Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, October 21, 2012

Out Of The Closet

Closet disini bukan berarti benda yang ada di kamar mandi. Closet adalah lemari pakaian yang dibuat menyatu dengan tembok. Tapi bukan berarti lemari pakaian yang dimasukkan ke tembok. Ini gaya bule. Tidak lazim untuk orang Asia. Sejauh ini saya hanya pernah mendapatinya dibeberapa hotel dan apartemen yang pernah saya inapi.

Out Of The Closet adalah ungkapan yang artinya sesuatu yang tadinya disembunyikan seseorang kini terungkap.

Setiap orang pasti punya hal-hal yang disembunyikan dan dirahasiakan. Anda memilikinya. Saya juga memilikinya. Ini bukan hal yang luar biasa karena sejujur apa pun seorang manusia, tetap saja ada bagian dari dirinya, sifat, kepribadian, perbuatan atau masa lalu yang di rasa tidak pantas, tidak bagus, tidak baik untuk diketahui siapa pun.

Jadi buat saya, memiliki hal-hal yang dirahasiakan adalah sesuatu yang sah-sah saja asalkan masih dalam bentuk yang wajar.

Tapi toh akan ada satu titik dimana seorang manusia akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan rahasia yang dimilikinya. Entah itu secara menyeluruh atau hanya sedikit.

Ini yang terjadi minggu lalu. Saya agak kaget melihat si bule menaruh foto dan tidak lagi karikatur yang menggambarkan dirinya di akun facebooknya. Lebih kaget lagi ketika saya melihat dia mengganti pilihan ‘only me’ ke ‘public’ pada kolom in a relationship with..

“There’s no law that says I can’t do that” katanya nyantai waktu saya menanyakan perubahan itu “look, you are the first one who shared it to the world when you started writing about us on your blog”. Ga ada hukum yang melarang saya untuk tidak melakukannya. Lagian kan kamu yang pertama kali membocorkan tentang hubungan kita lewat tulisan-tulisan kamu di blog.

Yah, dia benar.

“Maybe we should come out. Besides, it is not like we were having an affair” Mungkin kita harus membuka hubungan kita ini. Toh hubungan kita ini bukannya hubungan selingkuh.

“You know the reason why I keep this quiet” jawab saya. Kamu tahu alasan mengapa saya memilih tidak mempublikasikan hubungan kita.

Alasannya sederhana saja; saya tidak mau diperhadapkan pada pertanyaan ‘kapan kalian akan menikah’ kalau saya muncul didampingi oleh seorang laki-laki.

Saya mau menjawab bagaimana kalau ditanya seperti itu?. Apa mau saya jawab sejujur-jujurnya ‘kami tidak berencana untuk menikah’. Wah, di jamin bisa bikin heboh kalau saya memberikan jawaban seperti itu. Hehe.

Saya bisa di anggap gila, aneh atau orang bisa mengira bahwa ini jenis hubungan haram dan saya tidak butuh nasihat, kritikan atau argumentasi dari siapa pun yang merasa dirinya lebih benar, lebih tahu dan lebih suci dari saya atau si bule.

Bagaimana dengan orang tua saya?. Sekali pun saya adalah tipe anak manis yang mengabdi pada orang tua tapi dari awal saya sudah menekankan bahwa hidup pribadi saya adalah milik saya sepenuhnya. Saya tidak mau di dikte oleh mereka. Dulu ya, sewaktu saya masih muda dan belum punya duit sendiri. Tapi sejak saya mulai bekerja dan harus menanggung kehidupan mereka sepenuhnya, saya tidak lagi mau di dikte. Lagi pula saya sudah dewasa sepenuhnya.

Jadi saya tidak akan menikah hanya untuk memuaskan keinginan segelintir orang. Saya tidak mau membahagiakan semua orang tapi mengorbankan kehidupan, keinginan dan kebahagiaan saya.

Yah, tapi kan orang umumnya mana mau repot mengamati dengan cermat supaya bisa memahami dan menerima keputusan, pilihan atau pikiran orang lain secara fair. Paling gampang langsung menarik kesimpulan berdasarkan dari apa yang kelihatan. Jadi itu yang bikin saya enggan mempublikasikan hubungan pribadi saya dengan seorang laki-laki.

Dan untuk hal yang satu ini saya terhitung cukup ahli. Si bule bukan laki-laki pertama yang saya ‘sembunyikan’. Saya sudah melakukan hal ini sejak dari awal tahun 2000. Yang dulu-dulu malah lebih sulit karena mantan-mantan saya itu bekerja di kantor yang sama dengan saya. Ada satu yang kerjanya malah satu ruangan. Tapi dari awal hubungan sampai bubar, tidak ada seorang pun di kantor yang tahu tentang hubungan saya dengan mereka.

Enaknya kalau kita diam-diam saja adalah tidak ada yang meributi hubungan itu dari awal sampai akhir. Buat saya itu bikin hati dan pikiran saya jadi tentram.

Tapi ya resiko pacaran diam-diam begini adalah bisa ada pihak lain yang langsung pe-de-ka-te karena mengira saya atau pacar saya masih sendiri. Ini beberapa kali terjadi. Ketika ada yang naksir dan mendekati saya, pacar saya tentu saja tidak bisa memberikan reaksi karena rahasia kami bisa terbongkar. Begitu pula sebaliknya.

Hal lain yang sulit adalah membangun rasa percaya. Lebih sulit dari pada mereka yang tidak menyembunyikan hubungannya.

Cemburu dan curiga pada dasarnya memang sulit untuk disembunyikan dan dikendalikan.

Untungnya saya kebetulan termasuk tipe orang cuekan sehingga tidak menemukan kesulitan berarti untuk menjinakkan rasa cemburu dan curiga. Tapi ga tau kenapa, lelaki yang tertarik pada saya adalah tipe posesif.

Si bule ini saja sudah berapa kali ‘menuduh’ saya menyembunyikan dia supaya saya dikira orang tidak punya pacar dan karenanya bebas buat berhubungan dengan siapa pun.

Pernah ada periode dimana dia merasa harus mengecek semua kegiatan saya, telpon saya, email saya, teman-teman saya, hingga melacak keberadaan saya melalui GPS. Lalu ketika dia merasa dia tidak bisa ‘mengawasi’ saya, dia minta beberapa temannya untuk memata-matai saya.

Kalau anda pikir itu sudah yang paling luar biasa, hmm.. dia pernah khusus datang jauh-jauh dari negerinya hanya untuk melabrak lelaki yang diketahuinya dengan sengaja mendekati saya. Untungnya tidak sampai terjadi perkelahian fisik. Wih..

Jelas saja saya pusing dan stress jadinya pada waktu itu karena saya bukan orang yang mau dikekang. Hubungan kami sampai nyaris bubar karenanya.

“I just can’t bear it to think the possibility that you meet somebody else and want to  break up with me” katanya sekali waktu. Saya tidak sanggup memikirkan kemungkinan kamu ketemu lelaki lain dan minta putus sama saya.

Buat saya, masing-masing kita punya tanggung jawab moral untuk menjaga kesetiaan pada pasangannya. Karena kita toh tidak bisa mencegah orang untuk tidak jatuh cinta pada diri kita. Sebaliknya, kita juga tidak bisa menjamin bahwa kita tidak akan pernah merasa tertarik pada lawan jenis kita setelah kita punya pasangan.

Jadi ini soal saling percaya.

Mudah mengatakannya. Sulit untuk mempraktekkannya.

So saya yakin itu pastilah alasan utama mengapa si bule semakin terdorong untuk go public tentang hubungannya dengan saya. Kami sebetulnya telah melakukannya bila bersama dengan teman-temannya yang juga orang asing. Perkaranya adalah, orang-orang barat itu tidak bawel bertanya-tanya. Jadi kami bisa terang-terangan menunjukkan diri kami sebagai pasangan.

Namun saya belum sepenuhnya siap mental melakukan hal yang sama di depan orang-orang yang sebangsa dengan saya.

Menceritakan tentang hal-hal yang kami lakukan dan percakapkan serta memejeng fotonya bagi saya sudah merupakan satu langkah berani. Sukurlah sejauh ini tidak ada yang berkomentar. Hehe. Jadi masih aman-aman saja.

“But how long do you plan to lock me inside the closet?” dia bertanya. Tapi sampai berapa lama kamu berencana untuk menyembunyikan saya?

Adakah hal-hal dalam kepribadian, sifat, kebiasaan atau masa lalu kita yang kita sembunyikan?. Berharap supaya tidak seorang pun akan mengetahuinya? Tapi seperti pertanyaan yang diajukan oleh si bule tadi 'sampai kapan?’'. 

Menyembunyikan sesuatu bukanlah hal yang sederhana, tidak mudah dilakukan dan sama sekali tidak menentramkan hati.
__________________________________


A wardrobe is sometimes referred as closet when it is built inside the wall. Something that unusuall to have in Asian houses. I just find it in the apartments and hotels that I stayed in.

Out of the closet is an idiom which means a secret is being revealed.

Everyone of us have things that we hide. We all have secrets. I have it. You have it. So for me it is nothing out of the ordinary because we all think there are things in our lives, characters, personalities, habits or past that should better be kept to ourselves as these things maybe too personal, too unpropriate or to embarrassing for others to know.

But there would be one point when someone thinks the secret can no longer be hidden so the truth is out thoroughly or part by part.

Peekaboo.. :)
That what happened last week. I was surprised to see my ‘dear’ friend put his photo and replaced the old image he has been used as his facebook photo profile. It surprised me more when I saw he has changed the preference ‘only me’ to ‘public’ on the ‘in a relationship with..’ column.

“There’s no law that says I can’t do that” that was his calm answer me when I asked about it “look, you are the first one who shared it to the world when you started write about us on your blog”.

Yes, he is right.

“Maybe we should come out. Besides, it is not like we were having an affair”

“You know the reason why I keep this quiet”

It is simple; I don’t want to be asked ‘when are the two of you going to get married?’ if people see me with him.

What would be my answer to that question? Would I give true answer that ‘marriage is not our option’. I would create a big controversy if I give such answer. Lol.

People in this country would think I am so insane, weird or they might think we are having a forbidden relationship. And I don’t need any advice, critic or argument from anybody who thinks he or she is a righteous person, knows it better or holier than me or my ‘dear’ friend.

How about my parents? Eventhough I am considered as a devoted child to them but I have told them that my private life is my own business. I don’t want them to tell me what I should or shouldn’t do. They could do that when I was young and haven’t made my own money but it no longer works like that especially after I have to support them financially. Besides, I am an adult. I am not an underage person.

I certainly am not marrying anyone to please them but sacrificing my own life, happiness and wishes.

But what do people care about it? Would they give more time to look deeper to understand and accept one’s decision, option or mind fairly?. What usually happens is the easiest way is just to make one sided conclusion. That is what make me hesitate to let people know who I am seeing or dating.

I am actually good in hiding the guys I am seeing or dating. My ‘dear’ friend is not the first one. I have been doing this early in the 2000s. It was even trickier because my former boyfriends worked in the same company, even worked in the same room with me. But from the start to the end, nobody knew I had romance with them.

That’s the best part of keeping a relationship in private.

But it has a risk. Since nobody knows about it, they think I am single and any men can make an approach on me right before my partner’s eyes and there is nothing he can do about it or he blows up our secret.

Building a mutual trust is therefore difficult. Harder than any couples who don’t keep their romance in private.

Jealousy and suspicion are basically difficult to hide and to control.

Lucky for me to have an easy going personality so it makes it easier for me to tame my jealousy and suspicion. But I don’t know why the guys who are attracted to me are the possessive type.

My ‘dear’ friend, for example, has questioned my intention about keeping our relationship in private. He thinks I do that because I want people to think I were single and so I can date other men.

There were times when he felt he had to check my activities, my calls, my emails, my friends up to find my location using GPS. Then when he thought he couldn’t keep an eye on me, he turned to his friends to ‘spy’ on me.

If you think that’s outrage, hmm.., it happened when he deliberately came to this country only to confront the man whom he found out made an approachment on me. Glad there was no fight.

However it gave me the headache and stress because I dislike to be controlled. We nearly broke up because of that.

“I just can’t bear it to think the possibility that you meet somebody else and want to  break up with me” he confided his fears.

I personaly think each of us have moral responsibility toward our partner to keep our fidelity because we can’t stop people from falling in love to us nor can we guarantee we will never fall in love to other people.

This is about trust.

Easy to say. Hard to do.

I am certain it is the main reason why my ‘dear’ friend has been pressing me to make our relationship go public. We actually have done it when we are among his friends, who happens to be also a westerner like himself. And the westerners don’t noisly asked us  ‘when are the two of you going to get married?’ so we can clearly act like a couple.

I am still reluctant to do so infront of my own fellow countrymen.

Writing about the things we did and talked are two big things that I finally got the nerve to do. I am glad nobody said a thing about us. Lucky me. Lol.

“But how long do you plan to lock me inside the closet?” asked my ‘dear’ friend.

Is there something or things in your personality, character, habit or past that you hide?. Hoping that no one would find out. But like my ‘dear’ friend’s troubling but yet true question ‘until when?’.

It is not a simple and easy thing to hide something. It surely not bring any peace of mind either.

No comments:

Post a Comment