorongan dalam hati saya untuk meninggalkan tempat ini.

The more I discovered things, the strong this urge in me telling me to leave this place.

Ada banyak orang baik disini. Banyak yang menyayangi saya dan saya pun menyayangi mereka. Tapi saya tidak menemukan Tuhan dalam diri mereka atau di tempat ini. Saya hanya menemukan orang-orang yang kebetulan baik.

There are many good people in this place. Many of them love me as much as I love them. But I don’t find God in them nor in this place. I happen to find kind people.

Saya ingin menemukan Tuhan yang tinggal di dalam hati manusia. Saya ingin melihat mata Tuhan melalui mata manusia itu. Saya ingin melihat diri Tuhan dalam sikap dan kata-kata yang tulus.

I want to find God who lives in people’s heart. I want to see God’s eye through their eyes. I want to see God in sincere attitude and words.

Saya ingin kembali berada di antara masyarakat majemuk karena Tuhan tidak mutlak menjadi milik golongan tertentu. Dan saya ingin menemukan Tuhan dalam diri mereka. Saya tidak merepotkan tentang agama karena orang bisa beragama tapi tidak ber-Tuhan. 

I want it so much to be among the pluralism society because God does not belong to one specific group. And I want to find God in them. I don’t bother about religion because anyone can have a religion without having God.

Saya sedang mencari orang-orang yang benar-benar memiliki Tuhan dalam diri mereka..

I am searching for people who really have God in them..

No comments:

Post a Comment