Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, October 22, 2023

BLOGGER PENYENDIRI

Tema di hari kedua bener-bener bikin jadi malu sendiri.

 

Punya banyak teman di komunitas blog?

 

Ada sih, tapi cuma segelintir. Saking dikitnya bisa dihitung pakai satu tangan. Hiks. Kebayang kan sebegitu dikitnya. Lha kok bisa?

 

Karena saya blogger penyendiri. Bukan dalam artian anti sosial yaaa, karena dalam keseharian saya menjalin kontak dengan banyak orang di tempat kerja. Muka dan nama saya dikenal oleh banyak orang tidak hanya di tempat saya bekerja, tapi juga di cabang dari kantor ini. Lalu ada banyak mantan murid saya ditambah dengan orang tua dan keluarga mereka. Lalu tetangga-tetangga saya juga kenal dengan saya.

 

Tapi kalau ditanya berapa banyak teman yang saya miliki?

 

Nah. Itu pertanyaan yang agak sulit dijawab. Pertama, karena saya belum pernah mengadakan sensus untuk mengetahui berapa banyak teman yang saya miliki. Kedua, karena hubungan pertemanan itu kadang bisa berat sebelah dalam artian seseorang yang saya anggap teman belum tentu menganggap saya sebagai temannya juga. Ketiga, karena saya seorang penyendiri. Keempat, karena saya lebih banyak bergaul dengan komunitas penulis.

 

Mari saya bahas satu persatu.

 

BERAPA JUMLAH TEMAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG?

Seorang yang punya sifat tertutup (introvert), pemalu atau penyendiri bisa lebih cepat memberikan jawaban ketika pertanyaan di atas ini diajukan kepadanya. Kenapa? Karena dia menarik diri dari pergaulan atau membatasi pergaulannya maka dia hafal betul berapa banyak teman yang dimilikinya.

 

Tapi kalau pertanyaan itu diajukan kepada seorang extrovert atau seorang public figure, tentu jari-jari pada kedua belah tangan dan kakinya tidak akan cukup untuk dipakai menghitung berapa jumlah teman yang dimilikinya karena jumlahnya tidak terhingga.

 

Ketika saya membaca tema hari kedua dari Blog Challenge Kelompok Emak Blogger ini, mau tak mau saya terpaksa nyengir kuda.

 

Punya banyak teman di komunitas blog?

 

Kok ya kayak sedang melakukan survei untuk mengetahui di komunitas Emak Blogger ini apakah anggotanya saling berteman? Kalau iya, masing-masing punya teman berapa banyak? Lalu ujung-ujungnya bisa dijadikan pertanyaan, kalau di komunitas ini ada ratusan atau mungkin sudah ribuan anggota, kok kenapa masing-masing anggota tidak saling berteman atau kalaupun berteman lewat komunitas ini, kenapa temannya dikit amat?

 

Kalau tema hari kedua ini dimaksudkan bukan cuma untuk membuat statistik angka pertemanan yang dimiliki oleh setiap anggotanya, tapi juga untuk berupaya mencari cara agar para anggota yang tidak saling kenal atau untuk mereka yang tidak mendapatkan teman dalam komunitas Emak Blogger ini bisa menjadi saling kenal dan kemudian menjalin pertemanan, wah, saya acungin jempol karena ini adalah hal yang sangat baik.

 

AKULAH TEMANMU DAN KAU TEMANKU

Dulu waktu saya masih jadi guru Taman Kanak-Kanak, ada satu lagu yang diawali oleh kalimat tersebut. Kata-katanya sederhana tapi cukup mengena. Bahwa pertemanan itu harus berjalan dua arah. Tidak mungkin hanya satu arah karena tentunya aneh kalau saya menganggap seseorang sebagai teman tapi orang itu tidak menganggap saya sebagai temannya.

Apakah ini hal yang aneh? Tidak. Hal ini sangat sering terjadi. Dua orang atau lebih yang sering menghabiskan waktu bersama dan melakukan banyak hal bersama hingga di mata orang luar mereka akan terlihat sebagai sekelompok orang yang saling berteman belum tentu benar mereka adalah teman.

 

Kebersamaan dan kesamaan minat tidak menjadi jaminan yang membuat dua orang atau beberapa orang dalam suatu kelompok atau komunitas yang sama menjadi teman.

 

Teman adalah urusan hati. Ketika kita merasakan ikatan batin dengan seseorang atau beberapa orang dan mereka merasakan hal yang sama untuk kita, maka itu adalah dasar dan ikatan pertemanan. Tanpa itu pertemanan hanyalah sebatas bibir dan setipis kulit.

 

Saya tidak menganggap diri saya sebagai seorang introvert tapi saya lebih suka sendiri. Dalam dunia blogging pun demikian. Saya tidak menutup diri tapi saya tipe yang menuliskan apa yang saya sukai dan kemudian melemparkannya kepada dunia dan tidak terlalu merasa harus menjalin hubungan dengan sesama blogger atau dengan pembaca blog saya.

 

KOMUNITASMU, KOMUNITASKU, KOMUNITAS KITA?

Saya termasuk dalam mereka yang memperlakukan komunitas seperti sendok dan garpu ketika akan makan. Karena walaupun saya punya makanan lengkap yang enak-enak tapi tanpa sendok dan garpu, atau setidaknya sendok, proses makan tentu menjadi sedikit terhalang atau malah bisa menjadi tidak nyaman. Makan dengan tangan tentu bisa dilakukan tapi tidak bisa dilakukan di setiap tempat dan di setiap momen.

 

Jadi sebagai blogger, saya punya pengalaman atau pemikiran yang saya tuangkan menjadi satu bentuk tulisan dan tulisan tersebut saya jadikan satu postingan di dalam blog saya. Lalu, apakah selesai sampai di situ saja? Tentu saja tidak. Saya memerlukan ‘sendok dan garpu’ agar makanan yang saya makan bisa masuk ke dalam perut saya. Nah, dalam upaya agar pengalaman atau pemikiran dalam postingan itu bisa sampai ke pembaca, saya memerlukan satu media dan komunitas blogger adalah alat atau media tersebut.

 

Sama seperti saya menghargai fungsi ‘sendok dan garpu’, saya juga menghargai dan berterima kasih kepada setiap komunitas blogger yang saya ikuti. Mereka adalah alat yang saya pakai agar setiap postingan saya bisa sampai ke tujuannya, yaitu kepada pembaca.

 

Apakah saya harus berteman dengan setiap anggota dalam komunitas itu? Tentu saja tidak. Saya ramah dan membuka diri tapi saya tetap seorang blogger penyendiri. Apakah saya menjadi terlihat aneh di mata komunitas atau di mata anda sebagai pembaca blog? Entahlah. Tiap orang punya penilaiannya sendiri.

 

* * *

 

Punya banyak teman di komunitas blog?

 

Itu adalah pertanyaan pertama di tema hari kedua. Saya sudah menuliskan alasan dan pendapat saya mengenai hal tersebut jadi marilah melompat ke pertanyaan berikutnya.

 

(Kalau memang punya banyak teman di komunitas blog) mengapa akrab dengan teman tersebut?

 

Kalau saya bertanya kepada kamu “Hei, kamu punya banyak teman di sekolah atau di tempat kerja?” dan jawabanmu adalah iya.

 

Saya akan mengajukan pertanyaan kedua, “Kenapa kamu bisa jadi akrab dengan mereka?” Kira-kira apa jawabanmu?

 

Saya sudah menuliskan sebelumnya bahwa teman adalah urusan batin. Minat dan kegiatan bersama belum tentu bisa menjadikan seseorang sebagai teman atau menjadikan dirimu sebagai seorang yang dianggapnya teman.

 

Kalau ada yang bertanya kepada saya, apa yang bisa membuat saya menjadi akrab dengan seseorang? Tanpa ragu saya akan menjawab, karena orang itu memiliki hati yang tulus kepada saya. Dia tidak bersikap seperti seorang teman tapi di belakang saya dia menusuk punggung saya. Kepercayaan dan ketulusan sangat penting untuk saya.

 

Bagaimana pendapatmu? Setuju?




No comments:

Post a Comment