Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, February 15, 2016

For All The Love I Found in You


14 Februari.

14 February.

Valentine.

Untuk semua kasih sayang yang saya temukan dalam dirimu..
For all the love I found in you..
(Celine Dion – Because you loved me)

*  *  *  *  *

Karena Kau Mengasihi Saya.

Because You Love Me.

Pagi-pagi benar Yesus berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepadaNya. Ia duduk dan mengajar mereka.

Now early in the morning Jesus came again into the temple, and all the people came to Him; and He sat down and taught them.

Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepadaNya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Then the scribes and Pharisees brought to Him a woman caught in adultery. And when they had set her in the midst.

Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.

They said to Him, “Teacher, this woman was caught in adultery, in the very act.

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatMu tentang hal itu?”
“Now Moses, in the law, commanded us that such should be stoned. But what do You say?”

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepadaNya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”

So when they continued asking Him, He raised Himself up and said to them, “He who is without sin among you, let him throw a stone at her first”

Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap ditempatnya.

Then those who heard it, being convicted by their conscience, went out one by one, beginning with the oldest even to the last. And Jesus was left alone, and the woman standing in the midst.

Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, dimanakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”

When Jesus had raised Himself up and saw no one but the woman, He said to her, “Woman, where are those accusers of your? Has no one condemned you?”

Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan”. Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”.

She said, “No one, lord.” And Jesus said to her, “Neither do I condemn you; go and sin no more”

(Yohanes 8: 2-5, 7, 9-11)

(John 8: 2-5, 7, 9-11)

*  *  *  *  *

Peristiwa yang tercatat dalam alkitab mengingatkan saya pada pengalaman saya sekitar dua minggu lalu.

The event that noted in the bible reminds me to my own experience which happened about two weeks ago.

Gara-gara kata makian yang saya ucapkan saat saya sedang frustrasi ketika mempelajari program baru yang dipakai dalam satu bagian dari pekerjaan saya (baca postingan saya tanggal 28 Januari 2016 berjudul Damn).



It was the cuss word I said when I got frustrated while I was learning the new program which is used in one part of my work (read my post on 28 January 2016 under the title Damn).

Hanya satu orang yang mengetahui saya mengeluarkan kata makian itu. Hanya satu orang yang mengetahuinya. Satu orang yang pernah saya anggap sebagai orang yang dekat dengan saya. Satu orang yang pernah saya percaya.

Only one person knew I spoke that cussing word. Only one person knew about this. One person whom I used to consider close to me. One person whom I used to trust.

Tapi orang ini mengadukan perkataan saya pada orang lain dan apa pun yang dikatakannya telah membuat orang kedua meradang kepada saya.

But this person told the things I spoke to other person and whatever he told that other person has brought her wrath on me.

Di hari Minggu orang kedua itu mendatangi saya dan diruangan saya, yang pada waktu itu sedang kosong, dia mulai mengamuk nyaris tanpa henti dan tidak mau mendengar kata-kata saya.

The second person came to me on Sunday and in my room, which was empty, she was enraged almost unstoppable and turned herself deaf to the things I have got to say.

Melihat dan mendengar orang kedua ini mengamuk membuat saya sadar bahwa orang pertama pasti telah mengadukan kata-kata yang saya ucapkan yang sebetulnya dimaksudkan hanya untuk didengar, diketahui dan disimpan olehnya saja..

Seeing and hearing this second person enraged at me made me realized that the first person must has told her the stuff I spoke to him which meant to be heard, to be known and to be kept only by him..

Orang pertama dan kedua ini menjadi seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam kisah di atas.

The first and second person have turned themselves like the scribes and the Pharisees in the above story.

Saya benar-benar terpana melihat besarnya hasrat mereka untuk melempari saya dengan batu seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu kepada perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah.

redeemer-changinglives.com

I was totally amazed to see how great their desire to stone me just like what those scribes and Pharisees wanted to do to the woman they caught redhanded committing adultery.

Tapi Yesus juga ada di dalam ruangan kerja saya pada hari Minggu itu. Dia melihat dan mendengar apa yang diperbuat dan dikatakan oleh orang kedua itu kepada saya.

But Jesus was also present in my room on that Sunday. He saw and heard what the second person did and said to me.

*  *  *  *  *

Perempuan yang berzinah itu jelas melakukan kesalahan. Apa pun alasannya, perbuatannya salah.

The woman who committed adultery was definitely had done wrong. Whatever the excuse, she did wrong.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengetahui tentang hal itu dan mereka merasa menang, merasa menemukan alasan yang kuat dan sah untuk memperlakukan perempuan itu sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
The scribes and the Pharisees knew about this and they felt they had their victory, they felt they found a strong and legitimate excuse to do anything they wanted to that woman.

Wanita yang berzinah itu juga mengetahui tentang hal ini. Alkitab tidak menceritakan bagaimana reaksinya saat itu tapi kita bisa menduga sendiri apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Mungkin dia ketakutan, mungkin dia pasrah, mungkin dia mengutuki orang-orang itu, mungkin dia menyesal..

The woman who committed adultery also knew it. The bible doesn’t noted how she reacted at that time but we could picture what she might have in her heart and mind. Maybe she was so scared, maybe she gave in, maybe she swore those people, maybe she felt sorry..

Yesus jelas mengetahui bahwa wanita itu bersalah dan tidak ada alasan yang dapat membenarkannya. Tapi Yesus diam, tidak ikut menuding, tidak mempertanyakan apa pun..

Jesus knew all to well that the woman had done wrong and there was no excuse to justify her. But Jesus was quiet, He didn’t point his finger at her, He didn’t ask anything..

*  *  *  *  *

Saya punya kebiasaan memaki kalau saya sedang kesal atau marah. Semakin saya dewasa, saya lebih bisa mengendalikan mulut saya dalam artian saya tidak berhenti memaki ketika saya sedang kesal atau marah, saya hanya lebih bisa memilih tempat, waktu dan orang yang bisa membuat saya bebas untuk mengeluarkan kata makian.



I cuss, it is habitual. As I get older, I can control my mouth but it doesn’t mean I stop cussing when I am upset or angry, I just pick the place, time and people who I can freely cussing.

Tapi memaki adalah memaki. Itu bukanlah hal yang benar. Tidak ada alasan yang dapat membenarkannya.

But cussing is cussing. It is not right. There is no excuse to justify it.

Saya mengetahuinya, Yesus mengetahuinya, orang-orang lain juga mengetahuinya.

I knew it, Jesus knew it, so do others.

Lalu ketika manusia tanpa belas kasihan menunjukkan keinginan untuk ‘melempari saya dengan batu’ karena mereka mengetahui saya memaki, .. kenapa Yesus diam?

So when people with no mercy showed their desire to ‘stone’ me when they caught me cussing, .. why Jesus went silent?

Yang mengejutkan adalah Dia bahkan menunjukkan sikap seakan berpihak pada orang yang sudah jelas-jelas bersalah.

The most surprising thing is He even showed as if He stood on the persecuted person?

Rasanya lebih masuk akal kalau Yesus akan segera berpihak pada orang-orang benar dan saleh itu, orang-orang yang menjaga supaya jalannya tidak pernah menyerong ke kanan atau ke kiri dan karena itu sikap serta hidupnya pastilah patut untuk dijadikan sebagai teladan yang baik bagi orang lain.

It would be much make sense if Jesus took side of those righteous and religious people, those people who keep their path from not going off the line and thus their attitude and life could be made into good example to others.

Saya yakin semua orang melongo ketika mereka mendengar Yesus mengatakan; siapa dari kalian yang tidak pernah berbuat dosa, yang seumur hidup tidak pernah berbuat salah, nah, ambil deh batu dan lempari perempuan ini..

I am sure everyone dropped their jaws when they heard Jesus said; whoever has never sinned, has never done wrong all of his or her life, there, get the stone and throw it to this woman..

Orang yang mengamuk ke saya pada hari Minggu itu merasa telah menemukan segala alasan untuk mengamuk, dia menganggap semua itu sah karena baginya saya telah melakukan kesalahan pada dirinya, pada tempat kerja saya dan pada Tuhan. Tidak hanya itu saja, dia bahkan menyebutkan kesalahan-kesalahan saya yang lain.

The person who enraged to me on that Sunday felt she has found an excuse to get enraged, she thought it was legitimate because I have done wrong to her, to the workplace and to God. Not just that, she even listed my other wrong doings.

Yesus ada pada saat itu.

Jesus was present at that time.

Ketika orang itu mengamuk, saya merasakan badan saya gemetar menahan marah dan saat itu saya melihat Yesus mengulurkan tanganNya, digenggamNya tangan saya erat-erat dan itu membuat saya berdoa dalam hati. Saya melihatNya!, saya benar-benar melihatNya berdiri disebelah kiri saya. Hal ini bisa terjadi karena saya terlahir sebagai seorang indigo, seorang yang bisa melihat dunia roh, dan itu anugerah.

When that person was enraged, I felt my body trembled to hold my own anger and I saw Jesus held out His hand, He held my hand tightly and it enabled me to pray quietly. I saw Him!, I really saw Him standing at my left. This is because I am born as an indigo, people who can see spirits, and it is a blessing.

Yesus berpihak kepada perempuan yang berzinah itu sama seperti Dia berpihak kepada saya.
Jesus stood on that woman’s side, the woman who had committed adultery just like He stood on my side.

*  *  *  *  *

Kenapa Dia melakukan hal itu?

Why did He do that?

Karena Dia adalah kasih, Dia adil, Dia tidak mau orang bermain hakim sendiri bahkan kepada orang yang telah jelas-jelas berbuat salah.

Because He is love, He is justice, He doesn’t want people to play God not even to those who have clearly done wrong.

Orang sering berpikir bahwa pentungan bisa membuat orang bertobat.

People used to think that rod could make people repent.

Kalau memang berhasil, kenapa penjara dan polisi tidak bisa membuat orang jahat bertobat?

If it did, howcome prison and cops don’t make criminals repent?

Kita bahkan tahu bahwa kerasnya hukuman tidak membuat seorang anak yang nakal berhenti nakal, bahkan bisa membuat kenakalannya semakin menggila.

We even knew that harsh punishment won’t make a naughty kid stop being naughty, it could make the naughtiness doubled.

Yesus mengetahui tentang hal ini.

Jesus knew about this.

*  *  *  *  *

Kasih yang saya temukan dalam diriMu.

The love I found in You.

Setelah peristiwa hari Minggu itu, saya dengan sengaja membangun jarak dengan orang-orang itu karena saya tidak menemukan kasih dalam diri mereka.

After that Sunday, I deliberately distancing myself with those people because I don’t find love in them.

Saya menemukan kasih dalam diri Yesus dan kasih itu menyelamatkan saya.

I found love in Jesus and that love has saved me.

Saya menemukan kasih itu hanya ada dalam segelintir orang-orang tertentu.

I found that love in a very few people.

Buat saya, lebih baik memiliki sedikit orang yang memiliki kasih Yesus dalam diri mereka dari pada dikelilingi oleh banyak orang yang hanya memiliki kasih untuk diri mereka sendiri.

For me, it is better to have few people with love from Jesus within them than to be surrounded by lots of people who have only love for themselves.



No comments:

Post a Comment