Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, April 10, 2016

What Did I Miss Most?

Saya diare dari tanggal 8 Maret dan baru benar-benar berhenti tanggal 31 Maret. Dua puluh tiga hari, bray.. saya sendiri baru tahu ada orang yang bisa sakit mencret selama itu. Kalau kagak ngalamin sendiri saya juga ga bakal percaya.. hehe..

I had diarrhea from 8 March and it really stopped at 31 March. Twenty three days, man.. I myself just knew somebody could have diarrhea that long. I wouldn’t believe it if I didn’t experience it myself.. lol..

Saya kangenin banyak hal selama dua puluh tiga hari itu.

I missed a lot of things in those twenty three days.

*  *  *  *  *

Saya kangen sama makanan.

I missed the food.

Selama dua puluh tiga hari itu saya melewati tiga tahapan;

I went through three stages on those twenty three days;

1. Saya lapar tapi nyaris tidak ada makanan yang bisa masuk ke perut

1. I was hungry but could barely eat

Tiga hari pertama setiap kali makan mungkin hanya lima sendok nasi dan lauk yang bisa saya telan. Itu juga bukan lima sendok munjung. Judulnya sih keren bisa makan lima sendok tapi takaran per sendok itu sedikit banget. Nasinya cuma seujung sendok.

I could only swallow five spoons of rice and meal in the first three days. That was not full scoop in each spoon. It may sound great that I could eat five spoons of rice and meal but the portion in each scoop was so small.

Masalahnya karena saya mual. Saya lapar banget tapi langsung mual begitu lihat makanan.

The problem was I felt nauseous. I was so hungry but I felt like throwing up when I saw food.

Masalah kedua adalah dalam perut saya ada banyak gas yang tidak bisa keluar. Saya tidak bisa buang angin dan sendawa. Gas di perut itu bikin makanan, obat bahkan air minum susah masuk. Bawaannya mau dimuntahin lagi keluar.

Second problem is there were many gas inside my stomach and I couldn’t get it out. I couldn’t fart nor could I burp. The gas in the stomach made food, medicine even water became hard to swallow down. It just felt like throwing them out.

Saya memang akhirnya sempat muntah. Sedihnya melihat makanan dan obat yang susah payah saya telan, keluar semua.

I did throw up. It was heart breaking to see the food and medicine that I have struggled to swallow were out of my stomach.


2. Saya tidak lapar tapi harus makan

2. I was not hungry but I must eat

Tahap berikutnya; saya kehilangan selera makan.

The next stage; I lost my appetite.

Kenyataan bahwa saya harus makan nasi dengan hanya satu jenis lauk selama seminggu benar-benar tidak menolong mengembalikan selera makan saya.

The fact that I had to eat rice with just one kind of meal for a week really didn’t help to boost up my appetite.

Ya, tidak mungkin dong saya ngikutin selera. Badan saya membutuhkan makanan untuk bertahan melawan diare. Jadi yah, saya paksakan diri untuk makan.

Well, I certainly couldn’t stop eating. My body needed food to fight against diarrhea. So, I forced myself to eat.

Dalam sejarah penyakit saya belum pernah sampai terjadi saya benar-benar tidak kepingin makan.

In all of the illness that I have had before none ever made really didn’t want to eat.


3. Lapar! Lapar! Lapar!

3. Hungry! Hungry! Hungry!

Ini tahap setelah sembuh. Selama dua hari rasanya saya terus-terusan berasa lapar. Kelaparan, bukan cuma lapar.

This was the stage when I got better. For two days I felt hungry all day. Starving actually, not just hungry.

Wajarlah.. hampir tiga minggu saya tidak bisa makan dengan benar. Kalau saya tidak makan, saya diare akan membunuh saya.

It makes sense.. I didn’t eat properly. If I didn’t eat, diarrhea would kill me.

Yang nyebelin, semua makanan belum bisa saya makan.

Most upsetting is I can’t eat all food.

Yang pasti makanan pedas, bersantan dan berbumbu belum boleh saya makan. Saya mencanangkan selama dua bulan ini makanan-makanan itu harus saya jauhi dulu.

One thing for sure is spicy food, the kinds that have coconut milk on the ingredient are forbidden for time being. I even planned not to have them for two months.

Demi keselamatan perut.

For the sake of the stomach.

Saya telan-telan ludah membayangkan makanan buatan ayah saya yang enak-enak seperti mie goreng, mie rebus, soto betawi, ketoprak, ketan dengan bumbu serondeng, makaroni schotel.. hmmm..


I am drooling when I imagined my father’s homemade meals such as fried noodle, boiled noodle, soto Betawi (beef soup in coconut milk), ketoprak (vegetarian dish), ketan serondeng (sticky rice with grated coconut), macaroni schotel.. hmmm..

Tukang-tukang makanan dipinggir jalan juga bikin saya ngiler. Saya jarang sekali jajan tapi siapa yang ga ngiler kalau lihat tukang mie pangsit, martabak, sate, gorengan, lumpia basah, kue-kue kayak lemper, dadar gulung.. semua belum bisa saya makan..

The food stallers are really tempting. I rarely buy side dish or snacks from them but who won’t drool to see the noodles staller, martabak, satay, gorengan (fried snacks), spring roll, lemper (glutinous rice with seasoned shredded chicken), dadar gulung (sweet coconut pancake).. I can’t have them for now.

*  *  *  *  *

Saya kangen ngeblog.

I missed blogging.

Saya biasanya mengetik materi untuk postingan blog di malam hari karena saat itu suasana tidak lagi bising sehingga saya bisa berkonsentrasi penuh. Satu postingan membutuhkan waktu dua jam untuk mengetiknya.

I usually work on my blog post at night because it’s quiet so I can concentrate fully. It takes two hours to type one blog post.

Tapi saya tidak bisa melakukan semua itu selama saya sakit karena perut yang masih sakit, badan lemas dan kalau berada di rumah, saya lebih banyak tidur atau berbaring.

However, I couldn’t do any of it when I was ill because my stomach hurt, my body was weak and when I was at home I spent most of the time sleeping or lying on bed.

Padahal pikiran saya tetap aktif jadi betul-betul bikin frustrasi karena begitu banyak yang ingin saya lakukan sementara fisik tidak memungkinkan untuk melakukan semua itu.

My mind was remain active so it was frustrating since there were so many things I wanted to do and I was physically unable to do any of them.

Jadilah selagi berbaring selama berjam-jam itu saya menyusun draft untuk postingan blog. Seluruh postingan di bulan April ini adalah hasil dari draft yang saya tulis di otak saya selama saya sakit.


So I drafted my blog post while I spent hours lying on bed. This month’s posts are the result of those drafts I worked on my mind when I was ill.

*  *  *  *  *

Saya kangen jalan pagi.

I missed my morning walk.

Saya senang jalan kaki. Bukan cuma karena itu baik untuk kesehatan tapi karena berjalan kaki bisa mengurangi ketegangan mental dan emosi.

I enjoy walking. Not just because it is good for health but it lessens mentaly and emotional tension.

Setiap pagi saya punya kesempatan untuk berjalan kaki sekitar sepuluh menit menuju kantor saya.

Every morning I can walk for about ten minutes to my office.

Selama hampir tiga minggu saya tidak kuat jalan kaki jadi saya harus naik becak. Selain berarti pengeluaran ekstra, saya kehilangan kesenangan berjalan kaki. Jadi ketika diare sudah mulai terkendali, saya bersikeras untuk latihan jalan.


I didn’t have the strength to walk in those three weeks so I had to take pedicab. Beside cost me more on transportation expenses, I also missed the joy of walking. So when the diarrhea was under control, I insisted to practice on my walking.

Percaya atau tidak, saya harus berhenti dua kali untuk duduk istirahat ketika berjalan kaki menempuh jarak sepuluh menit itu karena perut saya kejang, saya keringat dingin dan kepala saya terasa pusing. Ayah saya senewen melihat saya duduk diam dengan muka putih pucat.


Believe it or not, I had to stop twice to rest when taking that ten minutes walk because I had stomach cramp, cold sweat and dizzy. My father got nervous seeing me sat quietly with ashened face.

Tapi dasar saya keras kepala. Saya tidak mau menyerah. Besok dan besoknya lagi saya ngotot tetap jalan kaki dan setelah dua hari, saya hanya perlu berhenti sekali untuk istirahat. Dua hari berikutnya saya sudah bisa berjalan sambil mengobrol dengan ayah saya karena saya tidak lagi merasa sesak napas.


I am a defiant person. I stubbornly refused to give up. The next day and the day after that I insisted to walk and after two days I only needed to stop once to rest. Two days after that I could walk and chat with my father because my breathing has returned to normal.

Sekarang sih sudah benar-benar kembali normal. Cuma saya belum coba lari.. hehe.. mending jangan dulu deh.

I have completely back to normal now. I just haven’t try running.. lol.. not now.

*  *  *  *  *

Saya kangen bersih-bersih rumah.

I missed doing housechores.

Di rumah saya yang nyapu, ngepel, nyuci, bersihin kamar mandi, ngelap meja, bersihin jendela dan ganti seprai.


My part of housechores are sweeping-mopping the floor, wash the laundry, clean the bathroom, dusting, clean the windows and change bedsheets.

Tentu saja semua tidak bisa saya kerjakan selama saya sakit. Jadi selama berminggu-minggu rumah rasanya kotor banget. Ayah saya terlalu repot mengurusi saya dan ibu saya hanya bisa menolong mengerjakan pekerjaan yang tidak terlalu berat. Kami tidak punya pembantu.

I couldn’t do anything when I was ill. So the house was really dirty for weeks. My father was too busy taking care of me and my mother could only help doing few small housechores. We don’t have a maid.

Baru seminggu ini saya bisa menyapu, mengelap-lap dan membantu menjemur pakaian.

It has just been a week that I can sweep the floor, dusting and help put the wet laundry on the clothesline.

Dua hari lalu saya mengganti seprai saya dan baru setengah jalan saya harus berhenti dulu karena sesak napas dan mata saya berkunang-kunang.

Two days ago I changed my bedsheet and I had to stop half way because I tried to catch up on my breathing and for having dizzy.

Kemarin saya mengelap jendela dan perut saya terasa tidak enak sehingga saya harus cepat-cepat berbaring.

I cleaned the window yesterday and my stomach hurt that I rushedly lie down on bed.

Kapan ya saya bisa ngepel dan nyuci? Hehe..


So when can I do the mopping and washing the laundry? Haha..

*  *  *  *  *

Saya kangen Andre.

I missed Andre.

Persis ketika saya mulai sakit, anaknya juga sakit sehingga dia pulang ke negerinya untuk menengok anak tunggalnya itu.

Right at the time when I was ill, his only child was also ill so he went home to see him.

Saya sengaja merahasiakan sakit saya ini karena tidak mau merepotkan dan membuatnya tambah khawatir.

I kept my illness a secret for not wanting to put more stress on him.

Tapi selama tiga minggu itu saya kangen banget sama dia.

But I missed him terribly during those three weeks.

Ketika kami ketemu, dia kaget melihat saya jadi kurus dan lebih kaget lagi setelah tahu saya baru sembuh setelah sakit selama tiga minggu.

When we met, he was really shocked to see me so skinny and it shocked him more to know I have just got better after fell ill for three weeks.

Ah, hanya dengan melihatnya saja bikin saya lupa sama sakit selama tiga minggu ini.


Aww man, only by seeing him already made me forgot that I have been sick for three weeks.

Setelah melalui berbagai kesulitan selama empat bulan terakhir ini, hal-hal sederhana sudah cukup untuk membahagiakan saya.

After been through many hardships in the past four months, simple things are enough to make me happy.

*  *  *  *  *

Yah, begitulah hal-hal yang tidak dilihat oleh semua orang dan hanya diketahui oleh segelintir.

Well, those are the things unseen by people and only known by few.

Tuhan mengijinkan semua itu terjadi bukan karena Dia kejam atau sedang menghukum saya. Justru saya belajar dan melihat banyak hal yang tadinya tersembunyi.

God allowed it to happen not because He was mean or was punishing me. instead, I learned and seen a lot of hidden things.

Saya jadi lebih menghargai kehidupan, cinta kasih yang murni dan saya jadi mengetahui isi hati manusia-manusia yang ada di sekitar saya.

I become appreciative toward life, sincere love and I know what the people around me have in their hearts.

Lebih dari itu, saya tahu Tuhan berpihak sepenuhnya pada saya tidak peduli apa pun yang telah saya lakukan di masa lalu.

Most of all, I know God is on my side despite of what I have done in the past. 

No comments:

Post a Comment