Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, November 4, 2016

Good to See You

Lumayan lama juga tidak ketemu kamu

Haven't seen you in quite a while

Saya lupa kapan terakhir kali kami bertemu. Rasanya sudah lama sekali.

I forgot when was the last time we met. It felt like it was a long time ago.

Tugas bikin dia datang ke kantor saya pada bulan Juli.

Duty brought him to my office in July.

Kami tidak bisa mengobrol. Waktunya terlalu singkat dan ada begitu banyak orang yang ingin ketemu dan bicara dengannya. Walaupun dia ini teman saya tapi saya harus tahu diri, posisinya membuat dia jadi semacam public figure di tempat kerja saya ini. Tidak apalah kami tidak bisa mengobrol.


We couldn't talk. There was little time and there were so many people wanted to meet and talk to him. Though he is my friend but I had to step back, his position has made him some sort of a public figure in my workplace. So it was okay that we couldn't talk.

Tapi ketika saya mengantarnya sampai ke pintu gerbang sewaktu dia akan pulang..

But when I walked him to the gate shortly before he left..

"Datanglah ke rumah aku. Ada kamar tamu jadi kamu bisa nginap" katanya.

"Come to my house. There is a guest room so you can stay over" he said to me.

Saya berpikir sejenak. Ok lah. Sudah lama juga saya tidak jalan sendiri dan rumahnya ada di daerah yang belum pernah saya kunjungi jadi yah, naluri traveler saya tergugah..

I gave it a quick thought. Ok. It's been quite a while since I went on my own and his house is located in the part of the city that I have never been to so yeah, it moved my traveler's instinct..

"Ok" jawab saya tanpa ragu "Whatsapp aja kapan saya bisa ke sana dan tolong sekalian info rute dan kendaraannya"

"Ok" I said that without giving a second thought "Just whatsapp me the date and please inform me the route and what vehicle should I take to get there"

"Beres" dia nyengir.

"Deal" he grinned.

* * * * *

Maju terus pantang mundur

No time to chicken out

Ternyata baru bulan Oktober kesepakatan itu bisa diwujudkan.

Turned out the deal could be done in October.

Tadinya saya sempat mikir apa jangan-jangan ga jadi karena tantangan juga rupanya buat mencari jadwal dimana dia dan istrinya sama-sama ada waktu.

I was wondering if the deal would be off because it was quite a challenge to find the time when he and his wife have free time.

Ini juga judulnya rada maksa karena kalau tidak gitu nanti bener-beneran tidak jadi.

I was quite pushy on this because if not there was possibility that the deal could really be off.

Jadwal sudah dibuat. Rute sudah tahu. Baju sudah dipacking. Minggu siang.. gelooo.. hujan, bray??

The scheduled was made. The route was set. Clothes were packed. Sunday afternoon.. wtf.. it rained, seriously??

Tapi masa mau dibatalin? Ah, maju terus deh. Yang penting kan ga ada seribu juta topan badai..

What then? Cancel it? No way. The important thing is there was no storms..

Mungkin kalau saya pakai kendaraan pribadi, tidak sulitlah buat maju terus pantang mundur tapi ini saya pakai kendaraan umum jadi godaan buat mundur ya ada banget.. hehe.. soalnya dingin-dingin gini enakan pulang ke rumah dan bobo selimutan dari pada jalan menembus angin dan hujan..


It wouldn't be hard if I went there by my own vehicle but that was not the case as I commuted by public transportation so there was the temptation to back off.. haha.. it would be nicer to go home in this kind of weather and stay in bed under the warm blanket than to walk through the wind and the rain..

Untung memasuki Tangerang, hujannya berhenti.

So glad the rain stopped when I got at Tangerang.

Saya bukan hanya memikirkan angkot yang harus saya ambil untuk menuju Gading Serpong karena teman saya lupa nomor angkotnya, dia hanya menyebutkan warna angkotnya yang ternyata ada setidaknya dua angkot lainnya yang warnanya persis sama tapi tujuannya beda.. nahhh..

I was not just thinking about the vehicle I should take to Gading Serpong as my friend forgot its number, he just informed me its color which turned out there are two others that have same color but served different route.. o.. o..

Hal lain yang tidak terduga adalah akibat dari kegoblokan saya. Dari Bogor harusnya saya beli tiket ke Tangerang. Saya beli tiket ke stasiun Duri karena saya harus transit di situ untuk ganti kereta yang menuju Tangerang.


Another unexpected thing occured as the result of my stupidity. I should have bought train ticket to Tangerang. I bought the ticket to Duri train station because I had to make a transit there as I had to change train from there to Tangerang.

Akibatnya ya uang jaminan kartu tiket sebesar sepuluh ribu hangus sebagai denda. Petugasnya menyesalkan hal ini tapi buat saya yang sempat deg-degan karena mengira dendanya lebih besar, jumlah segitu tidak saya persoalkan.


The consequence is my card ticket guarantee money of ten thousand rupiah was taken away as a fine. The officer regretted it while I was glad it was not as much as I feared.

Sudahlah.. dibawa enjoy aja.. ini kan jalan-jalan.

Come on.. go easy with it.. beside this is a traveling, enjoy it.

* * * * *

Ladies' night

Turun di Gading Serpong, menyeberang, ambil angkot lain menuju SMS (Sumarecon Mall Serpong).. akhirnya sampailah saya di tempat yang kami sepakati untuk ketemu.


I got off at Gading Serpong, crossed the street, took another vehicle to SMS (Sumarecon Mall Serpong).. I finally arrived at our meeting spot.


Sayangnya teman saya ada tugas mendadak sore itu sehingga tidak bisa menemui saya di sana. Yang datang adalah istrinya.


Unfortunately an unexpected afternoon duty made my friend unable to meet me there. It was his wife who came.

@Sumarecon Mall Serpong. Waiting for Lina to come
 Lina dan saya pertama kali bertemu sekitar dua tahun lalu sebelum mereka menikah. Kami tidak sempat saling mengenali karena waktu itu kami hanya bertemu selintas dan dia pendiam.

Two years ago Lina and I met for the first time before they got married. We had no chance to get to know each other as we met briefly and she was quiet.

Tapi sore itu ketika kami bertemu.. saya merasa seperti bertemu dengan Lina yang baru. Dia lucu, ramah, terbuka, bawel dan kami langsung nyambung.


But when we met that afternoon.. I felt like I met the new Lina. She was funny, friendly, open, chatty and we just clicked.

Jujur saja, awalnya saya agak khawatir karena tidak semua perempuan dapat menerima teman suaminya.. apalagi kalau teman itu berjenis kelamin perempuan.

To be honest, I was a bit worry because not all woman can accept her husband's friend.. especially if that friend happens to be a woman too.

Jadi asyik juga nih saya punya ada satu lagi teman cowok yang istrinya bisa jadi teman saya juga.

So it's pretty cool that I have another male friends whose wife can be made as my friend too.

Sore dan malam itu jadi malam panjang untuk saya dan Lina. Kami makan malam bareng. Putar-putar mall. Fotoan. Beli baju. Saya tidak yakin teman saya bakal betah kalau dia ikut.. hehe.. cowok mana betah diajak muterin mall apalagi nungguin cewek lihat-lihat baju.


I forgot what this dish's name but it tasted so yummy

The evening and night belong to me and Lina. We had dinner together. We looked around the mall. Took pictures. Bought dresses. I am not sure my friend would like it if he came along.. haha.. men are just not into it especially not if he must escort the ladies go dress shopping.

* * * * *

Begitu banyak yang berubah

So many changes

Kami hanya terpisah dua tahun dan begitu banyak yang berubah.

It's been just two years that we haven't seen each other and so many things have changed.

Saya melihat perubahan dalam diri Lina.

I saw the change in Lina.

Lalu malamnya teman saya pulang dan saya melihat ada banyak perubahan dalam dirinya.

My friend got home at night and I saw many changes in him too.

Tapi kemudian saya perhatikan diri saya sendiri. Saya juga berubah. Saya lebih pede, lebih sabar, lebih peka, lebih terbuka, lebih banyak kepahitan tapi juga ada banyak kebahagiaan.

But then I looked at myself. I too have changed. I have more confident, more patience, more sensitive, more open, more bitter but also have more happiness.

Kami seperti orang-orang lama tapi juga baru pada saat yang bersamaan.

We were just like our old selves yet we're also new people at the same time.

Dalam kasus kami, perubahan ini menguntungkan kami karena buat saya rasanya sekarang ini kami adalah orang-orang dewasa. Kami didewasakan oleh berbagai peristiwa.

In our case, this change benefit us because to me it feels we are adults now. Many things have matured us.

* * * * *

Tembok-tembok ini mempunyai mata dan telinga

These walls have eyes and ears

Saya dan teman saya mengobrol dari jam sepuluh malam sampai jam setengah satu.

Me and my friend talked from ten pm to half past one am.

Lina tidur lebih dulu karena terlalu capek dan besok pagi dia harus berangkat subuh ke kantornya.

Lina went to bed early as she was too tired and she had to leave early for work.

Ada begitu banyak hal yang ingin saya dan teman saya bicarakan.

There were so many things my friend and I wanted to talk.

Saya pun merasa dapat bicara sebebas-bebasnya. Dia seorang teman yang bisa saya percaya dan dia punya pemikiran yang luas.

I felt I could talk freely. He is a friend that I can trust and he has a broad mind.

Setelah berbulan-bulan berada di tempat dimana tembok-temboknya memiliki mata dan telinga.. tidak hanya melatih saya untuk bisa tutup mulut tapi membuka mata dan telinga tapi juga untuk bisa bersandiwara dan pada akhirnya cenderung untuk tidak mempercayai seorang pun (hanya tersisa kira-kira tiga orang yang bisa saya percayai disana).

After spending months in a place where the walls have eyes and ears.. not only it trained me to close my mouth and open my eyes and ears but also to be able to act and at the end tend not to trust anyone (it left about just three people whom I can really trust in there).

Jauh dari mata yang selalu mengawasi dan mengintai dengan niat hati yang patut diwaspadai..

Far away from the ever present of watching and prying eyes along with the heart that needed to be cautious of..

Tidak ada telinga-telinga yang siap menangkap ucapan paling naif dan menggunakannya untuk memukul saya..

There were no ears that ready to get the most innocous words and use them to hit me..

Jauh dari tempat yang sangat membutuhkan saya tapi juga tidak menghargai saya.

Far away from the place that needs me so much but also leaves me unappreciated.

Jauh dari mereka yang selalu siap menghakimi saya.

Far away from those who are quick to judge me.

Selain orang tua saya, Andre dan murid-murid saya, cuma segelintir orang yang bisa membuat saya merasa bisa sepenuhnya menjadi diri saya sendiri.

Apart from my parents, Andre and my students, only few can make me feel I can be completely myself.

Malam itu teman saya membiarkan diri saya menjadi diri saya sendiri.

That night my friend let me to be me.

* * * * *

Saya pikir saya bakal susah bangun. Hampir jam satu pagi saya baru bisa tidur. Untungnya badan saya sudah terbiasa bangun jam setengah enam jadi biarpun mata saya sepat tapi badan saya sudah bangun jam segitu dan langsung on.

I thought I couldn't get up on time. It was nearly one am when I could finally sleep. Good thing my body is used to wake up at five thirty so though my eyes were heavy but my body has alerted and just functioned.

Lina sudah berangkat dari jam lima sehingga kami tidak sempat ketemu.

Lina has left since five am so we didn't get the chance to meet.

Teman saya masih punya waktu untuk sarapan bareng saya.




My friend had time to have breakfast with me.

Kami berpisah di tempat mie itu karena dia ada tugas dan jadilah saya berputar-putar sendiri di sekitar mall itu sebelum pulang.

there's a coffee shop nearby that sells coffee from many regions in Indonesia

We splitted at that noodle vendor because he had to go on duty and so I took a quick tour by myself around the mall before I went home.

Kami telah berencana untuk bertemu lagi.

We have planned to meet again.

* * * * *

Guys, thank you for everything. See you soon..

2 comments:

  1. Jadi kangen teman-teman aku, memang sekarang hal sulit itu ya mengumpulkan mereka 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak Raisa, iya, ngumpulin teman itu susah. yg cuma seorang aja suka susah nyari waktu yg pas, apalagi kalau temannya sekompi.. wah..

      Delete