Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, June 12, 2015

Chentini Resort

Selama dua hari dan satu malam rombongan kami menginap di Chentini Resort hari Jumat, 1 Mei.



We spent two days and one night at Chentini Resort on Friday, 1st of May.

Kayak apa tempatnya?

What is it like?

Mirip Kampung Sampireun di Garut. Saya dan Andre pernah menginap di sana beberapa tahun lalu jadi Chentini mengingatkan saya pada tempat itu.

Looks a like with Kampung Sampireun in Garut. Andre and I have stayed there so Chentini reminded me of that place.

Chentini bagus tidak? Ya, iyalah.. lihat saja foto-fotonya dan juga rekaman video-video ini.

Is Chentini a nice place? Yes, it is.. just take a look at the photos and these videos.

*    *    *    *    *

Keuntungan dari tempat ini:

The benefit of the place:

Tempatnya amat sangat dekat dengan pintu masuk ke Taman Wisata Gunung Halimun Salak.

It is located so very close with the Gunung Halimun Salak Park entrance.

Di Taman itu ada hutan pinus, air terjun dan kawah.

There are pine forrest, waterfalls and …crater in that park.

Dengan harga sewa tiga juta untuk dua hari dan satu malam, kami mendapat satu villa bertingkat tiga dengan lima kamar. Melalui negosiasi, kami mendapatkan satu ekstra bed.






We have got three floors with five bedrooms villa for three millions rupiah for our two days and one night stay. After negotiated, we were given one extra bed.


Rombongan kami terdiri dari 16 orang dan diputuskan yang perempuan diprioritaskan menempati kamar-kamar, sisa kamar ditempati oleh yang laki-laki dan mereka yang tidak mendapatkan kamar tidur di sofa.

There were 16 people in our group and it was decided the girls slept in the bedrooms, the guys took the unoccupied bedroom and the sofa.

Tapi rupanya cowok-cowok memilih untuk tidur beramai-ramai di ruang tengah. Mereka memindahkan kasur ke sana. Memang lebih seru sih tidur beramai-ramai begitu, asal jangan ada yang ngorok aja.. hehe..


But it turned out the guys preferred to sleep in the livingroom. They moved the mattresses there. Well, it is more fun to sleep that way, as long as no one start to snore.. lol.

Saya benar-benar beruntung tanpa sengaja memilih kamar di lantai atas dan ternyata kamar itu menghadap ke timur sehingga posisinya menguntungkan saya yang berencana untuk memotret matahari terbit.

the window at the far right of this photo is my bedroom 
I was lucky I unintentionally picked the upper room and it turned out the room is facing east so it really benefited me to take photos of sunrise.

Sebelum jam 5 pagi saya sudah bangun dan tinggal duduk nangkring di atas jendela kamar saya yang persis menghadap arah matahari terbit.





I got up before 5 am and I needed only to sit on my bedroom window that facing east where the sun is rising.

Lokasi Chentini juga cukup luas. Mau jogging, bisa. Mau berenang, ada kolam renang walau pun kurang saya rekomendasikan karena kelihatannya airnya kurang jernih. Mau jalan-jalan, ada taman bunga yang lumayan luas. Pemandangannya bagus.



Chentini located in a wide area. You can jog there. There is a swimming pool if you want to swim though I don’t recommend it because the water is not too clean. You want to take a walk, there is a wide garden. With a nice view too.

Mau leyeh-leyeh di teras belakang juga tetap asyik karena ada banyak ikan Koi dan pemandangannya menghadap ke gunung.


Prefer to relax on the back porch can be fun as there are many Koi fishes and from there you can see the mountain.


Mau naik perahu? Ada perahu yang bisa di dayung sendiri. Tidak usah takut tenggelam kalau tercebur ke danau karena teman saya mengukur kedalaman danau itu dengan memakai dayung dan memperkirakan dalamnya hanya sepinggang orang dewasa yang tingginya 165 cm.


Want to ride on a boat? There are boats that you can paddle yourself. Don’t need to worry of drowning in the lake because my friend measured the depth of it using the paddle and he calculated it just as high as an adult waist, an adult whose height is 165 cm.

Tempatnya sepi. Tidak terdengar suara kendaraan dan tidak akan terdengar atau terlihat karyawan Chentini berkeliaran, nongkrong atau ngobrol. Yang terdengar paling cuma suara orang yang menempati villa lainnya tapi kalau mereka bukan tipe orang-orang yang heboh, suaranya terdengar sayup-sayup saja.

It is a quiet place. there is no sound of passing vehicle and won’t hear or see staff of Chentini walking around, hanging around or chatting. The only voice you may hear is probably another tenant in other villa but if they are not the type of hyperactive people, the voice will only be faintly heard.

Buat orang dari kota besar, nikmatilah ketenangan, bebas polusi, pemandangan hijau yang bukan bangunan melulu dan dengarlah bunyi kodok serta jangkrik bernyanyi pada malam hari.

For those who come from big city, enjoy the solitude, pollution free, green view, no concrete buildings and listen to the sound of frogs and cricket singing at night.

*    *    *    *    *
Kekurangannya:

The unbenefit side of this place:

- to be continued -

No comments:

Post a Comment