Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, August 27, 2014

Mt. Salak, Pine Forest and Ugly Monkey

Hari Kamis (14/8) saya ikut survei ke Gunung Bunder. Nama resmi tempat itu sebetulnya Gunung Salak Endah. Entah kenapa lebih populer dengan nama Gunung Bunder. Padahal yang namanya gunung mana ada yang bunder (bundar).


I went on survey to Mt. Bunder on Thursday (August 14th). The site’s official name is Mt. Salak Endah. I don’t know why it is more popular with the name Mt. Bunder. Bunder in English means round and surely there isn’t any round mountain.

Kami berangkat sekitar jam 8.45 pagi dari kantor. Dibutuhkan waktu satu jam untuk sampai di lokasi pertama yang akan kami survei.


We left the office at around 8.45 am. It needed an hour to get to the first location on our survey list.

Villa Marijo. Tempatnya tidak jelek. Lihat saja foto-foto dibawah ini. Tapi kami semua sepakat tempat itu kurang luas.


Marijo Villa. Not a bad place. You can see it in the below photos. But we all agreed it is not wide enough.


Gunung Bunder menjadi tujuan berikutnya. Kesan awal? Seperti tidak ada bedanya dengan masuk ke Kebun Raya Bogor. Suasana hutan malah lebih terasa di Kebun Raya Bogor. Tapi kemudian saya melihat yang belum pernah saya lihat. Hutan pinus.


Mt. Bunder was our next destination. First impression? It felt no different with entering Bogor Botanical Garden. It is even feel more like in real forest in Bogor Botanical Garden. But then I saw something I have never seen before. Pine forest.


Sayang kami tidak bisa mengunjungi air terjun dan kawah. Tapi kami kan memang tidak bertujuan untuk mensurvei tempat-tempat itu.


Too bad we didn’t go to the waterfalls and crater but we didn’t go there to survey those places.




Rumah Wisata Pakis Asri adalah tujuan berikut.



Rumah Wisata Pakis Asri was our next destination.



Kami langsung sepakat tempat ini cocok untuk menjadi tempat diadakannya acara kebaktian open air hari Jumat, 29 Agustus.


We all agreed this is the right place to have our open air service on Friday, 29th August.

Ada satu tempat lagi yang kami datangi dalam perjalanan pulang. Tapi saya sudah terlalu capek hingga saya tidak turun dari mobil. Seorang dari kami malah mabok kendaraan.

There was one more place we went to on our way back to the office. But I was too exhausted that I stay in the car. One of us even had car sick.

Jadi saya tidak tahu seperti apa tempat itu. Tapi menurut mereka yang meninjau, tempat itu terlalu terbuka dan berangin.

So I have no idea how that place looks like. But according to those who went to see it, the place is in a wide open area and so it is windy there.

Peserta kebaktian open air adalah mereka yang berusia di atas lima puluh tahun. Tempat itu tidak cocok untuk mereka.

Open air service will be attended by those whose age are more than fifty years old. That place does not suitable for them.

Jadi begitulah perjalanan survei kami. Seru. Banyak foto bagus. Kecuali satu yang di ambil di depan Rumah Wisata Pakis Asri. Menurut saya sih bagus-bagus saja. Tapi Andre protes setelah melihat foto itu.


So there was our survey trip. It was fun. There are beautiful photos. Except one that was taken infront of Rumah Wisata Pakis Asri. I think it is not bad but Andre protested after he saw it.

“Emangnya ga ada yang lebih cakepan dikit yang bisa kamu peluk?” katanya “Dari pada monyet jelek itu yang kamu peluk, mendingan meluk saya dong”

“Didn’t you have anyone cuter to hug?” he said “Better hug me than hugging that ugly monkey”

Ya ampuuuunn! Itu kan cuma patung Hanoman..

Dear goodnesss! That’s just Hanoman statue..

“Makanya cepetan pulang” ledek saya “Hari ini saya meluk patung Hanoman. Besok-besok ga tahu siapa yang akan saya peluk”

“So hurry back” I teased him “I hugged Hanoman statue today, who can tell whom will I hug tomorrow”

No comments:

Post a Comment