Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, March 19, 2014

Me, One Leave Day and Ciseeng Hot Spring

17 Maret datang juga akhirnya..

17th March came at last..

Pemandian air panas Ciseeng menjadi tujuan perjalanan backpacking saya kali ini. Dan perjalanan ini tidak saya lakukan sendiri karena ibu Martha dan cucunya ikut serta.

This time Ciseeng hot spring became my backpacking destination. And I didn’t go alone. Mrs. Martha and her grandson accompanied me.

Bahkan sebetulnya ide untuk mengunjungi pemandian air panas itu datang dari ibu Martha ketika dia bertanya kapan saya cuti dan mau jalan-jalan kemana.

Infact, it was Mrs. Martha’s idea to visit that place when she asked when did I take my leave and where would I go.

Saya bahkan tidak tahu di Bogor ada pemandian air panas.

I didn’t even know there is a hot spring in Bogor.

“Tempatnya jelek, Keke” kata senior saya ketika mengetahui saya berniat pergi ke tempat itu.

“It is not a beautiful place, Keke” said my senior when he knew I wanted to go there.

Tapi buat saya, ini bukan masalah bagus atau jelek. Ini tentang saya yang kehabisan ide akan pergi ber-backpacking kemana dan karena saya tidak tahu di Bogor ada pemandian air panas maka tempat ini rasanya perlu saya kunjungi.

But for me, it was not about beautiful or not. It was about me who had no idea where to go on this month’s backpacking and since I didn’t know there is a hot spring in Bogor made it looked like a place I should go to.

Lucunya ibu Martha lebih kasak kusuk mencari info tentang tempat itu dibandingkan dengan saya yang merasa cukup mencari keterangan arah menuju kesana dari hasil surfing dengan google.

Funny thing is Mrs. Martha was the one who asked around to get information about the place while I felt the information I got, from googling, on how to get there was sufficient.

“Mau berangkat jam 8 atau 9 pagi?” malamnya dia meng-sms saya “Perjalanannya makan waktu 2 jam”

“What time should we go, 8 or 9 am?” she texted me on Sunday evening “It takes 2 hours to get there”

Wah, jauh juga dong dari Bogor.. ya sudah, jalan jam 8 saja..

Wow, that’s quite a long ride from Bogor.. well, we’ll leave at 8 am..

Jam 8.25 angkot no. 06 jurusan Bogor-Parung yang kami naiki berangkat dari PGB Merdeka.


The angkot o6 serving the route Bogor-Parung that we rode in left PGB Merdeka.

Pagi yang sangat cerah.

It was a very bright morning.

Perjalanannya memang benar-benar jauh. Rute angkot ini melewati rumah sakit Karya Bhakti, daerah Semplak dan Atang Sanjaya. Lebih dari itu saya sudah tidak mengenali lagi jalan yang kami lewati sampai saya membaca batas wilayah Parung.

It was really a long ride. The angkot route passed Karya Bhakti hospital, Semplak and Atang Sanjaya. That were the places I knew, after Atang Sanjaya, I was completely lost until I read the signage marking we had entered Parung area.

Tidak jauh dari perumahan Telaga Kahuripan ada belokan ke kiri. Daerah itu disebut Jampang. Tidak sulit menemukannya. Ada pelang nama besar di depan jalan itu yang menuliskan nama Tirta Sanita, nama pemandian air panas Ciseeng.


Not too far from Telaga Kahuripan housing complex there is a street to the left. It is known as Jampang. It is not hard to find. There is a big signage infront of that street with the name Tirta Sanita, the name of Ciseeng hot spring, written on it.

Jam 9.25 angkot (tidak bernomor dan tidak mencantumkan arah) yang kami naiki dari jalan itu berangkat menuju Tirta Sanita.

It was 9.25 am when the angkot (no number and no route printed on it) we took left to Tirta Sanita.

Hampir satu jam kemudian sampailah kami di sana.



It was nearly an hour to get us there.

Tiket masuk pada hari kerja Rp.10.000 untuk orang dewasa dan Rp.8.000 untuk anak-anak.



Entrance fee on weekdays is Rp.10.000 for one adult and Rp.8.000 for one child.


Saran saya, jangan datang pada hari Senin karena kolam untuk umum di kuras. Hari Minggu kan pengunjung banyak yang berendam di situ, jadi setiap Senin kolam itu harus di kuras.


My suggestion is don’t come on Monday because the pool is cleaned on that day. Many people used it on Sunday so they have to clean it every Monday.

Yang tersedia hanya kamar-kamar kecil berisi satu bak mandi untuk berendam.


There are small rooms with one bathtub in each of it.

Airnya tidak terlalu panas. Bau belerangnya juga tidak terlalu kuat.

The water was not too hot. The sulfur was not smell too strong either.

Saya tidak berminat untuk berendam disitu. Tujuan saya datang bukan untuk itu. Ibu Martha jadi ikut-ikutan tidak mau berendam. Kami hanya berfoto saja di depan bak mandi itu.

I had no interest to soak myself into the bathtub. I didn’t come for it. However, it made Mrs. Martha changed her mind about taking a bath there. So we just took pictures infront of the bathtub.

Tapi kalau berminat, biayanya Rp.10.000 untuk mandi di kamar itu. Kalau di kolam umum harganya cuma Rp.5.000.

But if you are interested to use the room it is charged Rp.10.000. Meanwhile, the pool is charge less, Rp.5.000.

Yang menarik bagi saya adalah bukit kapurnya atau mungkin itu adalah endapan belerang yang membukit.


What caught my eyes is the limestones hills or is it sulfur sediment?.

Saya dan Nico, cucu ibu Martha, menjelajahi tempat itu sementara ibu Martha beristirahat. Kami menemukan endapan kapur yang membentuk batu berbentuk seperti muka orang yang sedang memejamkan mata.


Nico (Mrs. Martha’s grandson) and I searched the place while Mrs. Martha took a rest. We found sulfur sediment forming into a rock that looks like a face of a person whose eyes are closed.

Selain itu tidak ada lagi yang menarik di tempat itu. Ya, disana ada tempat makan, area outbond dan permainan untuk anak-anak.


I found nothing else that is interesting in there. Yes, there are restaurants, outbond area and sort of amusement park for children.


Saya dan Nico sempat bermain bom-bom car sebelum kami pulang. Yah, kasihan juga si Nico. Karena sepi pengunjung maka tidak semua arena bermain dibuka. Mana seru main bom-bom car sendirian, jadi saya menemaninya main. Satu arena cuma kami berdua yang main bom-bom car.. tapi itu tidak menghalangi kami untuk menikmati permainan itu.


Nico and I played boom-boom car before we left. Poor Nico. There were few people came on that day so only few playgrounds were opened. It wouldn’t be fun to play boom-boom car by himself so I joined him. We had the whole arena just for us. It didn’t stop us from having fun.

Nah, jadi begitulah perjalanan backpacking saya kali ini.

So there was my backpacking trip..

Mau kemana bulan depan?

Where will I go next month?

“Bu Keke, kita ke Taman Topi aja, main bom-bom car lagi yuk” celetuk Nico semangat.

Taman Topi Square



“Let’s go to Taman Topi, ride on boom-boom car” said Nico enthusiastically.

Saya ngakak. Ok deh, Nick.

I laughed. Okay, Nick.

Berhubung seorang senior saya melarang saya ambil cuti di bulan April maka kemungkinan saya akan pergi ke tempat yang dekat-dekat saja. Taman Topi itu dekat kantor. Disana ada playground untuk anak-anak. Rasanya asyik juga main bom-bom car disana dengan Nico. Disitu juga ada penjual es krim durian.. hmm..

Since one of my senior asked me not to take leave in April, I probably will go to nearby places. Taman Topi square is not too far from the office. There is children playground. It will be fun to play boom-boom car with Nico. And there is durian ice cream stall.. hmm..

Bulan Mei saya akan ke Jakarta mengunjungi Santi. Berangkat langsung dari kantor hari Minggu siang dan pulang Selasa pagi jadi saya punya waktu 3 hari dan 2 malam untuk bersama-sama dengan Santi serta keluarganya. Saya sudah kangen dengan mereka. Terakhir kali saya mengunjungi mereka adalah di bulan Januari. Santi adalah sahabat saya dari jaman kuliah dulu. Lebih dari 20 tahun kami bersahabat dan kini kami lebih menjadi seperti dua orang bersaudara.


I will visit Santi in May. I plan to leave to her place directly from the office on Sunday afternoon and return on Tuesday morning so I have 3 days and 2 nights to be with Santi and her family. I miss them. The last time I visited them was in January. Santi is my bestfriend in college. We have been friends for more than 20 years that we are like sisters now.

Bulan Juni saya ingin ke Cianjur. Jalur kereta api dari Sukabumi ke Cianjur sudah dibuka. Saya akan berangkat hari Minggu siang, menginap semalam di Sukabumi, besoknya berangkat ke Cianjur, menginap semalam disana dan kembali ke Bogor hari Selasa.

My next destination will be Cianjur. The railway company has opened the route to Cianjur from Sukabumi. I will leave on Sunday afternoon, spend a night in Sukabumi, leaving to Cianjur on the next day, spend a night there and return to Bogor on Tuesday.

Juli dan seterusnya… belum terpikir mau kemana. Jogja dan Solo masih ada dalam rencana karena terbatasnya waktu cuti dan dana.

July and months after that.. no idea where to go to. Jogja and Solo are still very much on the plan because of the limited time of leave days I can take and budget.

Anyway, mau ikut jalan-jalan dengan saya?

Anyway, interested to go traveling with me?

No comments:

Post a Comment