Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, November 6, 2015

Tuesday & Traveling

Hari Selasa datang dan pergi selama empat tahun ini.

Tuesday come and go in these four years.

Tapi dia tetap menjadi hari libur saya.

But it is still my day off.

Saya bekerja sebagai tenaga administrasi di kantor gereja. Karena itu tidak mungkin saya libur setiap hari Sabtu atau Minggu.

I work as administrator in church office. That is why there is no way I can get days off every Saturday or Sunday.

Jadi saya selalu masuk pada hari-hari dimana sebagian besar orang bisa libur.


So I am all present on the days when most people can have their days off.

Tapi hari libur saya yang beda sendiri ini bikin sebal teman-teman saya karena ketika mereka ingin jalan-jalan, saya tidak bisa ikut.

However, my unusuall day off has upset my friends because when they wanted to go traveling, I can never able to join them.

Ya, saya juga sebal karena saya jadi sering tidak bisa ikut jalan-jalan dengan mereka.

Well, it upset me too for not able to go traveling with them.

Yang paling nyebelin adalah tidak bisa jalan-jalan dengan pacar.

The most upsetting is, not able to go traveling my boyfriend.

Dalam kurun waktu delapan tahun saya pacaran dengan mantan saya, Andre, enam tahun kami lewatkan dengan pacaran jarak jauh karena saat itu dia masih tinggal dan bekerja di negerinya.  Jadi selama enam tahun itu kami bertemu paling banyak hanya tiga kali dalam setahun.

Of my eight years relationship with my ex, Andre, six years were spent in form of long distance relationship because at that time he was living and working in his country. So in those six years we could only meet three times a year at max.

Pada saat-saat demikian kami berdua biasanya pergi traveling bareng selama seminggu atau dua minggu.


So during those time we usually went traveling for one or two weeks.

Hal itu masih bisa saya lakukan karena saya masih bekerja sebagai guru TK. Dua kali setahun sekolah tentu saja libur panjang dan itu adalah kesempatan untuk Andre mengajak saya pergi traveling.

I could do that because I was working as kindergarten teacher. Twice a year school closes on long holiday and those were the time when Andre could take me go on traveling.

Ceritanya jadi berbeda setelah saya berhenti bekerja sebagai guru TK.

It became a different story after I resigned my post as kindergarten teacher.

Ini bikin Andre frustrasi karena kami tidak bisa lagi pergi traveling jauh-jauh dan paling lama hanya tiga hari.

This frustrated Andre because we can’t make long distance traveling and we can’t go longer than three days.

“Sudah kita jarang ketemu, sekalinya ketemu kita tidak bisa lama-lama pergi liburan” keluhnya “Akhir minggu pun kamu tetap kerja”

“We rarely meet, once we can get together, we can have only short time to go traveling” he complained “You even work on the weekend”

Yah, apa boleh buat, resiko jabatan. Yang penting kan quality time. Biar pun cuma tiga hari tapi bukan berarti kita tidak bisa menikmati liburan bareng itu. Justru kami jadi kompak dan masing-masing berusaha untuk jadi rekan jalan yang enak supaya traveling menjadi saat yang menyenangkan.

Well, what can I say, it’s occupational hazard. What’s important is quality time. Though it is only three days traveling, it doesn’t mean we can’t enjoy it. Infact it has made us a good team as each of us tried to be a fun traveling companion to make our traveling time enjoyable.

Nah, empat bulan lalu hubungan kami berakhir dan ada banyak konsekuensi. Satu diantaranya adalah saya kehilangan teman jalan.

Well, we broke up four months ago and there are many consequences. One of them is I have been missing my traveling companion.

Andre pasti tidak keberatan untuk tetap jadi teman jalan saya tapi saya lebih suka kalau bisa jalan-jalan bareng pacar. Ya, aneh juga dong kalau punya pacar tapi setiap traveling kok bareng mantan pacar.

Andre definitely doesn’t mind to remain my traveling companion but I prefer to go traveling with my boyfriend. Well, it would be pretty weird to have a boyfriend but whenever I am going traveling, my traveling company is my ex-boyfriend.

Tapi sepertinya pilihannya memang terbatas, pergi traveling sendiri atau dengan Andre.


But it seems I ran out of option, it is either go on my own or have Andre as my traveling companion.

Dengan teman?

Going traveling with friends?

Bukan pilihan.

Not an option.

Karena rata-rata teman saya tipe cheerleader, dalam artian semangatnya cuma awalnya saja. Belakangan pada mundur dengan kasih alasan ‘ga bisa cuti’, ‘ga ada waktu’, ‘ga punya duit’.

Because most of my friend is cheerleader type, it means they got excited only at the start. They back off with excuses such ‘cannot take a leave’, ‘don’t have time’, ‘don’t have money’.

Pret!

Blah!

Saya paling kagak suka dengan orang-orang kayak gitu.

People like that just make me sick.

Kalau memang ga bisa, dari awal ngomong, bray. Masing-masing kita kan bisa ngukur kemampuan, tenaga dan sikon sendiri. Jadi ngapain bilang iya kalau sudah tahu kagak bakal bisa atau kagak mau jalan? Takut bikin saya marah atau kecewa? Eh, gue kasih tahu nih, gue lebih kecewa dan marah berat ke orang yang awalnya bilang mau tapi kemudian enteng aja ngebatalin rencana jalan.

If you can’t go, say so from the start, pal. Each of us can measure our own capability, energy and situation. So why the hell say yes when you know you can’t or won’t go? You don’t want to make me upset or angry? Well, let me tell you this, it makes me more upset and angry when somebody tells me he/she can go but later just cancel it, just like that.

Ga punya duit? Ngomong dong, kan traveling bisa di atur supaya bisa ngumpulin duit dulu. Jangan malu atau gengsi ngaku duit ga cukup.


Don’t have the money? Why don’t you just say so? Traveling time can be made after we have enough money. Don’t be embarrassed or have too much pride to admit that you don’t have the money.

Waktu bulan Mei saya traveling ke Ambon bareng Dessy, mahasiswa yang magang di kantor saya, mau tahu ga berapa biayanya? Tiket pesawat sekali jalan saja lebih dari sejuta. Nah, begitu kami berdua bikin rencana untuk ke Ambon, dari setahun sebelumnya saya nabung. Saya ngirit sejadi-jadinya karena jangan kira gaji saya seabrek-abrek. Gaji saya masih dibawah UMR dan saya kerja buat kasih makan orang tua saya juga. Tapi karena saya niat buat traveling ke Ambon, saya bela-belain nabung dan atur pengeluaran. Akhirnya duit tabungan ditambah duit hadiah ulang tahun dari Andre serta beberapa teman dan duit THR bikin saya bisa mewujudkan rencana jalan ke Ambon.


When I went to Ambon in May with Dessy, the intern in my office, do you know how much it cost? One way plane ticket was more than one million rupiah. Once we made the plan to travel to Ambon, for a year I saved my money. I lived on scraps as I don’t make a fortune. My salary infact is below minimum wage region and I work to feed my parents as well. But once I made up my mind about going to Ambon, I saved my money and watched my expenditures. Finally my saving along with money I received as birthday gift from Andre and few friends and my annual Christmas bonus have made me able to travel to Ambon as planned.

Ga bisa cuti? Buset, saya tidak pernah mendadak kalau bikin rencana jalan karena saya harus perhitungkan waktu saya juga, apalagi kalau saya mau ngajak orang. Saya pasti ngajaknya dari jauh-jauh hari, sebulan atau minimal dua minggu sebelumnya.

Can’t take any leave? Oh please, I have never made last minute traveling plan as I have to calculate my own time, let alone if I have others to company my traveling. I definitely will give one month prior notice or two weeks.

Sejauh ini teman jalan saya yang paling enak, fleksibel, sama nekad dan gilanya dengan saya ya cuma Andre dan Dessy.

Fatahilah Museum, Jakarta
 So far my most fun, easy going, strong willed and as crazy as myself traveling companion are just Andre and Dessy.

Saya punya beberapa rencana jalan tapi belum tahu mana yang mau saya wujudkan lebih dulu.


I have made few traveling plans but don’t know yet which one will I go to.

Untuk yang dekat sih dananya ada. Traveling ke Ambon tidak bikin saya jadi bangkrut. Tabungan saya masih bersisa dan selama enam bulan ini saya kembali menabung karena saya punya target traveling lagi.

I have the budget for the short distance destination. I didn’t get bankrupt after returned from Ambon. I still have some money in my saving and I have saved some in the past six months as I have another traveling plans.

Untuk yang jauh masih terbentur pada duit dan apa saya akan jalan sendiri atau mengajak Andre? Saya tidak takut traveling sendiri tapi kalau bisa ada teman, traveling jadi lebih asyik. Kalau dengan Dessy, saya harus menunggu sampai dia datang ke Bogor bulan depan.

The long distance ones have made me bumped into money and whether I will travel on my own or with Andre? I am not afraid to go on my own but it is much fun to have traveling companion. Dessy will definitely be my traveling company but I have to wait next month after she arrives in Bogor.

Yah, kemana nantinya saya traveling pasti akan saya bikin jadi postingan di blog ini.

Well, one thing for sure is I will post my next traveling in this blog.

No comments:

Post a Comment