Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, June 8, 2015

Under The Same Roof

Persekutuan Pemuda di tempat kerja saya mengadakan acara kebersamaan selama 2 hari dan 1 malam atau tepatnya hari Jumat-Sabtu, tanggal 1-2 Mei.

The Youth Fellowship in my workplace held 2 days and one night togetherness outing on Friday-Saturday, 1st-2nd of May.

Bagian pertamanya sudah saya ceritakan dalam postingan berjudul ‘When We Were Together’.

I have written the first part of it in the post under the title ‘When We Were Together’.

Selama dua hari dan satu malam itu kami tinggal dibawah atap yang sama dan ada beberapa hal menarik yang ingin saya tuliskan..


We lived under the same roof for two days and one night iving and there are some interesting stuff I would like to write..

Atapnya sama, manusianya berbeda.

Same roof , different people .

Atap itu menaungi orang-orang yang berbeda. Bahkan dalam satu keluarga pun, tetap saja terdiri dari orang-orang yang berbeda dalam sifat, kebiasaan, pemikiran, minat, kemampuan dan takdir.

The roof is sheltering different kind of people. Even a family consist people who have differences in characters, habits, minds, interests, abilities and destiny.

Perbedaan itu terlihat selama kami berada di Chentini Resort.

The differences were visible during our stay in Chentini Resort.

Ada yang bisa masak, ada yang lebih berminat untuk menjadi pengikut, ada yang santai, ada yang sensitif, ada yang rapi, ada yang pendiam, ada yang suka makan pedas.. yaps, ada enam belas orang tinggal dibawah atap yang sama selama dua hari dan satu malam itu tapi jumlah perbedaan yang ada dalam diri kami masing-masing rasanya berlipat kali ganda.


Those who can cook, those who are comfortable being as followers, those who are easy going, those who are sensitives, those who are neat, those the quiet ones, those who like spicy dishes.. well, there were sixteen people in our group who stayed under the same roof for two days and one night but the number of our differences are much more than that.


Perbedaan memang baru benar-benar terlihat bila kita melewatkan lebih banyak waktu dengan seseorang.

Differences can only be visible when we spend more time with somebody.

Kita saling melengkapi.

We complete each other.

Kita sebetulnya tidak perlu harus merasa kurang atau terlalu tinggi dari yang lain karena apa yang ada dalam diri kita ditujukan untuk saling melengkapi.

We actually don’t have to feel inferior or superior than others because what we each have within ourselves are meant to complete one another.

Beberapa orang dari kami memiliki minat serta pengetahuan dalam bidang komputer dan fotografi. Mereka telah menjadi sumber informasi dan pertolongan yang bisa diandalkan dan terpercaya untuk kami.


Some of us have the interest and knowledge in computer and photography. They have made themselves as reliable and trusted source of information and assistance for us.

Yang lainnya punya kemampuan untuk mengorganisir teman-temannya.

Others have the ability to organize his/her friends.

Ketika kita tidak merasa terancam dengan kemampuan atau keberadaan yang lain, saat kita tidak merasa lebih hebat dari orang lain.. kita akan bisa melihat dan menerima bahwa sebetulnya kita diciptakan untuk saling melengkapi.

When we don’t feel threatened by other’s ability or presence, when we don’t feel greater than others.. we can see and accept that we actually are created to complete each other.

Sederhanakanlah hal yang rumit, terangilah kegelapan.

Simplify the complication, light the darkness.

Ada banyak kerumitan dan kegelapan dalam dunia ini.

There are many complication and darkness in this world.

Ketika kita bertambah dewasa, kehidupan terlihat dan menjadi tidak lagi sesederhana dan seterang ketika usia kita masih muda.

When we get matured, life looks and no longer become simple and bright as when we were younger.

Semakin bertambah usia, kita cenderung untuk lebih membenci dari pada menerima, mencurigai dari pada berpikir tentang hal yang baik, apatis dari pada optimis..

The older we get, we tend to hate than to accept, to have suspicion than to have positive mind, to get apathy than optimism..

Padahal ketika kita bisa menyederhanakan pemikiran kita maka hal itu menerangi kegelapan dan bila ketika kita hidup dibawah satu atap dalam situasi serta kondisi demikian, kita tidak akan merasa terpaksa harus bernaung dibawahnya karena tempat itu membuat kita merasa nyaman dan aman.


When we can simplify our minds, it is like enlight the darkness and when we live under the same roof in such situation and condition, we won’t feel we have no choice to live underneath it because it makes us comfortable and safe.

Kita tidak bisa menciptakan kesempurnaan tapi kita diberikan satu dengan lainnya untuk membuat ketidaksempurnaan itu menjadi sesuatu yang bisa memberikan kenyamanan dan keamanan.

We can’t create perfection but we are given one another to make that imperfection as something that gives comfort and safety.

Ketika nyaman dan aman itu ada, perpecahan pun menjauh dan kita menyatu, menjadi kuat.


When there are comfort and safety, dispersion stays away and we are united, that is when we become strong.

No comments:

Post a Comment