Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, August 6, 2014

It’s So Easy Hating You

Susah untuk mengasihi, lebih mudah untuk membenci..

It is hard to love, it is easy to hate..

Israel melakukan penyerangan kepada Palestina dan Palestina membalas. Dua negeri; Satu daratan. Dua bangsa; Satu kebencian.


Israel has been attacking Palestine and Palestine attack them back. Two countries; One land. Two nations; One hatred.

Suriah. Satu negeri; Dua agama. Satu bangsa; Dua keyakinan. Satu kelompok bangkit untuk membinasakan mereka yang sebangsa tapi berlainan agama dengannya.



Syria. One country; Two religions. One nation; Two beliefs. One group of people have risen to destroy their fellow countrymen who have different religion with them.

Hitler berusaha untuk ‘membersihkan’ Jerman dari orang Yahudi.

Hitler tried to ‘cleanse’ Germany off Jews.

Pol Pot menginginkan Kamboja yang murni sehingga dia melakukan ‘pembersihan’ terhadap warga Kamboja keturunan Cina dan Vietnam.

Pol Pot wanted to have pure Cambodian so he ‘cleansed’ the Cambodian people from Chinese ethnicity and Vietnamese descendant.


Ketika hati terbakar oleh kebencian, dia menjadi tuan atas diri kita.

When heart is burnt by hatred, it becomes our master.

Dia membutakan mata kita, menebalkan perasaan kita, menghancurkan rasa belas kasihan kita..

It blinded our eyes, numbed our senses, destroyed our humanity..

Karena dia menginginkan kita menyakiti dan melukai, hal lain menjadi tidak berarti. Dia gembira bila kita dapat melakukan hal itu sebanyak dan sesering mungkin. Dia bersorak-sorai ketika ada banyak hati terluka oleh karena sikap, perbuatan dan kata-kata kita.

Because it wants us to hurt and hurt people, nothing else mattered. It gets esthetic when we do that as many and as often as we can. It cheers when many hearts are hurt by our attitude, behavior and words.

Dan kita demikian bodohnya berpikir bahwa mereka pantas disakiti.

And we are so dumb to think they deserve to be hurt.

Dalam ketololan kita, kita mengira kita telah melakukan hal yang benar.

In our stupidity, we think we have done the right thing.

Kita telah membiarkan diri ditipu untuk mempercayai bahwa hal itu memberi kemenangan pada kita.

We let ourselves be fooled to believe it gives us victory.

Adakah kemenangan ketika kita membuat orang lain bersedih hati karena kita?

Is there victory when we make others sad because of us?

Kemenangankah itu namanya ketika hubungan kita dengan orang lain jadi hancur? Dari teman menjadi musuh? Dari cinta menjadi benci? Ketika kedamaian berganti dengan keresahan?

Is that victory when our relationship with others ruined? When friend becomes enemy? When love turns to hate? When peace is replaced by anxieties?

Kebencian hanya menuai kehancuran.


Hate’s only reap destruction.

Kebencian ada dimana-mana. Muncul dalam berbagai bentuk. Dikobarkan dengan memakai berbagai alasan.

Hatred is everywhere. Appears in many forms. Raised using various reason.

Kita tidak usah jauh-jauh mencari karena kebencian tidak hanya ada di Israel atau Suriah. Dia bisa ada di dalam rumah kita, di tempat kerja kita, di kelas kita..

We don’t need to look far because hate is not just in Israel or Syria. It can be found in our house, in our work place, in our classroom..

Teman saya menulis status tentang seseorang yang membuang kue pemberiannya, satu toples kue yang dihadiahinya tidak pernah dibuka karena langsung dibuang ke tempat sampah..


My friend wrote a status about somebody who threw away the cookie she gave to that person, that poor one jar of cookie was never opened because it directly went into the garbage.

Cuma Tuhan yang tahu apa yang pernah terjadi di antara mereka berdua sampai orang itu tidak sudi menerima pemberian yang dimaksudkan untuk berdamai.

Only God knows what has happened between those two that made one of them didn’t want to accept the gift that meant as a peace offer.

Pengalaman saya dalam dua minggu terakhir ini.. Seseorang yang saya kenal selama dua minggu ini tidak hanya mengacuhkan saya tapi juga mengeluarkan kata-kata sindiran.

In my recent two weeks experience.. Somebody whom I know have been not only ignored me for the past two weeks but has also spoke hurtful words.

Penyebabnya? Dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya ketika senior saya dan teman saya memintanya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya itu. Ya, dia melakukan apa yang mereka minta tapi rupanya menyimpan api dalam hatinya.

The cause? She didn’t get what she wanted when my senior and my friend asked her to do something that is not in accordance with her wishes. She did what they asked her to do that but she keeps this fire inside.

Dia tidak berani menyatakannya keberatan dan kekesalannya pada senior saya dan teman saya, lalu akhirnya dia memilih untuk menjadikan saya sebagai sasaran tanpa peduli bahwa sasaran itu tidak tepat. Yah, mungkin dia melegalkannya karena berpikir saya adalah orang yang dekat dan dipercaya oleh senior saya dan teman saya. Mungkin dia berpikir api dalam hatinya itu akan saya teruskan pada mereka.

She has no guts to tell them about her objectivity and upsetness, so she eventually pour it on me without any care that she has targeted the wrong person. Well, maybe she justified it by thinking I am closed to and trusted by my senior and my friend. Maybe she thought I would pass them her fire.

Saya sedih melihat dia lebih membiarkan kekesalan, kemarahan dan ketidakpuasannya itu merusakkan hubungan baiknya dengan saya. Rupanya semua itu jauh lebih tinggi nilainya dari pada hubungan baik dengan seseorang. Demikian lebih berartinya sehingga dia tidak lagi peduli untuk kehilangan seorang teman.

I am sad to see how she let upsetness, anger and dissatisfaction ruined her good relationship with me. Those things obviously held such high value than keeping a good relationship with somebody. It means so much that she no longer cares if it meant to lose a friend.

Itulah harga kebencian.

That is the price of hate.

Akan selalu ada alasan untuk membenci.

There is always reason to hate.

Dan selalu ada harga yang harus dibayar.

And there is always price to pay.

Hitler dan Pol Pot membayar harga kebencian mereka dengan nyawa mereka sendiri dan meninggalkan negeri mereka dalam kekacauan.

www.BBC.com
Hitler and Polpot paid their hatred with their lives and left their countries in a mess.

Kita tidak bisa hidup tanpa mengalami hal-hal yang menyakiti diri kita lewat perbuatan atau perkataan orang-orang disekitar kita, entah itu sesuatu yang mereka lakukan dengan sengaja atau tidak.

We can’t have our lives from not experiencing things that hurt us through people’s attitude or words, whether they do that intentionally or unintentionally.

Wajar untuk menjadi marah, sedih dan kecewa karenanya.

It is understandable to feel angry, sad or disappointed.

Tapi jangan biarkan emosi itu menjadi benih kebencian. Lepaskanlah semua itu sebelum mereka berakar, bertumbuh dan membuahkan kebencian. Tidak mudah tapi lakukanlah itu karena semua itu tidak akan menguntungkan diri sendiri.

But don’t let those emotion become the seed of hate. Let them go before they root, grow and bore the fruit of hate. It is not easy but do that because they bring nothing good for each of us.

No comments:

Post a Comment