Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, April 26, 2013

I’m Alive

24 jam pertama ketika menstruasi saya akhirnya berhenti pada hari Selasa, 23 April, terasa bagaikan suatu yang luar biasa.

The first 24 hours when my menstruation stopped on Tuesday, 23rd April, it felt so amazing.

Saya belum sepenuhnya percaya sehingga pembalut masih saya pakai karena selama 8 bulan menstruasi saya tiba-tiba volumenya menjadi sangat banyak, sebagai perbandingan, sebelum September 2012 saya hanya berganti pembalut paling banyak 2 kali sehari sementara setelah September 2012, saya bisa berganti pembalut 5-10 kali sehari.

I haven’t completely believed it really stopped so I still wore my sanitary napkin on that day because for 8 months the volume of my menstruation increased drastically. In comparison, before September 2012 I changed sanitary napkin twice a day. After September 2012, I could change it 5-10 times a day.

Sebelum September 2012, pembalut yang saya pakai tidak pernah sampai terisi penuh dengan darah dari ujung atas sampai ujung bawah. Apalagi sampai tembus. Tapi setelah September 2012, setiap kali saya mengganti pembalut, warnanya sudah merah dari atas sampai bawah dan berat karena penuh terisi darah.

Before September 2012 blood never filled the sanitary napkin from top to bottom. Never leaked. But starting September 2012 it was all red and heavy as it was full with blood.

Yang namanya sampai tembus… wah, pernah terjadi di kantor, di dalam angkot, saat tidur dan yang terakhir terjadi saat sedang di ruang tunggu dokter kandungan RS PMI pada Selasa, 16 April.. tiba-tiba darah menetes ketika saya bangkit berdiri… haha… anda pasti bergidik membayangkannya.., apalagi saya yang mengalaminya..

Leakage?.. it happened in the office, in public transportation, on my bed and the last happened in the gynecologist waiting room at PMI hospital on Tuesday, 16th April. Blood dripped when I got up.. it would raise the hair on the back of your neck.. but it really happened to me..

Rasa senewen selalu membayangi karena takut kursi atau tempat tidur  yang saya duduki tiba-tiba sudah bernoda darah. Sekalipun saya sudah memakai pembalut berukuran 29 cm dan kemudian 35 cm tapi tetap saja rasa was-was itu ada.

I constantly worried over the chair or bed would be stained by blood. Even after with 29 cm long sanitary napkin and later to 35 cm long, I still felt uneasy.

Jadi selama 8 bulan itu tanpa sadar saya mengembangkan suatu kebiasaan untuk buru-buru memperhatikan tempat duduk yang saya duduki setelah saya berdiri, melompat berdiri ketika merasa ada yang mengalir keluar dari dalam vagina dan bangun dari tempat tidur langsung berdiri karena takut kalau saya duduk dulu ada kemungkinan pembalut sudah penuh dan tembus, hal itu terjadi beberapa kali sehingga akhirnya saya melapisi tempat tidur dengan kain… yah, jadi kayak anak bayi yang tukang ngompol aja… hehe..

In the past 8 months I unconsciously developed a habit to check on the chair after I got up, to quickly stood up when I felt something dripped from my vagina and to stand up once I woke up for fearing I would stain the bed if I didn’t get up quickly. It did happen few times so I put a cover on my bed.. and I felt like a baby who peed on her bed. Lol..

Alasan lain mengapa saya masih juga memakai pembalut pada hari Selasa, 23 April itu karena dalam pengalaman selama 8 bulan (sejak September 2012), menstruasi tidak pernah benar-benar stop. Bisa saja dia berhenti tapi beberapa menit atau jam kemudian kembali mengalir. Sudah beberapa kali saya tertipu jadi pada hari itu saya belum sepenuhnya percaya dia memang sudah benar-benar total berhenti.

Another reason why I still had my sanitary napkin on Tuesday, 23rd April is because for 8 months (since September 2012) my menstruation never really stopped. It stopped for only few minutes or few hours. I have been fooled to think it had stopped so I didn’t believe it really stopped on that day.


Menstruasi sebetulnya adalah suatu proses alami yang dialami oleh setiap wanita. Organ wanita dilengkapi dengan rahim dan dua indung telur. Indung telur menghasilkan sel telur yang mengalir ke dalam rahim. Rahim secara otomatis akan mempersiapkan diri dengan menebalkan dindingnya. Bila wanita itu tidak berhubungan badan dengan laki-laki atau memakai alat kontrasepsi yang mencegah masuknya sperma ke dalam rahim dan bertemu dengan sel telur maka sel telur dan lapisan dinding rahim akan dibuang. Bentuknya adalah darah menstruasi. Proses ini terjadi 28 hari sekali. Kadang tidak sampai 28 hari, kadang melebihi 28 hari karena faktor hormon, stress, sakit atau keletihan.

Menstruation is actually a natural process because every woman has one uterus and two ovaries. Ovaries produce eggs and they are sent to the uterus. Uterus prepares itself by thickening its wall. If the woman doesn’t have sex with any man or she uses contraception to prevent sperm to get inside the uterus and meeting the eggs, the layers in the uterus wall and the eggs will automatically be shed away and out they came in the form of menstrual blood. This happens every 28 days. Sometimes it is less than 28 days, sometimes it is more than 28 days because of hormone, stress, sickness or physical weariness.

Saya mendapat menstruasi pertama kali pada usia 15 tahun. Sebelum usia 20 tahun, siklusnya masih kacau, kadang hanya 5 hari, kadang seminggu. Selain itu menstruasi masih disertai dengan rasa sakit, pegal di pinggang dan pinggul. Volumenya juga agak banyak.

I had my menstruation when I was 15 years old. The cycle was not stable before I turned 20. It went for 5 days, other time it would go for a week. It also gave me pain, stiffness in the hip. High in volume too.

Tapi diatas usia 25 tahun, siklus berubah. Lama menstruasi hanya 3 hari, jumlah sedikit dan jarang disertai dengan rasa sakit.

Its cycle changed after I got older. It went for only 3 days, less in volume and rarely felt any pain.

Diatas usia 30 tahun, menstruasi bahkan hanya berlangsung selama 2 hari, tidak ada rasa sakit lagi. Ini membuat saya merasa nyaman karena ini saya nilai cocok dengan tipe kepribadian saya yang tomboy, tidak sabaran, tidak terlalu becus mengurus diri sendiri dan kemudian bekerja sebagai guru TK yang mengharuskan saya banyak bergerak dan jarang duduk, kemudian semakin usia bertambah malah semakin sering jalan.

After 30, it even went for just 2 days and no more pain. I found this suited my tomboy, impatient, lousy self caretaker characters and also my profession as kindergarten teacher that made me had to move around, less time spent to sit down and as I get older I find myself making more travelling than when I was younger.

Saya kira memasuki usia 40 tahun akan membuat siklus menstruasi itu semakin stabil. Eh, yang terjadi malah sebaliknya. Tanpa tanda-tanda peringatan apa pun tiba-tiba saja mulai September 2012 dia berubah menjadi agresif seperti itu.

I thought it would get more stable as I reached 40. I was not prepared to face the contradiction. Without any warning it raged aggressively since September 2012.

Untungnya tidak disertai dengan rasa sakit sehingga walaupun beberapa kali diserang dengan rasa pusing, berkunang-kunang, hampir pingsan dan rasa lemas yang berkesinambungan. Semua itu membuat aktivitas saya tidak terlalu terganggu. Orang-orang disekitar saya tidak ada yang tahu kalau selama 8 bulan ini saya sebetulnya membawa badan yang tidak sehat. Banyak yang kaget ketika akhirnya saya ambruk pada hari Selasa, 16 April dan penyakit saya terungkap.

Luckily I didn’t feel any pain despite the dizzy, nearly fainted few times and having fatigue constantly. That is why I could do my activities like a normal person and no one knew something was wrong inside my body. Many were surprised when my condition got worsened on Tuesday, 16th April and it revealed what I have been dealing for 8 months.

Hari Kamis, 25 April ini menandai lebih dari 72 jam menstruasi berhenti total.

This Thursday, 25th April marked my menstruation has totally stopped for more than 72 hours.

Bagaimana rasanya?

How does it feel?

Oh, bagaikan mimpi yang selama 8 bulan tidak berani saya mimpikan. Kekuatan saya kembali, tidak ada rasa lemas, tidak ada pusing, berkunang-kunang, lepas dari pembalut, tidak lagi melihat darah memenuhi kloset ketika saya buang air kecil dan setiap malam saya dapat tidur tanpa merasa cemas darah akan menodai seprei tempat tidur saya.

It feels like the dream I dared not dream for 8 months. I regain my strength, no more fatigue, dizzy gone, no more sanitary napkin, don’t have to see blood fill the water closed when I pee and free of anxieties of me staining my bedsheet with blood.

Saya merasa kehidupan itu kembali kepada saya setelah selama 8 bulan saya merasa hidup bagaikan zombie, mayat hidup yang berjalan, bekerja dan bicara.

Life returns to me after living like a zombie, a dead person walked around, worked and talked.

Saya masih harus berjuang menghadapi hidup yang tidak secara otomatis ikut menjadi serba mudah. Tabungan saya habis untuk biaya berobat, saya berhutang pada beberapa orang untuk membiayai ongkos berobat saya (dokter, USG dan obat totalnya hampir 800 ribu dan saya dua kali berobat serta dua kali menebus obat), dengan gaji sebulan hanya 1,5 juta entah bagaimana kami bisa melunasi hutang itu dan sementara itu hubungan saya dengan Andre sedang mengalami krisis.

I still have to deal with life as it is not automatically go easy on me. Gone is my saving to pay gynecologist, USG and medicine bills (total 800 thousand, multiply it with two because I went to the gynecologist twice, had USG twice and bought same medicine twice). I had to borrow money and with salary of 1,5 millions a month I have no idea how I can pay it all and in the meantime, my relationship with Andre is put on hold. 

Saya tidak mau berpikir. Saya takut saya stress. Saya tidak mau hormon yang sudah jinak itu kembali mengamuk dan menstruasi itu kembali menggila.

I don’t want to think. I am afraid I would get stress. I don’t want those tamed hormones go wild and triggers the menstruation to return.

Kehidupan baru saja kembali kepada saya.

I just got my life back.

Ginekolog di RS PMI memberikan 3 kemungkinan penyebab menstruasi saya demikian banyak dan berlangsung nyaris tanpa henti. Jantung saya serasa berhenti berdetak ketika mendengarnya; Hormon, miom/tumor, kanker rahim.

Gynecologist at PMI hospital gave me 3 possibilities on what caused my menstruation got unstoppable for 8 months. It stopped my heart when heard it might be hormone, myoma or cancer.

Ginekolog yang saya temui pada bulan November 2012 memberi prediksi kemungkinan penyebabnya hormon atau gejala pra-menopause.

The first gynecologist I went to see in November 2012 said it would be hormone or pre-menopause.

Tidak mudah bagi saya untuk menerima bahwa di usia 41 tahun saya menghadapi 4 kemungkinan sesuatu sedang terjadi atau berada dalam tubuh saya. 4 kemungkinan; Pra-menopause, hormon, miom/tumor, kanker rahim.

It was not easy for me to accept that at 41 one of these 4 possibilites; pre-menopause, hormone, myoma or cancer, as the cause of this thing that raging inside my body.

Ada begitu banyak cita-cita, keinginan, rencana dan harapan dalam diri saya. Sebagian besar belum terwujud dan 4 kemungkinan itu menciutkan hati saya ketika saya bertanya-tanya apakah saya bisa cukup kuat, cukup sehat dan cukup panjang umur untuk bisa melihat semua itu terwujud. Ketika itu rasanya kehidupan seperti berada di ujung tanduk. Kehidupan seperti akan direnggut dengan paksa dari diri saya.

There are many dreams, wishes, plans and hopes I have that mostly have not come to pass and those 4 things discouraged me when I asked myself if I would be strong enough, healthy enough and live long enough to see my dreams, wishes, plans and hopes come to pass. Life seemed reached its final term. Life looked as if it would be taken away from me by force.

Tapi ternyata hanya hormon penyebabnya dan itu pun sudah berhasil diatasi oleh obat.

But it was actually caused by hormones and they are cured by the medication.

Kehidupan baru saja kembali kepada saya.

I just got my life back.

I’m alive.. saya hidup.. itu yang penting..

I’m alive… what can be more important than that?

No comments:

Post a Comment