Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, May 31, 2012

Kerja, Makan dan Hidup / Work, Eat and Live

“Kerja untuk hidup atau untuk makan?” tanya teman saya beberapa waktu lalu.

“Tentu saja untuk makan” jawab saya.

“Jadi bukan untuk hidup?”

Saya ingat saya menatapnya dengan keheranan. Saya sudah bekerja dari tahun 1994. Saya bahkan belum genap berusia 23 pada waktu itu. 18 tahun berlalu dan saya tidak pernah merepotkan diri dengan pertanyaan saya bekerja untuk hidup atau untuk makan.


Saya bekerja. Saya mendapatkan uang. Saya bisa makan. Sederhana saja.

Tapi kalau ditanya kenapa saya tidak menjawab kerja untuk hidup, saya akan balik bertanya, bukankah ada banyak orang yang tidak bekerja tapi bisa tetap hidup? Misalnya saja orang sakit parah, orang pensiunan, para lansia, bahkan di negara-negara barat, pengangguran pun bisa hidup karena biaya hidup mereka ditanggung oleh pemerintah.

Jaman sekarang lebih banyak orang bekerja supaya bisa makan. Kalau mereka tidak bekerja, mereka tidak punya uang untuk membeli makanan. Hidup tidak memberi mereka pilihan untuk berpikir untuk apa mereka bekerja.

Saya tidak tahu anda bekerja untuk diri sendiri atau menanggung orang lain. Saya tidak tahu apakah penghasilan anda berlebih atau hanya cukup untuk makan 1 hari atau 1 minggu, tapi yang pasti kita sama-sama tahu bahwa bekerja adalah mutlak diperlukan untuk menyediakan makanan diatas meja dan untuk membayar tagihan-tagihan. Kita menjalani apa yang kita tahu harus kita jalani, sekalipun itu berat dan tidak menyenangkan.

Pernah nonton filmnya Julia Roberts ‘Eat, Pray and Love’?.

Seorang yang jenuh dengan kehidupan mulai mempertanyakan apa arti kehidupan. Dia berhenti dari pekerjaannya dan pergi ke beberapa negara untuk mencari jati diri dan arti kehidupan.

Saya pikir dia pastilah tidak punya tanggung jawab untuk menghidupi siapa pun dan juga pasti memiliki tabungan, saham atau deposito cukup banyak yang menjamin dirinya tidak akan kelaparan selama melakukan perjalanan itu. Hehe. Enak betul ya kalau kita semua bisa seperti itu.

Film itu lebih menggambarkan keinginan saya. Kabur. Lepas dari tanggung jawab. Bebas. Merdeka sepenuhnya. Tidak peduli dengan ‘Kerja, Makan dan Hidup’ tapi hanya menikmati setiap detik dari hari yang ada, mensyukurinya dan menjalaninya tanpa banyak pemikiran atau pertimbangan.

I just wanna ‘Eat, Pray and Love’..

Mensyukuri, menikmati dan berpetualang dengan makanan-minuman apa pun.

Menyegarkan dan memperbaharui sisi kerohaniaan saya yang akhir-akhir ini terasa compang camping dan gersang.

Mencintai dan dicintai. Dulu saya menemukan cinta dalam diri anak-anak didik saya. Ketika saya berhenti bekerja sebagai guru, saya kehilangan cinta itu. Sebagian besarnya. Cinta dari orang dewasa tidak memuaskan batin saya. Cinta orang dewasa dapat berubah dan tidak tulus murni.
___________________________________________

“Is it work to live or work to provide meals?” asked a friend of mine.

“For the last reason” was my reply.

“So it is not for living?”

I remember how I stared at him. Confused. I have worked since 1994 when I haven’t turned 23. 18 years have passed and I never bothered myself with such questions.

I work. I get paid. I can eat. As simple as that.

If asked why I didn’t say work to live, I’d say there are people who do not work but can live. Take elderly people for example, who live on their pension or in a home. Or people with terminal illness or disabled people. Even jobless people can live because they get financial support from the government.

The fact is people work so they can bring food home these days. They don’t have much option. Life does not give it to them so they do not give too much thought on why do they work.

I don’t know if you work for yourself or to support other people, or if you earn a lot or is it only enough for a day or a week, but one thing for sure we all work so there are food at home and we can pay our bills. It is the main reason why we go to work everyday no matter how hard it is.

Have you seen Julia Robert’s movie “Eat, Pray and Love’?


Someone who is tired of work and life went a broad on a quest to find answers.

I think she must be a person who does not work to support other people but herself, that she must have lots of saving or stocks so she wouldn’t have to worry about money when she was on the journey. Yeah.. so I bet it would be our wishes too, right?

The movie describes my wish. To get away. Run away. Fred from responsibility to make money, to work for other people. Thoughtless about ‘work, eat and live’ and just enjoy every second life brings on daily basis and feeling grateful for it.

I just wanna ‘Eat, Pray and Love’..

Thanking, enjoy and taking culinary adventure.

Refreshing and renewing my spiritual life that lately has gone dry.

To love and be loved. I found love in my students. But then I quitted my work as kindergarten teacher and I soon discovered I lost most of that love. Grown-ups’ love do not satisfied me. Their love does not last long and it is not sincere.

No comments:

Post a Comment