Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, October 30, 2016

Cooking, My DIY Project

Sudah lama saya tidak masak.

I have not done any cooking in quite a long time.

Bulan lalu mau tidak mau saya harus masak karena ayah saya yang biasanya tukang masak di rumah kesehatannya terganggu.

I had no choice than to do the cooking because my father who is the chef at home had problem with his health.

Karena lama tidak masak so saya pilih masakan yang tidak banyak bumbu dan tidak ribet buat dibuat.

Well it's been a while since I cooked so I chose a meal that needs less ingredient and easy to make.

Sebetulnya sih kalau saya lagi di rumah Andre, saya beberapa kali masak tapi jenis masakan gaya bule yang modalnya cuma mentega, susu, keju, krim, bawang bombay, daging, makaroni, spaghetti, sayurannya paling kentang, wortel, brokoli. Cara masaknya juga cuma tumis bentar, campur semua bahan dan panggang deh. Kagak pake acara ngulek. Praktis. Gampang. Ga lama. Enak pula.


Actually I did some cooking when I stayed at Andre's place but it's westerner dishes which consists of butter, milk, cheese, cream, onion, meat, macaroni, spaghetti, the veggies are just potato, carrot, broccoli. It takes only a little time to simmer them, mix them all and put it in the oven. Don't have to do any grinding. It's practical. Easy. Doesn't take long to make. Tastes good.

Masakan Indonesia beda. Banyak bahan. Ribet. Malas ah bikinnya. Lagian, emang saya punya waktu dan tenaga seabrek. Belanja dan masak itu pulang dari kantor, tau.. makanya kelar masak biasanya saya langsung mandi dan tidur.. boro-boro berasa lapar. Yang ada babak belur gue, capek bo..

Indonesian dishes are different. Lots of ingredients. Complicate in making. Man, I'm not into it. Beside, do you think I've all the time and energy in the world to cook. I do the shopping and cooking after work, you know.. that is why after everything is done I usually have a bath and go to bed.. never feel hungry. It drained me up, man.. cooking takes a lot of my energy.

Mau bikin masakan barat, bahannya mahal banget. Selain itu oven di kompor gas di rumah lagi ngadat. Tidak mau nyala.

Western dish is not an option, the ingredients are expensive. Beside, the oven at home is not working.

Jadi yah, pilihannya cuma masakan Indonesia atau masakan Cina yang tidak ribet buat dibikin dan tidak perlu butuh banyak bahan.

So, Indonesian or Chinese dish are the only options, the ones that is easy to make and don't need too many ingredients.

* * * * *

Tumis Labu Siam (18 September 2016)

Sauteed Chayotes Soup

Masak itu sebetulnya asyik. Dari mulai belanja bahan-bahannya aja sudah asyik. Ada pasar tradisional tidak jauh dari kantor. Biar pun becek, bau dan agak-agak menjijaikan tapi saya suka dengan pasar tradisional. Masalahnya saya tidak tegaan buat nawar jadi kalau mau belanja di pasar tradisional yang tidak ada tempelan harga di setiap dagangan, saya harus nanya si papa berapa harga satu item perkilo, persetengah kilo, seperempat atau se-ons.


Cooking is actually fun. Shop for the ingredients is fun. There is a traditional market near the office. Eventhough it is muddy, smelly and a bit disgusting but I like traditional market. The problem is I have no heart to bargain so whenever I need to go to traditional market, I must first ask my father the price of an item a kilo, half a kilo, a quarter or an ounce since there is no price tag on each merchandise.

Nah, masakan yang satu ini modalnya cuma bawang merah, bawang putih, garam, lada, minyak goreng dengan sedikit mentega supaya wangi dan berasa lebih enak serta labu siam.


This one dish requires simple ingredients of shalot, garlic, salt, pepper, cooking oil with a little butter to make it smell and taste better and of course ....


Masaknya gampang. Yang bikin lama dan capek itu ngupas labu siam. Doohh..




It's easy to cook. The thing that took long time and took lots of energy is peeling the chayotees. Geez..

* * * * *

Sapo Tahu (25 September 2016)

Soft tofu dish

Ini resep sahabat lama saya dari jaman kuliah, Santi. Dia masak ini waktu saya menginap dirumahnya tahun lalu.


This is my long time friend from college's recipe. Santi made this dish when I stayed at her place last year.

Kali ini saya belanja tidak di pasar tradisional karena ada bahan-bahan yang lebih mudah saya dapatkan di pasar swalayan.


This time I didn't go to traditional market because it's easier to find some ingredients in the convenient store.

Brokoli adalah satu dari sedikit sayuran yang saya suka. Masalahnya kalau saya yang masak, saya sendiri suka ogah makan brokoli karena itu jenis sayuran yang ulat dan keong suka sekali nyelip di sela-sela batang serta daunnya.. ihhh.. saya sampai merinding-rinding waktu lagi ngebersihinnya. Jadi waktu sudah jadi, pas saya nemu brokoli, teringatlah saya pada mahluk-mahluk kecil itu.. hilang deh selera saya buat makan..

silken egg tofu
Broccoli is one of few veggies that I like. The thing is when I do the cooking, I don't want to eat it because worm and snail like to hide on its branch or its head.. eeewww.. it rose the hair on my neck when I cleaned it. So after it's done, when I saw a broccoli, my mind flew back to the time when I found those small creatures.. I just lost my appetite..


Perkaranya beda kalau saya beli jadi atau orang lain yang masakin, brokolinya pasti saya makan habis.


It's a different thing if I buy the dish or I don't cook it myself, I eat all the broccoli.

* * * * *

Pie stuffing & Bread pie (17 October 2016)

Ini masakan yang rada rumit dibagian kupas mengupas tiga macam sayuran; kentang, buncis dan wortel. Tapi buat saya masih jauh lebih gampang dari pada mengupas labu siam.








This is a quite complicate dish when it comes to peeling the three veggies; potato, green bean and carrot. But to me it is much easier than peeling chayotes.

* * * * *

DIY - Do It Yourself, kerjakan sendiri.

Satu hal yang suka bikin saya senewen dan kesel kalau lagi masak adalah si papa dan Andre kepingin ambil alih karena mereka takut tangan saya luka kena pisau atau kena minyak goreng panas.

One thing that drives me crazy and annoy me when I am cooking is my father and Andre want to take over because they afraid I'd accidentally cut my hand with knife or get sprinkle of hot cooking oil.

Dua-duanya jago masak. Dua-duanya sayang banget ke saya. Dua-duanya ga rela kalau saya sampai luka atau sakit.

The two of them are good at cooking. The two of them love me so much. The two of them can't stand to have me get hurt of in pain.

Dan dua-duanya bikin saya jadi parno kalau lagi masak.

And the two of them just turn me into paranoia when I am cooking.

Akhirnya saya jadi harus mengusir mereka keluar dari dapur. Saya suruh mereka tidur atau nonton tv atau ngapainlah. Eh, yang ada baca koran tapi deket-deket dapur atau nonton tv tapi sebentar-sebentar ngintip ke dapur.. halahhh..

Eventually I had to send them out of the kitchen. I told them to go to bed or watch tv or do anything else. Yeah, one read newspaper but did that near the kitchen or watched tv but kept peeking to the kitchen.. mannn...

* * * * *

"Kamu punya bakat masak" begitu komentar ayah saya dan Andre.

"You have the thing for cooking" that's my father's and Andre's comments.

Mereka melihat cara saya masak dan biar pun lama tidak masak tapi saya kagok. Kelihatan dari cara saya pegang alat-alat masak dan waktu lagi masak.

They saw how I cooked and though I haven't cooked in a while but I am still into it. It shows from the way I hold cooking utensils and when I am cooking.

Mungkin bakat masak ayah saya turun ke saya.

Maybe I inherit it from my father.

"Masak adalah seni" kata Andre "Masak itu beda dengan bikin kue yang takaran, bahan dan lama masaknya harus persis. Masak pakai rasa, semua sering serba dirasa-rasa aja. Kamu punya feeling itu"

"Cooking is an art" said Andre "Cooking is different with baking a cake where the measurement, ingredients and time of baking must be precise. Cooking is about tasting, it uses your feelings. You have that feeling"

"Misalnya waktu kamu bikin Sapo Tahu" lanjutnya "Pertama kali kamu bikin buat saya, itu sudah selang waktu hampir setengah tahun sejak kamu lihat Santi masak itu. Tapi kamu masih ingat bahan-bahan dan cara bikinnya. Itu yang namanya feeling"

"Take it when you made Soft Tofu" he went on "The first time you cooked it for me it has been nearly half a year since you saw Santi cooked it. But you still remembered the ingredients and how to cook it. That's feelings"

Ya, dia benar.

Yep, he got that right.

* * * * *

Kalau saya masak, saya jadi terlalu kritis dengan rasanya. Buat saya kok kurang pas, kurang ini itu, kurang enak.. tapi orang komentar beda.

If I do the cooking, I'm critical about how it tastes. To me it doesn't taste right, something is missing.. but people say differently.

Saya lebih percaya komentar orang lain karena kalau orang tua saya dan Andre bisa jadi memuji untuk menenangkan atau supaya saya senang.

I trust other people's comment than my own parents and Andre because they praise me probably to calm me down or to please me.

Tapi komentar orang lain memang sama "Enak" dan dari ekspresi muka serta gerakan mulut mengunyah.. saya tahu mereka tidak bohong.

But people said the same "It tastes good" and seeing the expression on their faces and the move of their mouth when they are chewing it.. it convinced me they told me the truth.

* * * * *

Saya bersyukur punya ayah, pacar dan sahabat yang jago-jago masak.

I'm grateful to have a father, a boyfriend and a bestfriend who are great at cooking.

Tapi mungkin karena itu juga saya jadi manja dan dimanjakan.

But it is probably why I am a spoiled one and they do spoiling me a lot.

Di rumah ada si papa. Di rumah Andre, doi lah yang masak. Ke rumah Santi, saya tidak pusing soal makan karena ada banyak masakan enak hasil bikinan Santi.

I've got my dad at home. At Andre's, he's the one who do the cooking. Going to Santi, no need to get dizzy about meals because there are always yummy of Santi's homemade dishes.

Anugrah.

It's a blessing.

Bahwa saya juga punya feeling buat masak.. itu juga anugrah.

The thing that I have the feelings for cooking.. that's a blessing too.

* * * * *

Saya tidak setuju pada pendapat bahwa perempuan itu harus bisa masak. Kalau mau nikah perempuan harus bisa masak.

I disagree to opinion that female should know how to cook. If a woman will get married she should have cooking skill.

Jaman sekarang sudah ga model kayak gitu.

It's so old fashioned way of thinking.

Orang tua saya mendidik dan membesarkan saya dengan alam demokrasi barat. Jadi saya terbiasa melihat ayah saya asyik aja ngerjain kerjaan rumah dari nyapu, ngepel, nyuci dan masak sementara ibu saya bisa ganti ban mobil. Tidak ada kotak mengotak pekerjaan berdasarkan gender.

My parents taught and raised me under the influence of western democracy. So I am used to see my father enjoys doing house chores from sweeping and mopping the floor, washing the dishes, do the laundry and cooking while my mother could change flat tire. There has never clasification based on gender.

Saya sudah pacaran berapa kali dengan orang Indonesia tapi tidak bisa bertahan lama. Mungkin karena sifat dan kepribadian saya yang tidak cocok dengan gaya asia di negeri ini. Saya memang lebih cocok dengan orang barat karena ada banyak kesamaan dalam pola pikir. Lelaki asia masih tetap saja maunya perempuan harus tunduk ke dia. Saya tidak bisa seperti itu.

a very very rare photo of me cooking :)
I've been dating Indonesian for many times but it never last long. Maybe because my characters and personality don't match with the asian in this country. I get along better with westerner because of the meeting of mindset. Asian man still requires woman to obey him. I can't be like that.

"Buat saya, kalau saya mencintai kamu maka saya harus bisa menerima kamu apa adanya" kata Andre "Menuntut kamu untuk menjadi seperti mau saya itu bukan cinta namanya"

"Here's what I think, if I love then I have to accept you the way you are" said Andre "Demand you to be what I want you to be is not love"

"Masak juga seperti itu" dia tersenyum "Lakukanlah dengan cinta. Segala sesuatu yang kamu kerjakan dengan cinta akan memberikan hasil yang baik"

"Cooking is just the same" he smiled "Do it with love. Everything you do with love will give good outcome"

"Ayahmu, saya dan Santi tidak masak demi perut" dia memeluk saya "Kita melakukannya untuk orang-orang yang kita sayangi"

"Your father, me and Santi cook not for the stomach" he hugged me "We do that for the people whom we love"

"Prinsipnya sama untuk pekerjaan apa pun. Yang dikerjakan dengan paksaan, ancaman, tekanan.. tidak ada cinta didalamnya dan karena itu hasilnya juga tidak akan baik"

"The principle goes for any kind of work. The ones done under force, threat, pressure.. there's no love in it and so it doesn't give good outcome"

"Sewaktu kamu mengajar, menulis dan masak.. kamu menyukainya, kamu mengerjakannya dengan rasa cinta, kamu menemukan kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan didalamnya. Beda dengan pekerjaan kantor yang kamu kerjakan hanya demi uang" dia menatap saya "Tuhan mengajari kamu banyak hal berharga. Satu diantaranya adalah suatu hari nanti pengalaman ini akan membantu kamu untuk menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat dan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan"

"When you teach, write and cook.. you love it, you do it with love, you find happiness, peace and satisfaction. It's different with the work at the office which you do just for money" he looked at me "God taught you many valuable things. One of them is one day this experience will help you to put the right person in the right place and to establish a pleasant work environment"

Saya menyenderkan kepala ke dadanya. Merenungkan kata-katanya.

I rested my head on his chest. Slowly absorbing his words.

"Suatu hari nanti ketidakbahagiaan yang kamu rasakan sekarang ini akan berganti menjadi kebahagiaan" dia mengusap kepala saya "Tidak penting apa yang orang-orang itu lakukan padamu. Yang penting adalah apa yang Tuhan telah sediakan buat kamu, apa yang telah Dia katakan ke kamu dan apa yang sedang Dia wujudkan saat ini"

"One day your unhappiness shall be replaced with happiness" he caressed my head "It's not important what those people do to you. What matters is what God has in store for you, what He has said to you and what He is bring to pass now"

Ah, filosofinya sesederhana tapi juga sedikit rumit seperti memasak.

Ah, the philosophy is as simple but also a bit complicated as cooking.

2 comments:

  1. Wah asik banget masak2nya. Aku gak suka masak tapi ga ada pilihan lain... harus bisa masak. Hehehe. Salam kenal dariku ya 😊

    www.womanofcourage.net

    ReplyDelete
  2. Hai, tks komennya. salam kenal jg. iya, masak itu asyik kok. kl ga terlalu demen masak / waktu terbatas, pilih masakan yg ga ribet bikinnya

    ReplyDelete