Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, April 13, 2015

Target

Sedikitnya jumlah postingan saya di bulan Maret memperlihatkan kurang produktifnya saya sebagai penulis blog pada bulan tersebut.

The less amount of post I made in March shows how unproductive I was as blog writer on that month.

Buat mereka yang bukan penulis mungkin hal ini di anggap tidak ada artinya atau kebalikannya, menghasilkan tulisan sebanyak lima artikel di anggap sebagai hal yang luar biasa.

To those who are not writer this may be seen as meaningless or on the contrary, may find it extraordinary to have written five articles.

Tapi buat saya, lima postingan adalah jumlah yang jauh dari target.

But for me, five posts are far from my target.

Setiap bulan saya menargetkan 14 postingan. Minimal 10 postingan.

My target is to make 14 posts every month. At least 10 posts.

Dibutuhkan perjuangan tersendiri untuk bisa memenuhi target itu.

It needs quite a struggle to reach that target.

Penghalang utama bagi penulis yang tidak berprofesi sebagai penulis fulltime adalah menemukan waktu untuk menulis.

Finding time to write is the main challenge for any writer whose profession is not a fulltime writer.

Waktu yang enak buat saya adalah malam hari. Biasanya jam 8 malam saya mulai mengurung diri di kamar tapi itu tidak bisa langsung menulis biar pun saya sudah nongkrong di depan netbook dan sudah tahu apa yang akan saya tulis.


The convenient time for me is at night. I usually lock myself in my room at 8 pm but it doesn’t mean I can write right at that time though I have seated infront of my netbook and already knew what to write.

Saya perlu waktu untuk menenangkan diri, menyetel mood dan memusatkan pikiran pada apa yang akan saya tulis. Musik selalu menjadi cara untuk menenangkan atau membangkitkan semangat saya.

I need time to relax, set up the mood and focus on the things I want to write. Music has always become the way to either calm me down or pump up my spirit.

Biasanya dibutuhkan waktu satu jam tapi kalau pikiran atau hati saya sedang penuh dengan berbagai hal, waktunya bisa jadi mulur menjadi dua jam atau lebih dari itu.

This can take about an hour but if my mind or my heart is full with many things, it could go for two hours or even longer than that.

Kondisi fisik juga amat sangat mempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi. Lelah, mengantuk atau lemas karena sedang haid merupakan hal yang bisa membuat terasa otak mampet. Kalau pun saya berhasil memaksa diri untuk menuntaskan satu tulisan, biasanya saya tidak puas dengan hasilnya dan saya menemukan banyak kesalahan ketika saya mengeditnya lagi.

Physical condition plays big part in the ability to focus. Tiredness, sleepiness or fatigue of having period slows down the brain. Even if I managed to write one post, I have always felt unsatisfied with it and I found many errors when I edited it.

Karena untuk menuntaskan satu tulisan membutuhkan waktu minimal dua jam, itu artinya selesai pada tengah malam dan waktu tidur saya hanya enam jam. Dulu saya sanggup melakukan prosedur seperti ini selama empat atau lima hari dalam seminggu. Tapi beberapa bulan belakangan ini melakukannya selama dua hari berturut-turut saja sudah membuat saya merasa menjadi seperti mayat hidup.

Since it takes at least two hours to complete a post it means it is midnight time and I get only six hours of sleep. I could do this procedure for four or five consecutive days in a week but in the past months doing it for two consecutive days have already made me felt like a zombie.

Yah, beberapa hal berubah ketika kita bertambah umur... hehe..

Well, few things change when we get older... lol..

Saya harus bisa menerimanya dan menyesuaikan ritme aktivitas saya.

I must able to accept it and adjust my activity rhythm.

Beberapa penulis membuat draft tulisan. Beberapa tahun lalu saya juga pernah melakukannya tapi kemudian kesibukan saya bertambah hingga akhirnya saya lebih suka membuat draftnya di dalam kepala saya dan begitu menghadapi netbook tinggal mengetikkan semuanya.

Some writers draft their writing. I did this too several years ago but then I got busier that I rather draft it in my head and once my netbook is ready I need only to write them down.

Saya salut pada penulis-penulis yang memiliki kesibukan berlipat ganda dari kesibukan saya atau yang berumur lebih tua dari saya tapi menetapkan target lebih tinggi dan berhasil mencapainya.

I admire the writers who are busier or older than me but set higher target than mine and can achieve it.

Tapi karena berpikir tentang target membuat saya jadi menulis post tentang hal tersebut.

But thinking about target moved me to write about it.

*    *    *    *    *

Saya yakin jarang ada manusia di dunia ini yang hidup tanpa memiliki target.

I am sure it is rare to have any living human on earth who lives without having any target.

Kita membuat target untuk berbagai hal dari pekerjaan, studi, olah raga sampai ke permainan.

We make targets for various things from work, study, sport up to games.

Contoh; saya membuat daftar hal-hal yang akan saya kerjakan di kantor. Itu target dalam pekerjaan. Lalu ketika dulu saya kuliah, saya menetapkan saya harus menuntaskan studi saya dalam waktu tiga tahun dan ternyata saya bisa lulus lebih cepat dari target itu.

For example; I make things to do list in the office. That is the target I set at work. Back in college I targeted I must complete my study in three years and it turned out I could graduate sooner than that.

Bahkan saat santai pun kita tidak bisa lepas dari membuat target.

We can’t free ourselves from not making target even in our relaxing time.

Saya bermain game Temple Run dan saya sedang mengumpulkan nilai 500 supaya bisa mengaktifkan King Fergus. Walau pun itu cuma permainan dan saya tidak menjadi terobsesi karenanya tapi toh, keinginan dan usaha saya itu merupakan target yang saya tetapkan.

http://chromebygoogle.net/tag/temple-run/
I play Temple Run game and I am on my way to get 500 score to unlock King Fergus. Though it is just a game and I am not obsessed by it but still, my wish and effort are the outcome of the target that I have set.

Memiliki target itu bagus karena dia bisa menjadi cara untuk melatih kedisiplinan dan komitmen. Mendorong semangat untuk berusaha dan tidak cepat menyerah.

It is good to have target because it can be a way to train self-discipline and commitment. It is a booster that makes one keeps trying and not easily gives up.

Tapi ada beberapa hal tentang target yang perlu kita ketahui.

But there are things about making target that we need to know.

*    *    *    *    *

Boleh membuat target tapi tetap realistis.

It is okay to set a target but keep it realistic.

Seorang kawan saya akan menikah tahun ini, itu target yang ditetapkannya. Tapi sejak tahun lalu saya melihat tanda-tanda yang sebetulnya menunjukkan seharusnya pernikahan itu dapat di tunda.

A friend of mine will get married this year, that is his target. But since last year I saw things that showed the marriage can actually be postponed.

Semakin dekat ke tanggal yang sudah ditetapkan, semakin jelas terlihat akan lebih bijaksana kalau pernikahannya dapat di tunda setidaknya sampai tahun berikutnya.


The closer it is to the date, it shows clearly that it is wiser to postpone the marriage for at least a year.

Saya pernah memberikan pandangan dan beberapa saran tapi saya membatasi diri karena tidak mau di anggap ikut campur urusan pribadinya atau disalahartikan hal itu sebagai ketidaksukaan saya.

I have let him know about my thoughts about it and gave few advice but I limited it for not wanting to be taken as crossing his privacy or being misunderstood as my dislikeness.

Menetapkan target adalah hal yang baik. Tapi tetaplah realistis.

Setting a target is good. But keep realistic.

Kalau situasi dan kondisi menunjukkan tanda-tanda bahwa pada akhirnya kita seperti harus memaksakan banyak hal untuk memenuhi target itu maka sebaiknya lakukanlah peninjauan kembali terhadap target tersebut.

If the situation and condition show that we seem to have force our way to reach the target then better to have a review on that target.

*    *    *    *    *

Jangan membuat target dengan dorongan emosi.

Target better not made by emotion.

Ini masih tentang memiliki pasangan. Seorang teman saya menargetkan untuk punya pacar di umur tertentu. Teman saya yang lain punya target harus menikah sebelum berusia 30 tahun.

This is about finding a mate. A friend of mind targeted to have a boyfriend when she reached certain age. Another friend set a target to settle down under the age of 30.

Kedua-duanya mendapatkan apa yang mereka targetkan dan kelihatannya mereka bahagia.

They both got what they targeted and seemed happy.

Kelihatannya..

Or so it appears..

Teman saya yang pertama akhirnya putus dengan pacarnya itu. Yang dikatakannya pada saya isinya kira-kira seperti ini; “aku tidak benar-benar mencintai dia. Aku pacaran sama dia karena target aku kan harus punya pacar waktu aku sudah SMA”.

The first friend broke up with her boyfriend. Her admission to me sounds like this; “I never really love him. I got together with him because I had to have a boyfriend when I am in highschool”.

Teman yang kedua mengejutkan saya dengan pengakuannya. Dia tidak berbahagia karena merasa di kejar umur membuat dia menerima pria mana saja yang melamarnya. Dia bahagia karena targetnya tercapai tapi konsekuensinya membuat dia menikahi orang yang sebetulnya tidak benar-benar dicintainya.


The other friend surprised me with her admission. She is unhappy because not wanting to be an old maid have made her accept any man’s marriage proposal. She is happy for getting her target but its consequence makes her married a man she is not really in love with.

*    *    *    *    *

Sederhanakan target.

Simplified the target.

Seorang teman yang lain jadi jatuh sakit gara-gara target diet yang dibuatnya terlalu ketat dan drastis.


Another friend fell ill because he set his diet way too tight and drastic target.

Jangan membuat target yang akhirnya membawa kerugian bagi diri sendiri.

Don’t set a target that at the end will do no good to yourself.

Lebih baik menetapkan target sederhana sebagai permulaan dan pelan-pelan menaikkan atau menambahkannya setelah berhasil mencapai target yang sederhana itu.

Better set a simple target as a start and slowly increase or add it after the simple target is reached.

*    *    *    *    *

Mengendalikan target atau dikendalikan oleh target?

Takes control of the target or be controlled by it?

Target berkaitan dengan keinginan hati dan kalau tidak hati-hati, bukan kita yang mengendalikannya, tapi dia yang mengendalikan kita.

Target is about fulfilling what the heart desires and if we are careless, it is no longer us who control it, but it is the one that controls us.

Seorang teman menjadi kecewa ketika target demi targetnya tidak tercapai dan ini membuat dia memusuhi serta menyerang orang-orang yang sebetulnya peduli padanya.

A friend has become disappointed when he can’t reach his targets that it ends up with him become hostile and attacking those who care for him.

Ketika target membuat kita melupakan persahabatan, kasih, kesabaran, kejujuran, kebesaran hati dan iman pada Tuhan.. itu artinya target tersebut telah menjadi tuan atas diri kita.

When target has blinded us to friendship, love, patience, honesty, fairness and faith to God.. it means the target has become our master.

*    *    *    *    *

Karena itu ada perlunya kalau dari waktu ke waktu kita meninjau kembali target yang kita buat.

It is thus necessary to have our target reviewed from time to time.

No comments:

Post a Comment