Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, October 6, 2012

Dede Ita / Lil’ Missy


Gara-gara ganti gaya sisiran dan pake jepit rambut, saya dapat panggilan ‘Dede Ita’. Haduh… macem-macem aja deh.. hehe.

Jadi ceritanya gini, kira-kira sebulan lalu waktu lagi ngaca sehabis mandi dan keramas, iseng-iseng saya sisir rambut saya dengan gaya beda. Biasanya belah tengah. Tapi kali itu saya rubah belah samping kiri.

“Changing hairstyle?” si bule nyengir. Rupanya dia mengamati saya yang sedang mematut-matut diri di depan kaca. Ganti gaya nih?

“Yeah, what do you think?” saya berbalik dan mendekatinya supaya dia bisa melihat lebih jelas. Gimana menurut elu?

“You’re asking me?” dia mesem. Beneran mau tahu pendapat gue?. Yap, dia sudah tahu benar bahwa saya tidak suka dikomentari soal baju, sepatu, rambut dan tas. Bahkan kami sampai punya semacam perjanjian tidak tertulis untuk tidak mengomentari penampilan satu dengan lainnya.

Saya tertawa “let’s forget our MOU (memorandum of understanding) for a moment and tell me if this looks good on me or not”. Lupain dulu sebentar perjanjian kita, kalo kayak  gini bagus ga buat gue?.

“Hmmm…” dengan jari-jarinya dia menyisir rambut saya “it will look much better if it’s not this short”. Lebih bagus lagi kalau rambu elu ga sependek ini.

“I already think I need a haircut” Gue malah mikir sudah waktunya buat potong rambut.  Saya tertawa melihat keningnya langsung berkerut. Saya tahu dia tidak suka kalau saya berambut cepak.

“Oh whatta heck!” dia mengacak-acak rambut saya dengan gemas campur geli “I’m in love with the person and not with the hair”. Ah, sebodo amat! Gue sayang sama orangnya dan bukan sama rambutnya.

“That’s a good boy” saya tertawa geli karena ketika dia mencium saya, jenggot serta kumis kapten Haddocknya itu mengenai muka saya. So, dia tidak suka dengan rambut cepak saya sementara saya tidak tahan dengan ‘hutan belantara’ dipipi dan bibir atasnya itu. Hehe. Yah, masing-masing harus saling pengertian aja deh. Dia tidak bisa menyuruh saya memanjangkan rambut dan saya juga tidak bisa menyuruhnya mencukur habis brewoknya itu.

Tapi sejak hari itu saya merubah gaya sisiran rambut saya. Yang tidak saya duga adalah ternyata banyak juga yang berkomentar.

“Aduh, dede Ita!” seru ibu Rini “pake jepit rambut pula!”

“Ha? Siapa, bu?”

“Dede Ita itu keponakan ibu. Lucu. Suka pake jepit rambut”

Jadilah sejak itu pula saya mendapat nama baru ‘Dede Ita’. Hehehe.

“Somebody is happy this morning” si bule tersenyum sambil melirik saya saat dia mengantarkan saya ke tempat kerja pagi itu “would you mind telling me what has been making you smile so sweet like that?”. Pagi ini ada yang lagi hepi nih. Bilang dong kenapa dari tadi senyum-senyum aja.

Saya pun menceritakan soal ‘Dede Ita’ sambil berpikir apa ya bahasa Inggrisnya buat sebutan ‘Dede Ita’ itu.

“So she calls you Lil’ Missy?” si bule tertawa “well, you are definitely my Lil’ Missy”. Oh, jadi dia manggil kamu si nona kecil?. Yang pasti sih elu itu nona kecilnya gue. Hehe. Yah, ini kan ga pake terjemahan baku. Jadi karena ‘Dede Ita’ yang asli adalah anak kecil, so saya terjemahin jadi ‘gadis kecil’.

Eh, tapi jangan ngebayangin saya kecil mungil lho. Disamping si bule yang bertinggi 185 cm dan berat hampir 80 kg, saya memang jadi kelihatan imut tapi buat ukuran asia, saya tidak mungil dengan tinggi 162 dan berat diatas 67 kg. Chubby gitu loh… hehe.

Mrs. Rini & Mrs. Martha
Anyway, sekarang bukan cuma bu Rini yang manggil saya ‘Dede Ita’. Bu Martha juga. Saya pikir itu menjadi nama panggilan sayang mereka kepada saya. Tapi tahu ga? Saya sendiri pun kadang keceplosan menyebut diri sendiri ‘Dede Ita’ saat sedang ngobrol atau meng-sms mereka. Hehe.

Kemarin si bule menelpon saya (sudah hampir 2 minggu sejak dia balik ke negerinya). Coba tebak bagaimana dia menyapa saya, “Hello, Dede Ita. How’s my ‘Dede Ita’ doing?”

Hehe…

Kayaknya saya harus bikin selametan nih karena punya nama baru.
_________________________________________

It’s all started when I changed my hairstyle and wear hairpin.

About a month ago as I was combing my hair after taking a shower I thought how would I look like if I comb it in different style.

“Changing hairstyle?” my ‘dear’ friend grinned. I didn’t know he was watching.

“Yeah, what do you think?” I turned and came toward him so he could have a clearer look on my hair.

“You’re asking me?” he teased me. He knew it all to well how I dislike to be commented on the way I dress myself, my shoes, my hairstyle and bag. We even have some sort of unwritten agreement about not commenting eachother’s way of style and appearances.

I laughed “let’s forget our MOU (memorandum of understanding) for a moment and tell me if this looks good on me or not”.

“Hmmm…” he combed my hair with his fingers “it will look much better if it’s not this short”.

“I already think I need a haircut” I laughed to see him looked furious. I know he dislike my short hair.

“Oh whatta heck!” he ran his hands through my hair “I’m in love with the person and not with the hair”.

“That’s a good boy” I giggled when his moustache and beard tickled my face as he kissed me (sometimes he reminds me of Captain Haddock from Tintin comic books). So he dislike my short hair while I can’t stand his hairy face. Over the years we learn to have understanding about each other’s appearance.

But eversince that day I changed my hairstyle. Little did I know it would get lots of comment.

“Dede Ita!” exclaimed Mrs. Rini “wearing hairpin too”

“Huh? who?”

“Dede Ita is my niece” she explained “who loves to wear hairpin”

And there, I have got a new nickname. Dede Ita.

“Somebody is happy this morning” my ‘dear’ friend smiled when he drove me to work that morning “would you mind telling what has been making you smile so sweet like that?”.

So I told him about ‘Dede Ita’ as I thought how to translate ‘Dede Ita’ in English.

“So she calls you Lil’ Missy?” he laughed “well, you are definitely my Lil’ Missy”. Well, yeah, because ‘Dede Ita’ is actually a little girl, I translated it as Little Missy.

Anyway, don’t picture me as a small figure woman. Next to him, who is towering at 185 cm (6' 1") and almost weigh 80 kg, I do look small. But to Asian standard I am not petite. I stand 162 cm (5' 3") and weigh more than 67 kg. I’m curvy. Lol.

So Mrs. Rini is no longer the only one who calls me ‘Dede Ita’. Mrs. Martha calls me that too. Heck, I sometimes addressed myself with that nickname when I talk or text them. Lol.

My ‘dear’ friend phoned me yesterday (it’s been 2 weeks already since he went back to his hometown) and guess how he greeted me “hello, Dede Ita. How’s my ‘Dede Ita’ doing?”.

Lol.

I think I must have some sort of a party to celebrate my new name.

No comments:

Post a Comment