Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, July 13, 2016

A Friendship to Cherish

Karena sepanjang Juni tema postingan saya adalah tentang blogging jadi ada banyak hal di bulan Mei dan Juni itu sendiri yang belum ditulis. Jadi itu sebabnya postingan di bulan Juli ini temanya adalah postingan yang terlambat diposting.

Since I made blogging as the theme in June so there are things in May and June itself that have not yet written. It is why the theme for July is belated post.

*  *  *  *  *

Juni tahun ini menandai persis setahun Doggie, anjing merangkap sahabat saya di rumah, meninggal. It’s Been a Year adalah postingan saya untuk mengenangnya.

June marked a year since Doggie, my dog and my bestfriend at home, passed away. It’s Been a Year post is the remembrance of him.

Sebelumnya di bulan Mei seorang sahabat saya yang lain meninggalkan saya. Jadi postingan ini khusus untuk sahabat saya itu, oh, by the way, dia masih hidup kok.. hehe.. saya menulis ini buat mahluk paling nyebelin tapi yang juga paling ngangenin itu.. haha..

April 2015
Before that in May another bestfriend left me. So this post is dedicated for her, oh, by the way, she’s very much alive.. lol.. I write this for that most annoying yet greatly missed creature.. lol..

*  *  *  *  *

So, saya bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa memilih tapi hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke dalam hati saya.

So, I socialize and make friends with anyone, I am not picky on that, but only certain people can get inside my heart.

Persahabatan itu perkara cocok-cocokan sih soalnya. Tidak direncanakan. Tidak dipilih kayak model milih baju. Tiba-tiba saja nyambung dan buat saya yang paling penting adalah perasaan saya bilang orang ini oke karena intuisi saya jarang meleset.

Bestfriendship is a click thing. It is unplanned. It is not like choosing a dress. It is something that just click, y'know, connected and for me the most important thing is my feeling says this person is okay because my intuition is usually right.

Satu hal penting lainnya yang bisa bikin persahabatan saya langgeng adalah jangan buat saya sakit hati.

Another important thing that can make my bestfriendship last long is don’t give me heartache.

Dalam pergaulan saya ini orang yang nyantai, easy going, ga nuntut orang-orang disekitar saya harus bisa menerima, memahami dan mengikuti maunya saya. Biar pun mereka itu bikin saya puyeng dan mengeluh panjang pendek ketika menghadapi kelemahan dan kekurangan mereka tapi saya tidak akan semudah itu mendepak mereka.

I am an easy going, undemanding person when it comes to sozializing. I don’t demand people around me to accept and understand me nor to do things my way. I won’t kick them away that easy though they give me headache and make me grumble over their weaknesses and flaws.  

Asal jangan bikin saya sakit hati.

But don’t give me heartache.

Karena kalau saya sudah sakit hati, saya akan menutup hati saya sepenuhnya terhadap orang yang melukai hati saya. Mau berpapasan pun, saya akan bersikap seperti saya tidak mengenalnya. Saya anggap dia tidak pernah ada dalam hidup saya.

Because once I have been hurt, I will close my heart completely toward the person who hurt me. When I pass that person, I will act like I don’t know him/her. For me he/she has never exist in my life.

Untuk mereka yang masih ada kaitan pekerjaan dengan saya, yah, komunikasi dan kontak sebatas kerja saja. Perasaan saya beku. Keramahan dan sopan santun saya adalah sandiwara satu babak.

For those whom I still related to through work, well, communication and contact are made for work only. My feelings is just numb. My hospitality and good manner are nothing but a pretentious act.

Kalau saya sampai setega itu memperlakukan seseorang, itu artinya orang itu sudah amat sangat keterlaluan melukai hati saya. Tapi bukan berarti ke semua orang yang bikin saya kesal, marah, susah atau sakit hati akan saya perlakukan seperti itu. Saya punya batas toleransi dong.

If I can treat somebody like that, it means that person has so very much hurt me. However, I don’t treat everybody who has upset, angered, troubled or hurt me like that. I have my tolerance limit.

Bagi mereka yang masuk ke dalam hati saya sebagai sahabat sejiwa, saya menyayangi mereka setulus-tulusnya serta menerima segala kelemahan, kekurangan dan ketidaksempurnaan mereka.

To those who get their way into my heart, they are my soulmate friends, I love them sincerely, accept their weaknesses, flaws and imperfection.

Yang seorang ini adalah satu dari mereka.

December 2014
This one person is among them.

*  *  *  *  *

Kami bekerja sama, kami mengobrol, kami bertengkar, kami bercanda, kami curhat, kami saling menjahili, kami jalan-jalan, kami terlibat dalam pelayanan..

We worked together, we chatted, we quarreled, we joked, we unburdened to each other, we teased, we traveled, we involved in fellowship..

Selama setahun..

For a year..

Dari yang awalnya masing-masing cemas membayangkan seperti apa nantinya hubungan kami.. ternyata selama setahun itu kami menjadi sahabat.

At the beginning each of us worried when we imagined what it would our relationship be like.. it turned out we have become bestfriends for a year.

Padahal kami punya banyak perbedaan.

Where in fact we have lots of differences.

Tapi persahabatan adalah tentang saling menerima, saling memahami dan saling mengisi.


But bestfriendship is about accepting, understand and fulfilling each other.

Serta faktor penentunya; di dalam diri satu dan lainnya tidak terdapat niat-niat tersembunyi yang tidak baik.

Along with the main key, which is; there are no bad hidden intentions in each other’s heart.

Saya biasanya punya ikatan batin dengan orang-orang yang memiliki hati yang sama dengan saya; tulus dan naif.

I usually are connected by heart with people whose hearts are same with mine, sincere and naive.

Itulah yang ada dalam diri Dessy.

It is what Dessy has in her.

*  *  *  *  *
Bogor - Ambon - Malang

Tiga kota. Dua orang sahabat.

Three towns. Two bestfriends.

Bogor

Setahun Dessy tugas praktek di Bogor. Bertemulah kami. Bersahabatlah kami.

Dessy spent a year of her study assignment in Bogor. We met. We became friends.

Kalau dilihat dari umur, dia lebih cocok jadi anak saya. Jarak dua puluh satu tahun membuat kami berbeda generasi sehingga harusnya jadi berbeda dalam selera musik, film dan pola pikir.

Seeing from age, she’s more likely to be my daughter. Twenty one years of age gap makes us come from different generation that should make us have different taste in music, movies and way of thinking.

Tapi kenyataannya tidak. Mungkin juga karena saya belum menikah dan tidak berkeluarga sehingga saya tidak bergaya emak-emak.. hehe.. saya bisa masuk saja dengan gaya anak mudanya sehingga perbedaan dua puluh satu tahun itu jadi tidak ada artinya.

November 2014
In reality it doesn’t matter. Maybe it’s because I am not married and have no children so I don’t behave like a mother to her.. haha.. I can fit in her style it makes these twenty one years meaningless.

Kalau sudah bercanda kami bisa sama gilanya dan kalau sedang diskusi, saya tidak merasa berhadapan dengan anak muda yang tidak bisa mengimbangi jalan pikiran atau pemahaman saya.

We could be as crazy as two silly kids when we were joking and when we had discussion, I didn’t feel I faced a young person who couldn’t meet my way of thinking or my understanding.

Perbedaan yang terasa hanya pada sifat. Dia bawel, saya pendiam. Dia kalem, saya pemarah. Dia tidak sabaran, saya santai. Dia tukang protes, saya cuek.

The differences are only on characters. She is noisy, I am quiet. She is calm, I am short tempered. She is impatience, I go easy. She is full of protest, I applied my not giving-a-damn attitude.

Setahun kami bergaul, bertemu setiap hari dan kalau kami bisa sejalan itu bukan sandiwara satu babak. Itu bukan karena terpaksa.


For a year we were together, we met everyday and if we could go along then it wasn’t pretentious. It wasn’t because of something that we had to do.

Ada kemurnian dan ketulusan dalam hati kami.

There are purity and sincerity in our hearts.

Pengalaman membuktikan hubungan saya tidak akan bertahan dengan orang yang dari awal memang tidak mempunyai dua unsur itu dalam hatinya. Cepat atau lambat yang tidak murni dan tulus itu akan keluar dan menghancurkan hubungan kekawanan atau bahkan hubungan cinta mereka dengan saya.

Experience have shown me how my relationship with people who don’t have those two things in their hearts can’t last. Sooner or later the impurity and insincerity would come out and destroy their friendship or intimate relationship with me.

Ambon

Saya bukan orang yang percaya pada cinta pada pandangan pertama tapi ketika melihat jejeran kepulauan Ambon dari atas pesawat, saya tahu saya langsung jatuh cinta pada Ambon.

Sunrise on the plane. Approaching Ambon. May 2015.
I don’t believe in love at first sight but when I saw the islands of Ambon from the plane, I knew I instantly fell in love with Ambon.

Couldn't wait for the plane to land.
Saya telah mengunjungi banyak tempat tapi Ambon adalah yang terbagus dari semuanya.

I have visited many place but Ambon is the prettiest of all.

Masa tugas Dessy berakhir dan karena dia dapat libur sebulan dari kampusnya, dia memutuskan untuk pulang ke kampungnya di Ambon.

Dessy’s assignment was over and since she got a month off before she returned to her campuss, she decided to go back to her hometown in Ambon.

Saya? Saya adalah sahabatnya yang punya pemikiran sulit dimengerti oleh orang lain dan yang selamanya selalu mengikuti dorongan hati.

Me? I am her bestfriend who has a mind that hard to understand by others and who always follow what my heart urges.

Ketika mendengar dia bercerita tentang Ambon, munculah kegilaan dalam hati dan pikiran saya; saya kepingin ke Ambon, saya harus lihat Ambon, saya harus sampai ke sana.


When I heard her talked about Ambon, the madness of my mind said; I want to go to Ambon, I must see Ambon, I have to go there.

Saya hitung-hitung uang celengan saya. Cukup atau tidak, pasti cukup untuk membiayai semua ongkos.

I checked my piggy bank saving. Whether it would be enough or not, it would be enough to cover all the expenses.

Tapi toh saya sempat juga terombang-ambing dalam keraguan karena ketidaksetujuan orang tua. Tapi akhirnya..., Setuju atau tidak setuju, ini hidup saya, saya berhak menentukan apa yang ingin saya lakukan. Saya membulatkan tekad; saya akan tetap pergi walaupun seluruh dunia mengatakan jangan pergi.

For a moment I was drifted in the sea of doubt because my parents disagreed. But at the end..., With or without their consent, it’s my life, I have every right to decide what I want to do with it. I made up my mind; I would go eventhough the whole world told me not to go.

Saya bersyukur saya mengikuti dorongan impulsif itu karena kalau tidak, saya tidak akan pernah melihat bagaimana indahnya Ambon.


I’m glad I followed my impulsiveness because if I didn’t, I wouldn’t see how beautiful Ambon is.

Mungkin juga karena saya tidak ingin mengucapkan selamat berpisah kepada Dessy di Bogor. Saya ingin memperpanjang kebersamaan kami.

Maybe it was partly because I didn’t want to say goodbye to Dessy in Bogor. I wanted to prolong our togetherness.

Kami bergembira menjelajahi sebagian kecil Ambon selama tiga hari dua malam.


We happily ventured the small part of Ambon for three days two nights.

Di hari terakhir.. ketika kami harus berpisah juga, di antara air matanya dan canda untuk menutupi kesedihan di hati.. saya berjanji akan mengunjunginya ke kampusnya di Malang.


On the last day.. when we had to bid our farewell, in between her tears and the jokes to cover the sadness in my heart.. I promised to visit her in her campuss in Malang.

Malang

Saya punya janji yang harus saya tepati pada sahabat saya

I had a promise to keep to my bestfriend.

Saya juga ingin pergi sejauh mungkin dari Bogor. Keadaan emosi dan jiwa saya sedang kacau sejak hubungan saya dengan seseorang berakhir. Sejak itu saya gelisah. Saya tidak kepingin berada di Bogor. Saya tidak mau melihat lelaki itu lagi, kalau perlu malah seumur hidup saya.

I wanted to go as far as I could from Bogor. My emotion and soul were in a mess after I broke up with this guy. It made me restless eversince then. I didn’t want to stay in Bogor. I didn’t want to see that guy, for the rest of my life if it’s possible.

Jadi awal tahun ini saya membulatkan tekad untuk pergi ke Malang.

Arriving Malang, February 2016
So early this year I made up my mind to go to Malang.

Lagi-lagi hanya tiga hari dua malam yang saya miliki.

Once again I had only three days two nights.

Tapi yang singkat itu saya syukuri. Saya bisa bersama-sama dengan Dessy. Saya menginap di kampusnya. Saya bertemu dengan dosen-dosennya, teman-temannya dan banyak orang lainnya.

watching her & her friends having volleyball match on her campuss
I am grateful though to have those short days. I could be with Dessy. I stayed in her campuss. I met her teachers, her friends and many other people.


Tiga hari itu saya merasa damai dan gembira. Ah, seandainya saja saya tidak perlu kembali..


I felt peaceful and happy in those three days. Ah, if only I didn’t have to go back..

Di hari terakhir, kami membuat janji lagi.

On the last day we made another promise.

Kami akan bertemu kembali akhir tahun ini dan awal tahun depan.

We will meet again at the end of this year and early next year.

Lalu sesudah itu?

After that?

Dia akan ditugaskan ke Kalimantan.

She will be put on an assignment to Kalimantan.

“Keke pasti ngikut lagi ke sana” begitu Dessy menyampaikan ucapan mamanya, entah kagum atau heran karena saya adalah satu-satunya teman anaknya yang pernah dibawanya sampai ke Ambon, sampai ketemu dengan keluarganya, dan yang juga pernah mengunjunginya di kampusnya.


“Keke will definitely go there” Dessy told me about what her mother said, whether she was amazed or puzzled because I am her daughter’s only friend who have been dragged by her to Ambon, met the whole family, and the only one who ever visited her on campuss.

Yup.. Pasti dong!

Yep.. You bet!

So tahun depan, Malang dan Kalimantan, tunggu kedatangan saya!

So next year, Malang and Kalimantan, I am coming!

5 comments:

  1. Asyik bgt mba, jln2 terus demi sahabat :)

    ReplyDelete
  2. Asyik bgt punya temen yg sedeket itu ya mbak.. dulu aku ada, tapi ntahlah, sejak nikah, kayaknya semua sahabat yg dulu aku dekat, jd makin menjauh. Buatku skr, suami yg jd teman , sahabat dan pasangan hidup sekaligus :)

    ReplyDelete
  3. kalau kita sudah punya teman yang sejati itu nikmatnya karena tk mungkin mengkhianati kita

    ReplyDelete
  4. asyik ya kalau sdh ketemu sahabat sejati karena gak mungkin mengkhianati kita

    ReplyDelete
  5. Hai mbak Nathalia, mbak Fanny & mbak Tira, tks buat komennya. Maaf baru sempet dibalas hari ini. Ya, asyik banget punya sahabat baik, anugerah. Bersyukur nemuin orang yg bisa cocok & bisa dipercaya, lebih asyik lagi kalau dia tinggal di kota lain jadi kan dikunjungin bisa dpt tumpangan & tour guide gratisan.. hehe.. ga ding, ngajak dia kan berarti makan, transport dll kita yg bayarin..

    ReplyDelete