Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, April 6, 2015

Would You Like To Come?

“Hai, mau pada ikut berenang?” usul itu datang dari seorang rekan di kantor.

“Hey, who wants to go for a swim?” a colleague came up with a suggestion.

Kurang dari seminggu kemudian kami berangkat dari kantor menuju kolam renang.


In less than a week later we went to the swimming pool after work.

Suatu kesempatan yang menyenangkan karena bisa menemukan waktu dimana kami bisa jalan bareng. Ya, biar pun kami sekantor tapi masing-masing menangani bidang yang berbeda sehingga tentu saja porsi pekerjaannya berbeda dan waktu kerja pun seringnya berbeda.

A nice opportunity that we could find convenient time to go out together. It is because though we work in the same office but each of us handles different field of work thus there are difference in our work portion and time.

Yang paling sulit mencari waktu luang adalah saya karena jam kerja saya pol dari pagi sampai sore dan setelah itu saya masih ada jadwal mengajar les. Jadi selama sepuluh tahun terakhir ini jadwal kerja itu sering bikin saya terpaksa harus menolak ajakan jalan teman-teman.

Finding free time is quite tricky for me as I work fulltime from morning to afternoon and after that I give private tutoring. So for the last ten years the work schedule has oftenly make me have to turn down friends’ offer to go out.

Jadi sekalinya saya bisa pergi jalan-jalan bareng teman, aduh, senangnyaaa.. ya, bukan cuma saya yang senang, teman-teman saya juga senang.

It is definitely my happiest moment whenever I can go out together with my friends. It has also made them happy.

*   *   *   *   *

“Ke, aku mau pulang ke rumah orang tua aku. Mau ikut ga?”

“Keke, I will go back to my parents place. Do you want to come with me?”

Siapa yang tidak mau? Saya sudah lama ingin ke sana.

I surely want to. I have been wanting to go there.

Tapi siang itu hujan deras. Tidak terbayang saya harus menembus hujan lebat untuk pergi ke rumahnya. Belum lagi karena hari itu adalah hari libur saya, saya baru selesai bersih-bersih rumah, saya capek minta ampun dan saya juga setengah mati mengantuk.

But it was pouring down that afternoon. I can’t imagine myself had to go through the pouring rain to go to her house. Not to mention that since it was my day off, I just have cleaned the house, I was exhausted and so very sleepy too.

Selain itu rumah orang tua teman saya ini jaraknya lumayan jauh. Kalau pulang malam, dohh.. capek dong. Bisa besokannya saya teler di kantor.

Beside that my friend’s parents live in distant place. Going back at night is out of the question.. the exhaustment would be too much. I would be in a mess when I go back to work the next day.

Kalau saya menginap di sana, itu artinya besokannya saya harus bolos kerja. Wah, tidak deh, terima kasih.

If I spent the night there, it meant I would have to skip work the next day. No way, thank you.

Jadi ajakannya tidak saya tanggapi karena saya anggap dia tidak mempertimbangkan bagaimana kalau dia berada di posisi saya.

So I gave no respond to her invitation because I thought she didn’t put herself in my place.

*   *   *   *   *

“Kak, nonton filmn bareng yuk” kata teman saya.

“Sis, let’s go to the movie” said my friend.

“Hayo aja” sambut saya gembira.

“Sounds great” I responded happily.

Dia pun browsing dan menemukan satu film, The Kingsman, yang menurutnya cukup bagus. Sejak itu pula kami berdua menunggu-nunggu kapan film itu akan diputar di BTM (Bogor Trade Mall).


She googled and found one, The Kingsman, that she thought is quite good. Since then we both wait it to be shown in BTM (Bogor Trade Mall).

Kami belum mengajak siapa pun karena filmnya toh belum juga di putar di BTM. Entah juga apakah kami akan mengajak teman-teman yang lain atau kami akan pergi berdua saja.

We haven’t asked anyone to come with us because the movie has not shown in BTM theatre yet. It is still a question whether we are going to ask our friends or will it just the two of us who are going to the movie.

Pergi beramai-ramai memang menyenangkan. Tapi mencari waktu yang pas itu tidak mudah. Belum lagi menghadapi tipe pribadi yang awalnya semangat bilang bisa ikut tapi tepat pada hari yang sudah ditentukan tiba-tiba memberitahu tidak bisa ikut.

It is fun to go with others. But it is not easy to fit the time into everyone’s agenda. Plus to have to deal with the type of person who enthusiastically says can come along, only to have his/her cancelation information on the planned day.

Hal itulah yang membuat kami berdua belum mengajak siapa pun dan besar kemungkinan hanya kami berdua saja nantinya yang akan pergi nonton.

It is why we have not asked anyone and is more likely just the two of us who will go to the movie.

*   *   *   *   *

“Hai” Andre tersenyum lebar begitu melihat saya datang “Akhirnya muncul juga kamu”

“Hi” Andre smiled broadly once he saw me “Here you are at last”

“Sori, kerjaan banyak” saya menciumnya “Tadi masih harus ngurusin ini itu dulu”

“Sorry, there were lots of work” I kissed him “Had to take care some stuff”

“Hmm.. kamu berbau kantor” dia tertawa sambil mengendusi saya.

“Hmm.. you smell like the office” he laughed as he sniffed me.

“Yuk pulang kalau gitu” saya nyengir “Supaya saya bisa mandi, ganti baju dan tidak berbau kantor lagi”

“So let’s go home” I grinned “So I can bath, change and no longer smell like the office”

“Pulang?” dia mengangkat alisnya.

“Go home?” he raised his eyebrows.

“Ya, ke rumah kamu lah, emang kemana lagi?” saya menghela napas “Lagi capek nih. Kan ga perlu di undang lagi”

“Yes, to your house, where else would it be?” I sighed “I am exhausted. I don’t need any invitation anymore, am I?”

Dia tertawa “Jangan marah dong. Setiap hari Sabtu kok jadi segalak singa”

He laughed “Chill out, will ya. You turn as fierce as a lion every Saturday”

Saya mengeluarkan suara geraman galak yang membuatnya tertawa semakin keras.

I made a sound of a fierced growl that made him laughed harder.

Andre yang romantis itu selalu punya ide untuk merayakan kebersamaan kami setiap Sabtu. Dia mengirimkan saya kartu undangan lewat email atau lewat sms.

The romantic Andre always comes up with ideas on how to celebrate our togetherness on Saturday. He emails me the invitation or a text.

Kadang dalam bentuk lagu dan ini satu lagu yang dia sukai.


Sometimes it comes in form of a song and this one is his favourite.

Resmi atau konyol, saya selalu menyukainya.

Whether it comes in formal style or a silly one, I always like it.

Undangan itu membuat akhir minggu saya terasa istimewa.

The invitation makes me feel my weekend is special.

*   *   *   *   *

“Saya dan dua orang teman mau pergi mengunjungi beberapa museum di kota tua” tulis saya saat sedang chatting dengan seorang kenalan “Mau ikut?”

“Two friends and I planned to visit some museums in the old town” I wrote it when I chatted with an acquaintance “Want to come?”

Saya menawarinya karena merasa dia kurang sekali kegiatan outdoornya. Terlalu amat sangat kurang untuk anak seumurnya.

I offered him to come because I thought he has few outdoor activities. Too less for somebody of his age.

Sementara saya yang usianya jauh lebih tua masih kasak-kusuk mencari kegiatan outdoor. Ini kok yang masih amat sangat muda, bisa-bisanya betah dengan kegiatan yang sebagian besar hanya antara rumah dan kantor.

I am much older than him and I am still eagerly look for outdoor activities. Howcome he who is so much younger finds it pleasing to just go between home and office.

Dia menolak tawaran saya.

He said no to my offer.

Karena berpikir penolakannya itu disebabkan oleh rasa tidak nyamannya untuk pergi bersama saya dan dua teman saya yang usianya jauh lebih tua, maka kemudian saya memperkenalkannya pada teman saya yang sebaya dengannya.

Thinking his reluctance may caused by feeling uncomfortable to go with me and two friends who are much older than him made me decided to introduce him to my friend who is the same age with him.

Teman saya itu punya sifat periang, tidak pemalu dan penuh enerji. Jadi saya berharap dia bisa menularkan semangatnya kepada kenalan saya itu sehingga bisa menggugah keinginannya untuk melakukan suatu kegiatan bersama-sama.

My friend is cheerful, full of confident and energetic. So I was hoping he would pass his spirit to my acquaintance thus move him to do some activities together.

“Tipe penyendiri” kata teman saya itu ketika saya bertanya bagaimana perkembangan perkenalan mereka.

“A loner type” said my friend when I asked him how are they doing.

“Dulu gue juga tipe begitu” kata saya “Tapi teman-teman saya modelnya kayak kamu. Lama-lama mereka bikin saya keluar dari cangkang saya”

“I was a loner myself” I said “But my friends were just like you. At the end they made me got out of my shell”

Teman saya itu cuma nyengir “Beda lah..”

My friend grinned “It’s not the same..”

Tapi bukan berarti saya menyerah. Saya rajin memuat foto-foto kegiatan yang saya ikuti atau yang juga diikuti oleh teman saya di media sosial karena saya berharap.. mudah-mudahan bukan harapan kosong, bahwa suatu saat nanti kenalan saya itu akan tergugah untuk ingin ikut dalam kegiatan seperti itu.

But it doesn’t mean I have given up. I keep uploading photos of activities that I joined or had my friend’s involvement to a social media because I hope.. hopefully not an empty one, that one day my acquaintance will want to join in those kind of activities.

*   *   *   *   *

Mengajak seseorang ternyata bukan hal yang mudah ya.. kalau hanya mengajak sih bukan hal yang sulit, tapi kalau mengajak karena benar-benar ingin supaya orang yang di ajak bisa ikut, nah.., ini ada beberapa pertimbangan yang perlu kita ketahui.

Asking somebody to go somewhere or do something together is not an easy thing, isn’t it.. well, if it is just asking, it is not a hard thing, but when we ask somebody and really meant it, here are some things to put into our consideration

Tempatkan diri dalam posisi orang yang kita ajak atau yang kita undang

Ini berlaku ketika mengajak atau mengundang teman yang jumlahnya tidak banyak dan untuk acara yang tidak resmi seperti, berenang, nonton dll.

Put yourself in other person’s situation, the person whom you invite

This can be applied when you are inviting few friends and it is for informal occasion such as go for a swim or to the movie etc.

Kita perlu menempatkan diri pada posisi orang yang kita ajak atau undang karena waktu dan kondisi yang kita tetapkan saat membuat suatu acara belum tentu pas dengan waktu serta kondisi orang tersebut.

We need to put ourselves in the person’s position, the person who we invite, because our time and condition when we made an occasion may not fit with his/her time and condition.

Selektif

Bukan karena kita pilih kasih tapi demi kegembiraan bersama sebaiknya ajaklah orang yang punya kesamaan dalam minat, hobi, pekerjaan dll.

Selective

It is not being picky but for the sake of fun better ask people who have the same interest, hobby, work etc.

Ketika saya akan mengajak kenalan saya mengunjungi museum di Kota, saya bertanya dulu apa dia tipe manusia penggemar museum. Ini karena saya tahu bagi beberapa orang, museum di lihat sebagai tempat yang menyeramkan atau membosankan.

Before I asked my acquaintance to visit the museums in Kota, I first asked if he is a museum type of person. It is because I am well aware that for some people museum is seen as scary or boring place.

Tentu tidak akan menyenangkan pergi ke museum dengan orang yang menganggap museum sebagai tempat yang menakutkan atau membosankan. Kitanya enjoy, dia tersiksa. Atau dia bikin kita jadi tidak bisa enjoy ketika berada di museum.

It is definitely not fun to go to museum with somebody who thinks it as scary or boring place. While we are having fun there, that person feels miserable. Or he/she makes us can’t enjoy our time when we are in the museum.

Bersiap menerima penolakan

Jangan jadi uring-uringan atau tersinggung kalau orang yang kita ajak ternyata menolak ajakan itu.

Be prepared to get ‘no’ as an answer

Don’t get mad or offended when the person whom we ask says no.

Kita berhak untuk mengajak siapa saja yang kita mau tapi orang yang kita ajak pun punya hak untuk menerima atau menolak ajakan kita.

We have the right to ask anyone we like but the person whom we asked or invited has also the right to say yes or no.

Kalau dia tidak mau atau tidak bisa, ya carilah orang lain yang mau dan bisa. Atau kalau kita maunya memang harus dengan orang tertentu, ya diskusikanlah dengan dia untuk mendapatkan waktu yang tepat.

If that person won’t or can’t, go find other person who is willing and can. Or if it has to be with that particular person, discuss it with him/her to find the more suitable time.

Menghadapi tipe orang ‘ok sekarang', ‘batal pada hari H’

Tipe ini adalah orang yang penuh semangat langsung bilang mau ketika di ajak tapi membatalkan keikutsertaannya menjelang hari H atau bahkan tepat pada hari H.

Dealing with the type of ‘ok now', ‘cancel on D day’

This type of person are those who excitedly say ok when being invited but then cancel as D day is approaching or right on D day.

Kalau hal ini menjadi semacam pola, lebih baik orang tersebut jangan di ajak lagi.

When this has become a pattern, better exclude that person from the list of people to be invited.

Ada rincian rencana yang jelas

Sebaiknya sih kalau mau mengajak orang, ada rincian yang jelas tentang waktu dan tujuan untuk berjaga-jaga kalau dia harus minta ijin dulu pada orang tuanya, pacar atau pasangannya.

Be detailed

Better to have specific detail when ask somebody to go out with you, just incase the person needs to ask for permission from parents, boy/girlfriend or spouse.

Karena teman-teman saya terdiri dari mereka yang masih lajang dan yang sudah menikah, serta umurnya berbeda-beda maka kalau membuat rencana untuk pergi bareng, kami mengusahakan rencana itu jelas supaya mereka yang sudah berpasangan atau yang masih dibawah umur bisa memberitahu pasangan atau orang tuanya.

Since my friends varied of those who are single and married, with different age too, so we make a clear plan whenever we decide to go out together. This way those who are married or under-age can inform their spouses or parents about it.

*   *   *   *   *

Jadi begitulah ternyata urusan ajak mengajak orang tidaklah sesederhana yang kita kira.

So it is not that simple when it comes to ask somebody to go out with us.

No comments:

Post a Comment