Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, July 16, 2016

Not On My Power

Karena sepanjang Juni tema postingan saya adalah tentang blogging jadi ada banyak hal di bulan Mei dan Juni itu sendiri yang belum ditulis. Jadi itu sebabnya postingan di bulan Juli ini temanya adalah postingan yang terlambat diposting.

Since I made blogging as the theme in June so there are things in May and June itself that have not yet written. It is why the theme for July is belated post.

*  *  *  *  *

Beberapa waktu yang lalu terjadi pemadaman listrik di areal  dimana kantor saya berlokasi.

Some time ago the power was down in the area where my office is located.

Wah, gelap-gelapan deh judulnya.


Great, just what I need.. darkness.

Kalau di rumah sih enak, eikke bisa molor. Lha, ini kejadiannya pas lagi di kantor. Sudah ruangan saya ga punya jendela lebar yang menghadap ke depan supaya sinar matahari bisa pol masuk, sudah gitu ruangan jadi pengap karena AC mati, begitu pintu dibuka.. mmm.. pasukan nyamuk kebon nyerbu masuk.

It would be fun if it happened when I was at home as I could go to bed. This happened right during office hours. To make it more fun, my room doesn’t have big windows facing the terrace to make the sun can light the room, it was also became hot inside without AC, when the door was opened.. hmm.. the troops of mosquitoes from the garden swarmed inside.

Asoi geboi banget kan.. sudah gelap, gerah, dirubung nyamuk pula.. @#*!

Isn’t it great.. it was dark, hot, swarmed by lots of mosquitoes too.. @#*!

Untungnya kejadian kayak gini jarang terjadi. Kalau sering kan merugikan banyak orang karena lokasinya terhitung masih di pusat kota dimana ada banyak kantor dan toko.

Luckily this rarely happens. Otherwise, it would cost great loss to many people because it is located in downtown where there are many offices and stores.

Jadi bisa kita lihat betapa pentingnya listrik bagi manusia. Dalam bahasa Inggris saja listrik bisa disebut juga power. Kata itu juga memiliki arti kekuatan.

This shows how important electricity for mankind. In English electricity can be refered as power. The words also means strength.

Listrik menjadi andalan untuk menggerakkan banyak mesin.

Electricity becomes the key to move many machines.

Nah, seperti mesin dapat bergerak karena listrik, apa yang membakar semangat kita? apa yang membuat kita tidak mau menyerah?

Now, just like machine is moved by electricity, what pump up our spirit? what makes us undefeatable?

*  *  *  *  *

“Saya kelihatan pucat ya? Saya lagi ga enak badan. Saya ke tempat yang dekat-dekat aja deh”

“Do I look pale? I don’t feel well. I am not gonna go far”

Saya menatapnya dengan heran.. pucat apaan, bray?

I stared at her in amazement.. pale?

Yang ada dalam otak dan hati saya campur aduk antara heran, tidak percaya dan pengen ngakak.

I just had mix feelings in my head and heart in between amazement, disbelief and wanted to burst out my laugh.

Yailaahh.. intinya begitu deh yang ada dalam pikiran saya.

Give me a break.. that’s what I had on my mind.

Mau tidak mau saya jadi teringat ketika saya sakit selama tiga minggu. Diare. Turun enam kilo dalam waktu kurang dari tiga minggu itu.

I couldn’t help not to think when I was ill for three weeks. Diarrhea. Lost six kilos in less than three weeks.

Dari tiga minggu itu total cuma enam hari saya tidak masuk kerja.

I was absent for just six days out of those three weeks.

Bukannya saya mau sok gagah-gagahan. Bukan saya mau tepuk dada banggain diri.

I am not boasted myself as a tough guy. I am not prided myself.

Karena hampir setiap pagi selama tiga minggu itu saya bangun dan berharap saya tidak perlu berangkat kerja, berharap saya tidak usah kerja, berharap saya terlepas dari tanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri dan menanggung orang tua, berharap seandainya saya anak atau cucu atau istri dari orang super duper kaya yang bikin saya tidak perlu kerja dan yang bisa melenggang keluar masuk rumah sakit dan berobat kemana saja tanpa perlu mikir gimana nanti mau bayar ongkosnya.

Because almost every morning in those three weeks I woke up and wished I didn’t have to go to work, wished I didn’t need to work, wished I could be freed from the responsibility to feed myself and my parents, wished I were the child or grandchild or wife of a super rich person so I didn’t need to work and could go in and out of hospital and could go anywhere to get medical treatment without have to think how to pay the bills.

Saya bangun tiap pagi dengan badan yang tidak karuan rasanya. Lemas. Pusing. Sakit perut. Keringat dingin.

I got up every morning feeling like shit. Fatigue. Headache. Stomache. Cold sweat.

Kalau saya tidak masuk kantor, lantas gimana itu kerjaan yang mengandalkan kehadiran saya karena saya satu-satunya tenaga administrasi di situ.

If I didn’t go to work, what would it be like for the work that relies mostly on me because I am the only administrator there.

Ya, ada orang lain yang bisa mengerjakan beberapa pekerjaan penting tapi saya mikir, itu orang beban pekerjaannya sendiri juga sudah banyak.. masa masih mau ditimbun lagi dengan pekerjaan saya? Yang ada nantinya dia merepet panjang pendek dalam hatinya. Tidak. Saya tidak mau jadi beban buat orang lain.

Yes, there is somebody who can do few important task but it got me thinking, that person has the burden of his own work.. would I put more burden on him by making him doing my work? He would swear on me on his mind. Nope. I don’t want to be anyone’s burden.

Jadi setiap pagi, yang saya ucapkan dalam hati adalah ini;

So this is what I said every morning;

“Tuhan, hari ini saya berjalan tidak dengan memakai kekuatan saya. Engkau ada dalam diri saya, dalam badan ini, dalam setiap tarikan napas saya, dalam aliran darah saya”

“God, today I am not walking on my own power. You are in me, in this body, in every breath I take, runs in my blood vessels”

Biar pun badan hancur-hancuran rasanya tapi ada sesuatu yang memampukan saya untuk tidak ambruk dan bisa bertahan bekerja seperti biasa selama delapan jam.

www.fifty6devos.com
So no matter my body felt like a wreck but there was something that made me not fall apart and could work as usual for eight hours.

Kekuatan itu datang dari Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan.

That power came from the Creator and Owner of life.

*  *  *  *  *

“Lu tahu ga, Ke? Gue habis kecurian” sahabat saya muncul dengan membawa berita mengejutkan itu.

“Know what, Keke? I just got robbed” my friend showed up with that shocking news.

Dan berceritalah dia hari itu tempat kerjanya mengadakan acara. Dia menaruh tasnya di bawah tumpukan jaket serta beberapa kostum sandiwara. Tanpa setahunya seseorang melihat. Seorang pencuri. Hilanglah tas itu. Dia kehilangan bukan hanya telpon genggamnya tapi juga tiga buku tabungan berikut kartu ATM.

And so she told me her office held an event that day. She put her purse under piles of jacket and costume. Somebody saw her doing this without her knowledge. It was a thief. So the purse was gone. She lost not only her cellphone but also three saving books along with the ATM cards.

Ketika dia menyadari tasnya hilang dan berusaha memblokir kartu ATM, semua sudah terlambat. Pencuri itu sudah mengosongkan ketiga rekening tabungannya.

When she found out her purse was stolen and tried to block her ATM cards, it was already too late. The thief has emptied her three bank savings.

“Gue bangkrut, Ke” dia nyengir “Gue jadi miskin sekarang. Elu masih mau kan temenan sama gue?”

“I am broke, Keke” she grinned “I am officially poor now. Do you still wanna be my friend?”

Saya terhenyak. Bukan karena kata-katanya itu tapi membayangkan nyeseknya kehilangan uang tabungan yang pastilah jumlahnya lumayan banyak karena saya tahu dia orang yang hidup sederhana dan bukan tipe orang seperti saya yang bisa mengosongkan celengan buat traveling.

I was speechless. Not because of hearing those words but to imagine how sucks it is to lose the money in the saving that certainly not in small amount because she lives modestly and she’s not my type of person who would empty the saving for traveling purpose.

Yang bikin tambah nyesek adalah saat itu baru pertengahan bulan, masih dua minggu lagi sebelum dia gajian. Lantas dia hidup dari mana? Dia kan perlu uang buat beli makanan dan buat transportnya ke tempat kerja. Jadilah dia hidup dari uang pemberian adiknya dan saya.

What made it more suck is it was two weeks before she got her salary paid. How could she survive? She needed money to buy food and for transportation fees to go to work. So she relied on the money she got from her sister and me.

Akhir bulan setelah gajian dia datang ke kantor saya dan ngotot mengembalikan uang yang saya berikan padanya sekalipun saya menolak karena saya memang rela menolongnya. Dia sahabat saya. Dia juga sudah banyak menolong saya.

She went to my office after she got her salary paid and insisted to pay back the money I gave to her though I refused because I sincerely wanted to help her. She is my bestfriend. She has oftenly helped me.

Kalau pun saya menerima uang itu, itu karena saya tidak mau dia tersinggung. Dia ini mirip saya. Kami berdua punya harga diri yang kelewat tinggi.

If I accepted the money, it was because I didn’t want to offend her. She is very much like me. We both have quite a lot of pride.

Tapi satu hal yang sangat berkesan bagi saya; dari awal sampai sekarang pun tidak pernah saya melihat mukanya menjadi muram atau masam karena peristiwa itu. Dia bahkan tidak mengeluarkan satu keluhan.

There is one thing that impressed me deeply; from the start to this present day I have never seen her face gloomy or sour because of that incident. She has never even whined.

Dari mana ketabahannya datang?

Where did her resilience come from?

Dari mana dia mendapatkan kekuatan untuk bisa menanggung pencobaan itu?

Where did she get the power to endure that hardship?

Dia berdoa. Terus menerus berdoa.

www.123rf.com
She prayed. She keeps praying.

Doa itu menarik kekuatan dari Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan.

Those prayers take the power from the Creator and Owner of life.

*  *  *  *  *

Nick Vujicic adalah satu dari beberapa orang yang saya kagumi.

Nick Vujicic is one of the people I admire.

Cobalah bayangkan bagaimana rasanya kalau memiliki badan seperti dia.

Imagine what it would be like to have a body like his.

Nick sendiri mengakui ada periode waktu dimana dia menjadi begitu putus asa memikirkan bagaimana dia bisa menghidupi dirinya dan apakah dia akan bisa berkeluarga.

Nick himself admitted that there was period of time when he became so desperate thinking how could he support himself and whether he would have his own family.

Begitu putus asanya dia sampai dia pernah berpikir untuk bunuh diri.

He was so desperate he thought of committing suicide.

Tapi sekarang ini dia menjadi motivator yang berhasil. Dia memiliki seorang istri dan seorang anak lelaki.

But now he is a succeeded motivator. He has a wife and a son.

Apa yang menghentikan pikirannya yang ingin menghancurkannya? Apa yang membuat dia bisa menjadi dirinya sekarang ini?

What stopped him from destroying himself? What made him as he is today?

Suatu kekuatan luar biasa yang menggapainya, memegangnya dan menolongnya.


An amazing power has reached him, hold him and help him.

Kekuatan dari Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan.

Those prayers take the power from the Creator and Owner of life.

*  *  *  *  *

Seorang yang saya kenal pernah berada dalam cengkraman narkoba selama bertahun-tahun.

Somebody whom I know was addicted to drugs for many years.

Lebih dari dua puluh tahun yang lalu kami bertemu dan saat kami bersalaman, saat itu pula saya melihat dia berada di tengah lautan, sekelilingnya gelap, kelihatan mengerikan dan dia berada di dalam air, hampir tenggelam ditelan ombak. Tangannya menggapai. Tidak ada suara tapi roh saya mendengar jeritannya minta tolong.

More than twenty years ago we met and the moment we shook hands I had a vision, I saw him in the middle of the ocean, it was dark, it looked scarry and he was in the water, nearly drowned by the waves. He reached out his hand. There was no voice but my soul heard him cried out for help.

Saya bertanya-tanya dalam hati, masalah seperti apa yang sedang membelitnya saat itu. Baru belakangan saya tahu dia terlibat dengan narkoba.

I wondered what kind of mess did he get himself into. Later I discovered he involved with drugs.

Segala upaya dilakukan untuk menolongnya tapi tidak satu pun yang berhasil. Semakin lama malah semakin parah kecanduan dan kondisinya.

Everything we did to help him seemed to fail. Things even became worst with his addiction and condition.

Saya mendoakan dia dari mulai semangat sampai hilang semangat. Dari penuh harapan sampai putus asa.

I prayed for him with all my heart until I got discouraged. From being full of hopes to despair.

Tapi kekuatan dari Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan jauh lebih kuat dari kekuatan narkoba yang mencengkramnya.


But the power from the Creator and Owner of life is stronger than the power of drugs that held him.

Beberapa tahun yang lalu saya bertemu dengannya lagi dan saya terheran-heran melihat dia kelihatan begitu sehat dan ceria. Lebih heran lagi ketika mengetahui dia sudah bekerja dan sudah menikah.

I met him few years ago and I was amazed to see him so healthy and cheerful. I was more amazed when I found out that he’s got a job and has got married.

Dia terlepas sepenuhnya dari narkoba.

He has been totally freed from drugs.

*  *  *  *  *

Janganlah kekuatan itu datang dari kita sendiri. Jangan merasa kuat karena uang, karena punya jabatan tinggi, karena segalanya dalam hidup berjalan lancar.

Let the power comes not from ourselves. Don’t feel powerful because of money, because of high position, because everything goes well in life.

Jangan pakai hal-hal yang kita miliki untuk meninggikan diri dan merendahkan orang lain.

Don’t use the things we have to exalt ourselves and to degrade others.

Jangan merasa diri demikian tinggi hingga ingin semua orang menunduk hormat di depan kita.

Don’t feel so high that everybody has to bow and paid respect to us.

Kalau itu yang ada dalam hati kita walaupun mulut kita tidak mengakuinya, kelakuan tidak bisa menipu siapa pun.

If that’s what we have in our hearts though our mouth deny it, our attitude can’t fool anyone.

Jangan sampai kekuatan dari Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan memukul semua hal yang membuat kita merasa kuat dan membuat kita menjadi orang yang paling tidak memiliki apa pun.

Don’t let the power from the Creator and Owner of life smack everything that makes us feel powerful and leaves us to become somebody who have nothing.

*  *  *  *  *

Bulan-bulan terakhir ini saya menghadapi berbagai macam perkara.

I have faced many kinds of things in the past few months.

Saya berhadapan dengan orang-orang yang menganggap dirinya penguasa.

I faced the people who think themselves as the ruler.

Ketika mereka menyudutkan dan mengecilkan saya..

When they cornered and belittled me..

Mereka merasa telah menang.

They thought they have won.

Saya datang pada Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan.

I came to the Creator and Owner of life.

“Jadilah pembela saya. Jadilah hakim yang adil antara saya dengan mereka”


“Be my defender. Be the fair judge between me and them”

Pada suatu hari nanti, kalian akan membaca postingan saya yang menceritakan bagaimana kekuatan dari Sang pencipta dan pemilik kehidupan telah bangkit dan menegakkan keadilan seperti yang saya minta.

One day you will read my post that tells how the power from the Creator and Owner of life has raised and bring justice just as I requested.

No comments:

Post a Comment