Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, September 10, 2012

Taking a Break


Terjemahan bebas dalam bahasa Indonesianya berarti berhenti sejenak dari suatu kegiatan.

Banyak dari kita yang tidak bisa berhenti. Kita seperti tidak mau berhenti. Kadang seakan waktu 24 jam itu tidak cukup. Tangan, kaki, pikiran dan mulut seperti tidak mengenal kata diam. Kadang sikon yang membuat, memaksa, kita untuk tidak bisa berhenti beraktivitas.

Momen taking a break bagi saya sudah mulai sebelum saya dan teman bule saya berangkat berlibur. Bahkan sebetulnya setiap kali kami akan pergi bersama, saya sudah dibebas tugaskan dari beban apa pun.

Yuk jalan kata si bule.

Kemana?

Setiap kali dia menyebutkan nama suatu tempat, secara otomatis saya akan bertanya,

Tahu jalan ke sana? atau gimana kita jalan ke sana?

Tenang katanya serahin aja ke gue.

Bahkan ketika kami pergi ke tempat yang mengharuskan kami untuk kasak kusuk mencari informasi, bukan saya yang maju duluan. Dia dengan pede maju mencari bagian informasi.  Kalau tidak ada, tanpa ragu dia mencari satpam, pelayan atau siapa saja untuk ditanyai. Padahal bahasa Indonesianya berantakan.

Dia tidak pernah berkelakuan seperti tuan besar atau anak manja yang berdiri dibelakang saya karena tidak mau repot ngurus ini itu atau karena terlalu kolokan.

Buat saya ini betul-betul momen taking a break karena terbiasa di tempat kerja harus mengurusi dari hal sederhana sampai yang rumit, hal-hal yang membawa pujian atau menerima getah menjadi kambing hitam, mengurusi dari manusia yang termuda sampai tertua.. hehe..

Aduh, enaknya sekali-sekali bisa dibebaskan dari tanggung jawab.

Nah, kalau pun si bule mentok di urusan bahasa maka dia akan menatap saya dan bertanya apa artinya atau mencari tahu bagaimana pengucapan suatu kata atau pertanyaan dalam bahasa Indonesia. Untuk kemudian dia kembali pada percakapannya dengan orang yang sedang ditanyainya. Dia tidak serta merta lepas tangan dan menyerahkannya kepada saya. Sudah empat tahun saya mengenalnya dan dia tidak pernah berubah dalam hal yang satu ini.

Sikon memaksa saya harus jadi manusia yang kokoh, tegar dan mandiri. Hanya di rumah, bersama orang tua, saya bisa sedikit menanggalkan kegagahan saya.

Tapi di luar rumah, dengan orang luar, betapa pun dekat dan akrabnya saya dengan mereka, saya tetap harus tampil sebagai manusia yang gagah perkasa.

Padahal sama seperti manusia mana pun, saya punya sisi lemah. Sisi yang saya tutupi tentunya. Tidak jarang saya harus bersandiwara demi menutupinya. Dalam artian kadang saya bisa tertawa, bercanda atau bersikap stay cool tepat di saat hati saya sedang geram, gelisah, sedih atau kecewa.


Jadi bagi saya momen taking a break tidak berarti mengambil cuti dan pergi berlibur. Taking a break bagi saya adalah saat dimana saya dapat menjadi diri saya seutuhnya. Dan saya sangat menghargai orang-orang yang bisa membiarkan diri saya menjadi diri saya seasli-aslinya.
_____________________________________

It means stop doing any activities.

Most of us can’t stop. We seem unable to find a way to have a break. It even seems that 24 hours is not enough. It looks like our hands, feet, mind and mouth are always on the move, always mobile. Well, sometimes situation makes (forces) us to be that way.

My taking a break moment has started long before me and this special friend of mine went on our vacation. Infact he freed me from any task or responsibility everytime we are together.

“Let’s go out” he would ask me out.

“Where to?”

And everytime he named a place, my reaction would be asking these questions;

“Do you know how to get there?” or “how are we gonna get there?”

“Relax” that is his answer “leave it to me”

Even when we go to a complete foreign place that forces us to ask for information or direction, it is never be me who comes forward. He confidently steps forward to find information or find security, waiter or anybody to ask for information or direction. He is doing that though he doesn’t speak Indonesian well enough.

He never acts like a landlord or a spoiled kid who stands behind me, refusing to do it himself.

This is truly my taking a break moment since I am used to act like an all around kind a guy at work. Taking care from simple things to the most complicated, things that give me credits or being a scapegoat, taking care the youngest to the oldest.. yep, lol..

It feels sooo good to be fred from responsibility.

Even when language becomes the barrier, he would only take like a second to turn to me to ask the words he doesn’t understand or how to say the words correctly before he returned to the person he talks to. He doesn’t leave it to me to take over the matter. He doesn’t wash his hands off the case. And I have known him for four years to know that he always be this way.

Situation has forced me to be tough, strong, reliable and independent. Only at home, with my parents, that I could take it off me, a little bit.

But once I leave the house, I have to appear to wear them again. Even when I am with the people whom I have known for a long time and have been closed, I still have to appear to be strong, tough and independent.

The truth is I have weaknesses just like any other human being. The side that I hide. I even have to disguise my anger, sadness, disappointment under my laugh, jokes and stay cool attitude.

My taking a break moment is not about taking a leave and go on a vacation. My taking a break moment is when I can completely be myself. And I appreciate the people who allow me to be that person.

No comments:

Post a Comment