Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, February 25, 2013

Indonesian and English

‘We-ha-i-te-e’, Dio, murid les saya, menyenderkan badannya ke saya sambil menyenandungkan huruf-huruf itu.

Dite, kakaknya, berhenti mengerjakan soal-soal yang saya berikan, menertawakan adiknya tapi juga bingung. ‘We-ha-i-te-e’, apaan tuh?, tanyanya.

Saya ikut tertawa jadinya. Pertama karena tingkah lucu Dio yang menghapal sambil menyanyikan huruf-huruf dari bahasa inggris itu dan karena melihat kebingungan kakaknya.

“Adikmu lagi menghapal warna-warna dalam bahasa Inggris” saya menerangkan.

“Terus, ‘We-ha-i-te-e’ itu apa?” Dite penasaran.

“Warna apa hayoo?” saya sengaja membuat dia berpikir.

“Oooh” sesaat kemudian Dite tersenyum setelah dia berhasil menebak rangkaian huruf-huruf yang disenandungkan adiknya tadi adalah sebuah kata untuk satu warna dalam bahasa Inggris.

I'm holding Joan
“Ayo, yo, kamu pasti bisa” Joan, yang paling tua dari tiga bersaudara itu, memberi semangat.

“Iya dong, pasti bisa” Dio menengadahkan mukanya untuk memandang saya.

“Pasti!” saya memeluknya. Anak lelaki kecil berusia 7 tahun itu pun merangkul lengan saya.

Dua kali seminggu mereka datang untuk les bahasa Inggris. Sudah setahun ini saya melihat bagaimana perbendaharaan kosa kata, pengertian dan tata bahasa mereka semakin lama semakin bertambah dan semakin baik. 80 adalah nilai terendah mereka dalam bahasa Inggris. Dio yang tidak diunggulkan di antara mereka pun sudah dua kali mendapat nilai 100.

“Kalian tahu ga, bu Keke belajar bahasa Inggris pertama kali waktu di kelas 1 SMP. Umur bu Keke waktu itu 13 tahun” beberapa kali saya berkata demikian untuk memberi semangat kepada mereka “sekarang Dio yang kelas 1 SD sudah belajar pelajaran yang bu Keke dapetin waktu umur 13 tahun. Jadi kalian lebih beruntung dan lebih pintar dari bu Keke”

“Jadi kalau bu Keke bisa, Dio juga pasti bisa ya, bu?” Dio dengan lugunya bertanya.

“Yap” jawab saya.

Dan Dio yang oleh ibunya dikatakan angin-anginan dalam hal belajar menunjukkan semangat serta ketekunan dalam belajar bahasa Inggris. Nilai-nilainya membuat kami semua gembira tentunya.

Tapi saya memang betul-betul mengagumi anak-anak jaman sekarang yang telah mengetahui pelajaran bahasa asing dari usia sangat muda. Bahkan ada yang sudah dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa itu karena sekolahnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Sementara saya sendiri baru mendapatkan kemampuan dan keahlian demikian setelah setidaknya mempelajari bahasa Inggris selama lebih dari 10 tahun. Penguasaan akan bahasa yang satu ini tidak datang walau nilai pelajaran bahasa Inggris saya selalu yang paling tinggi dari mata pelajaran lainnya dan tidak juga melalui korespondensi saya dengan teman-teman di luar negeri. 

Pekerjaan saya di perusahaan asing, banyak bertemu dengan orang-orang asing dan kemudian memiliki hubungan pribadi dengan beberapa dari mereka memberi kesempatan bagi saya untuk lebih memperbaiki dan menyempurnakan bahasa Inggris.

Hanya saja saat ini kontak saya menjadi lebih terbatas dengan orang asing, apalagi kalau Andre sedang tidak berlibur di sini, wah, saya kehilangan native speaker untuk menjadi lawan bicara.

Jalan keluarnya ya saya sengaja membuat blog dalam dua bahasa atau menulis status di facebook dalam bahasa Inggris untuk melatih diri sendiri. Kalau tidak begitu, setiap kali hendak menulis atau bicara dalam bahasa itu, saya harus berpikir agak lama untuk menyusun suatu kalimat atau menemukan satu kata.

Anda orang asing yang ingin berkunjung ke Indonesia? Jangan khawatir soal bahasa. Rata-rata orang Indonesia bisa berbahasa Inggris walau tentunya kefasihan itu tidak sama tapi setidaknya lumayanlah untuk bisa mengobrol atau sekedar berkomunikasi.

Tapi jangan di kira karena mentang-mentang saya mengajar les bahasa Inggris dan menjalin hubungan dengan orang asing lalu otomatis saya fasih sekali bicara dalam bahasa itu. Tidaklah.. hehe… mungkin jauh lebih baik dari kemampuan rata-rata tapi tidak sefasih native speakernya. Mungkin kalau saya tinggal selama bertahun-tahun di luar negeri, saya bisa fasih. Eh, tapi saya punya teman yang sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Amerika dan bahkan sudah menikah dengan orang sana tapi bahasa Inggrisnya kayaknya kok masih ga beda-beda banget sama waktu dia masih tinggal di Indonesia. Hehe… jadi ga jamin tinggal di luar negeri trus kemampuan berbahasa Inggris otomatis jadi lebih ok.

Anyway, saya juga tidak rajin mengumbar bicara dalam bahasa Inggris. Hanya sekali-sekali saja dan itu juga saya pilih lawan bicara yang mengerti bahasa itu dengan cukup baik.

Dan… psst, gini-gini otak saya bisa blank juga kalau kondisi fisik lagi kurang sehat, capek atau setiap kali saya lagi marah.

“I don’t feel like talking in English now” lagi ga mood buat ngomong pake bahasa Inggris, kata saya pada Andre kalau sudah demikian. Biasanya dia mengerti dan tidak banyak tanya. Tapi kadang dia protes.

“Then how do we communicate if you don’t feel like talking in English?” gimana kita berkomunikasi kalau kamu lagi ga mood buat ngomong pake bahasa Ingggris?

Hehe.

Tapi lebih parah kalau saya lagi marah. Entah marah ke dia atau karena sebab lain. Yang pasti otak saya buntu kalau sudah seperti itu. Nah, bikin pusing aja kan kalau dia nanya kenapa atau minta penjelasan. Yang muncul di otak saya malah berbagai kata makian macam f**ck, SOB, b**ch, d*mn.

Gawat kan…

Paling kalau sudah begitu saya cuma ngomong “for crying out loud, leave me alone, honey. Don’t ask, don’t talk to me” biarin gue sendiri dulu. Jangan nanya, jangan ajak gue ngomong.

Yah, untungnya sudah ada saling pengertian sehingga tidak terjadi perang dunia.. hehe..
___________________________

‘W-h-i-t-e’, Dio leaned himself on me as he hummed those words.

His brother, Dite, looked up to him with puzzleness on his face as he laughed ‘W-h-i-t-e’, what’s that?” he asked.

I laughed. First at seeing Dio and then on his brother’s question.

“Your brother is memorizing colors in English” I answered his question.

“Then what is ‘W-h-i-t-e’?” Dite looked curious.

“Well, what color is that?” I left him to figure it out.

“Ah” the smile on his face showed that he found the word.

“You can do it” Joan, the eldest of these threesome encouraged her youngest brother.

“You bet I can” Dio looked up to me.

“Yes, you can” I hugged this 7 year old boy. He hold my arm.

They come to my house twice a week for their English tutoring. It has been a year now and I see how they make impressive improvement and progress on their English vocabulary and grammar. So far 80 is their lowest English test. Even the under dog Dio has been getting 100 for his English tests.

“Do you know that when I was in school, English was taught in junior highschool. So the things that Dio learns in his English class was taught to me when I was 13 years old. You guys are luckier and smarter than me” sometimes I told them this to encourage them.

“So if you could excel in English, so can I, right?” Dio asked.

“You bet!”

And Dio who, according to his mother, shows little interest in studying has seriously and enthusiastically learned English. His progress and improving grades make us all happy and surprised.

I actually admire kids for their ability to know foreign language(s) in such young age. Some even become fluent because they study in school that put English as its main language.

Me? I have achieved that level of skill after I learned English for more than 10 years. I got it not only from school nor through my foreign pen-friends.

My work in foreign companies allowing me to meet and work with foreigners on daily basis. And I had personal relationship with some of them. It is all giving me the chance to work on my English.

I don’t have regular contact with them at the moment, especially when Andre is not visiting. I don’t have my native speaker to practice my English.

I am doing self practice by writing bilingual blog or write English status on facebook. Otherwise my English would go rusty and it would make me think when I had to speak on that language or when trying to find an English word.

Are you a foreigner planning to go to Indonesia? Language should be something that worries you because most of Indonesian know English though their level of fluency may vary but at least you can communicate with them in that language.

However, don’t think that I speak English fluently all because I tutor English and having a relationship with a native speaker. Maybe it is above the average level but not fluent. If I have live abroad I probably can speak it fluently.

I don’t speak English all the time or with anybody. I speak it only to the people I know understand English quite well.

Psst, my mind usually go completely blank when I feel tired, unwell or when I am upset.

“I don’t feel like talking in English now” I would let Andre knows that my mood was not good and it makes my brain unable to work perfectly when it comes to speaking in English. He understands and asks no question. But sometimes he protested.

“Then how do we communicate if you don’t feel like talking in English?”

Haha.

Worst is when I am angry. My brain completely having malfunction at times like that. the only words fill in my mind are the swearing ones such as f**ck, SOB, b**ch, d*mn.

Now that is bad.

And all I could say to him is “for crying out loud, leave me alone, honey. Don’t ask, don’t talk to me”.. well, I'm glad we both have some sort of understanding so there has been no fights sofar..

No comments:

Post a Comment