Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, December 14, 2012

All I Want For Christmas is…. (2)

The Spirit of Christmas / Semangat Natal

Ketika saya masih bekerja sebagai guru, saya kerap mengawasi murid-murid saya ketika mereka sedang bermain. Tujuan utamanya tentu saja untuk menjaga supaya permainan mereka tidak menjadi sesuatu yang berakhir dengan pertengkaran, perkelahian atau kecelakaan.

Tapi dalam mengawasi mereka, saya juga kerap melihat kobaran semangat mereka yang demikian murni, sederhana, tanpa kepalsuan, tidak mengenal kepahitan hidup, tidak ternoda oleh kejahatan manusia dewasa, jauh dari kebusukan dunia. 

“…before life removed all the innocence..” demikian syair dalam lagu Celine Dion, Dance With My Father. Sebelum kehidupan merenggut seluruh keluguan.

Di usia 41 tahun, sebagian besar keluguan saya sudah di renggut oleh kehidupan melalui kesulitan, masalah, kehilangan, kekecewaan, pengkhianatan.

Tapi ketika saya berada di antara anak-anak itu, semua yang telah hilang di renggut oleh kehidupan terasa kembali saya miliki dan saya merasa hidup yang saya hidupi memiliki arti.

Apa jadinya bila arti itu hilang?

Saya menjadi bagian dari kegiatan menyambut natal. Tapi dalam hati saya merasa saya hidup tanpa benar-benar menjadi hidup.

Kemana harus saya cari semangat yang hilang itu? Bagaimana agar saya dapat memilikinya kembali?

Saya tidak ingin memiliki semangat Natal yang tanpa arti. Saya tidak mau Natal hanyalah sebuah ritual, suatu perayaan yang datang setahun sekali. Saya ingin dia menjadi hidup di dalam diri saya setiap saat. Itulah semangat Natal yang sejati. Bukan tentang lagu, makanan, pakaian, dekorasi dan bahkan juga tidak tentang ibadahnya.
________________________

When I worked as kindgergarten teacher, I would watch my students when they played. I didn’t want the game they played would end in a fight or accident.


But watching them made me also see their high spirit. So pure, simple, genuine, spontaneous, untouched by the bittered life, unspoiled by the evilness of grown ups, away from this world’s pain and sorrow.

“…before life removed all the innocence..” sang Celine Dion in her song Dance With My Father.

At 41, you can be sure that most of my innocence has been ripped away by life through hardship, problems, lost, disappointment, betrayal.

But when I was with those children, I felt I had it back and I felt my life has a meaning.

What happens when it is lost? I lost my spirit.. that’s what happen..

I am very involved in making Christmas preparation but I am spiritless. I am not really alive.

Where should I seek for that lost spirit of mine? How can I get it back?

I don’t want to have a meaningless Christmas spirit. I want to have its true spirit. I don’t want Christmas that is just a ritual or a once a year celebration. I want the real Christmas lives in me every single moment in my life. I don’t want it to be just about the songs, the food, new clothes, decoration nor even the service..

No comments:

Post a Comment