Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, July 9, 2014

A Piece of Me


“Ini buat auntie” Kenzie mengulurkan gelang berwarna hijau itu pada saya.


“This is for your, auntie” Kenzie handed me a green bracelet.

“Bagus betul” saya memperhatikan gelang itu sebelum memakainya “Gelang auntie tambah banyak deh”

“It’s beautiful” I studied it before I put it on my wrist “Now I’ve got one more for my collection”

“Itu aku buat sendiri” dengan bangga Kenzie mengamati gelang pemberiannya yang terpasang dipergelangan tangan kanan saya bersama dengan tiga gelang lainnya.


“I made it myself” Kenzie stared proudly at his bracelet that was in my right wrist along with tiga other bracelets.

“O ya?” wah, semakin berharga gelang ini “Hebat kamu bisa bikin gelang”

“Really?” it added more value on the bracelet “Awesome.. you could make a bracelet”

“Klara yang ngajarin” Santi nyengir.

“Klara taught him how to make it” Santi grinned.

“Keren” puji saya sambil menatap Klara yang tampak cuek “Kamu belajar sendiri bikin gelang?”


“Cool” I praised her “Did you learn it yourself?”

“Belajar dari teman sekelas” jawabnya.

“A classmate taught me” was her reply.

“Gelang yang dulu masih ada?” Kenzie menyela.

“Do you still have the bracelet I gave you?” Kenzie interrupted.

“Masih” jawab saya “Auntie suka pakai. Tapi hari ini lagi pakai gelang yang lain”

“Yes, I still have it” I replied “I wear it too. But today I wear my other bracelets”

Klara dan Kenzie adalah anak-anak Santi, sahabat saya dari masa kuliah. Persahabatan selama dua puluh empat tahun membuat kami telah menjadi seperti saudara.

Klara and Kenzie are Santi’s children. She is my best friend in college. The twenty four years friendship has turned us more like sisters.

Dan bagi anak-anaknya, saya adalah auntie mereka.

And to her children, I am their auntie.

Saya menyayangi mereka seakan mereka adalah darah daging saya sendiri.

I love them as if they were my own flesh and blood.

Kebersamaan kami menjadi saat yang amat berharga karena hal itu tidak terjadi setiap hari. Kami tinggal berjauhan. Mereka di Jakarta dan saya di Bogor. Dalam setahun saya hanya bisa mengunjungi mereka 2-3 kali dan untuk itu saya harus mengambil cuti.

The time we were together has always been precious because it can’t happen everyday. We live far away from each other. They are in Jakarta and I am in Bogor. I can only visit them 2-3 times a year and it has always on my leave day.

Kenzie yang paling sering protes. Kenapa saya tidak bisa datang lebih sering. Kenapa saya tidak bisa tinggal lebih lama.

Kenzie is the one who protests oftenly. Why can’t I come more often. Why can’t I stay longer.

Ketika hari Minggu (9/6) saya datang untuk menginap di rumah mereka, Kenzie memberikan sebuah gelang pada saya. 

When I came to spend few days at their house on Monday (June 9th) Kenzie gave me a bracelet.

Gelangnya sederhana. Terbuat dari plastik.


It is not a fancy bracelet. Made from plastic.

Sudah setahun ini saya jadi penggemar gelang. Jenis yang saya sukai adalah yang terbuat dari kayu, berwarna hitam atau coklat, dengan ukiran gaya etnik atau yang polos.

I have been into bracelet for a year. The ones I like are black or brown wooden beads with ethnic carved on it.

Saya bukan jenis orang yang suka aksesoris. Saya senang pakai gelang model begini karena ketularan Andre.

I am not into accessories. The reason I like wearing bracelet is because Andre passes me his liking in wearing those kind of bracelet.

Tadinya saya memakai gelang hanya seminggu sekali, setiap hari Minggu. Dan dari yang hanya satu gelang menjadi 2-3 gelang sekaligus saya pakai di pergelangan tangan kanan saya.

I used to wear bracelet once a week, every Sunday. At first I wore only one bracelet but then I wear 2-3 bracelets on my right writst.

Tapi sejak Kenzie memberikan gelang itu, saya memakainya setiap hari dan hanya gelang itu saja.

Kenzie took this photo of me with his classmates
But after Kenzie gave me that bracelet, I have been wearing it everyday and only that bracelet.

Dengan memakainya, dengan melihat atau merasakannya melingkari pergelangan tangan kanan saya membuat saya merasa kehadiran Kenzie.

By wearing it, seeing or feeling it on my right wrist has made me feel Kenzie’s presence.

Saya menyayangi anak-anak Santi tapi terjalin keakraban yang istimewa antara Kenzie dan saya.

I love Santi’s children but there is a special bond between me and Kenzie.

Saya merindukan mereka, terutama Kenzie, setiap kali saya kembali ke rumah setelah menginap di rumah mereka.

I miss them, mostly Kenzie, everytime I return home after spent few days at their place.

Tidak sengaja saya menemukan cara untuk mengurangi rasa kangen itu ketika melihat gelang pemberian Kenzie.

I found the solution to ease that feeling when I saw the bracelet Kenzie gave me.

Sekalipun gelangnya sangat sederhana tapi pemberinya membuat gelang itu menjadi lebih berharga dari gelang mana pun yang ada di dunia ini.

Eventhough the bracelet is so modest but the giver has made it more valueable than any bracelet in this world.

Kenzie memenangkan tiga gelang seperti itu dari permainan di Time Zone. Satu diberikannya pada Santi, satu pada Klara dan satu lagi pada saya.

Kenzie won three bracelets when he played a game in Time Zone. He gave one to Santi, one to Klara and one to me.

Dia tidak menyimpannya, dia tidak membawa pulang dan kemudian menaruhnya begitu saja untuk kemudian melupakannya. Dia khusus memberikannya pada ibunya, kakaknya dan pada saya.

He didn’t keep them, he didn’t bring them home and placed it anywhere and forgot all about them. Se specifically gave it to his mother, his sister and to me.

Dia memberikannya pada tiga orang yang dia sayangi.

He gave them to the three people whom he loves.

Jadi gelang itu punya arti istimewa bagi saya. Biar pun sederhana dan kelihatan murah tapi Kenzie memberikannya dengan tulus, penuh kebanggaan dan rasa sayang.

It is what makes it special to me. The bracelet may look simple and cheap but Kenzie gave it with all his sincerity, pride and love.

Memilikinya berarti memiliki dirinya.

Having them means having a piece of him.

No comments:

Post a Comment