Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, March 16, 2013

Send Me A Lover


Minjem judul lagu orang lagi nih buat dijadikan judul postingan blog. Tapi seperti postingan sebelumnya, yang satu ini juga tidak ada hubungan apa pun dengan lagu berjudul di atas yang di tahun 1990an pernah beken dinyanyikan oleh Taylor Dayne.

Another song title for my blog post. But just like the previous one, it has nothing to do with the song. Now this one is the title of Taylor Dayne’s song that was quite popular in the 1990s.

‘Send Me A Lover’ .. Kirimkan aku seorang kekasih..

Yang menjadi inspirasi tulisan saya kali ini adalah seorang teman di Facebook yang rajin banget masang share bergambar sepasang kekasih yang dihiasi kata-kata romantis. Melihat hal ini membuat awalnya saya berpikir mungkin dia sedang jatuh cinta atau sedang berada di awal hubungan pacaran dengan seseorang.

The one who inspired me to write this post is a Facebook friend because she has put lots and lots of shares on her wall that made me think she was in love or at the beginning of a romance.

Tapi selang berapa waktu kemudian (setelah membaca jawabannya atas komen-komen dari teman-temannya untuk share-share tersebut) tahulah saya bahwa sebetulnya belum lama ini hubungannya dengan kekasihnya bubar dan sejak itu dia tidak menjalin hubungan dengan siapa pun.

But a little while later (after read her replies to her friends comments on her shares) I knew that she just broke up with her boyfriend and has not been in any relationship with any man since that.

Entah dia sedang patah hati atau ingin memberi kesan pada mantannya kalau dia segera mendapat pengganti atau memang share-share tersebut murni cetusan isi hatinya yang merindukan punya kekasih lagi, memiliki seseorang yang mencintainya.. entahlah mana yang benar tapi normal saja asal semua masih dalam batas wajar.

Either this because she is broken hearted or wanting to show her ex that she has soon found another lover or those shares are purely talk about her inner feelings that she wants to have a boyfriend, to have someone to love her.. I don’t know which is true but I think it is normal as long as it is not crossed the line.

Yang mulai terasa agak keluar jalur kewajaran adalah ketika saya melihat sepertinya dia menjadikan hal ‘Send Me A Lover’ ini menjadi ‘Desperately Hunting for a Lover’.

What I see is she seems to make this ‘Send Me A Lover’ into a ‘Desperately Hunting for a Lover’.

Saya pernah mengatakan padanya untuk tidak berkonsentrasi pada hal tersebut. Dia harus berpikir ke lain hal; dia toh sehat, tidak cacat, punya pekerjaan, punya dua orang anak, punya orang tua. Jadi berkonsentrasilah pada apa yang dia miliki dan bukan pada apa yang tidak dimilikinya.

I told her once that she should focus not on it and think about other things such as she is healthy, she has a job, two kids, parents. Focus on the things she has and not the things she doesn’t have.

Tapi dia tetap pada alam pemikirannya, bertahan pada apa yang dirasakannya.

But she persistently holds on to her mind.

Saya harap hal ini tidak permanen. Yah, mudah-mudahan..

I just hope this is temporary. Well, hopefully...
  
Manusia memang banyak macam. Ada orang-orang tertentu yang tidak bisa hidup tanpa pasangan. Tapi ada juga yang bisa santai-santai saja sekalipun sedang single.

There are many kinds of people. Some feel insecure about being single while others just completely unbothered.

Memiliki pasangan memang menyenangkan karena orang itu menjadi pelengkap, mengisi yang kurang atau tidak ada, yang mengasihi-melindungi-menguatkan. Jadi wajar saja ada rasa kehilangan ketika tidak memiliki pasangan.

Having a partner is nice because that person fills the empty spots, loves-protects-empowering. It makes sense to feel a great loss when losing a partner.

Tapi memiliki pasangan juga bisa membuat hidup jadi rumit dan memusingkan kepala bila ternyata orang itu brengsek atau ketika sedang berada dalam proses saling mengenal dan menyatu.

But having a partner can make life complicated and bring headache if that person is not a good one or when the couples are going through the process of getting to know each other.

Saya sudah merasakan semuanya; hidup sebagai seorang lajang, punya pasangan, memiliki hubungan yang membahagiakan, menjalin hubungan yang membawa lebih banyak keresahan.

I have experienced it all; being single, had a partner, been in a loving relationship, had a partner who brought nothing but more restlessness to my mind.

Bagaimana kesimpulan akhirnya? Hehe. Saya lebih suka hidup melajang.

What is the conclusion? Well, I would rather live as a single.

Tiap orang tentunya beda. Ada banyak hal yang membuat seseorang merasa dirinya lebih tepat untuk hidup melajang sementara orang lain merasa tidak mungkin hidup tanpa pendamping.

Everyone has different opinion, of course. There are reasons why someone thinks living single is more suitable for her / him while others think it is impossible to live like that.

Hanya saja jangan memilih hidup berpasangan karena di dorong oleh motivasi yang tidak tepat. Misalnya takut dianggap tidak laku, nanti tua tidak ada yang mengurus, tidak mau kesepian, demi berbakti pada orang tua atau karena alasan-alasan lain yang tidak benar.

Just don’t have a partner for wrong reasons such as not wanting to be seen as unable to find a partner, to be called old bachelor or old maid, fearing not to have anyone to care you when you are old, worry to get lonely, obeying the parents or for other wrong reasons.

Saya pikir entah pilihan pribadi jatuh pada hidup melajang atau berpasangan, yang terutama adalah menemukan jati diri dulu karena menurut pendapat saya, memiliki kepribadian yang kokoh dan sifat-sifat yang sudah berkembang menjadi lebih baik jauh lebih penting dari pada sampai nangis-nangis darah saking ngebet pengen punya pacar atau mengorbankan badan serta hati demi pasangan yang tidak tepat.

Whether the choice is to remain single or having a partner, in my opinion the important thing is to find one’s true self because it is better to have a strong personality and improved characters than spending time thinking to get a partner or sacrificing both physic and mind for the wrong one.

Akan lebih baik bila kita tidak membiarkan diri berlarut-larut dalam pemikiran atau keinginan ‘Send Me A Lover’. Tapi memilih untuk berpikir dan melakukan hal-hal positif.


It would do us much good when we don’t dwell in the ‘Send Me A Lover’ mindset and chose to do positive things instead.


No comments:

Post a Comment