Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, April 27, 2016

Fair Play

Buat sebagian besar orang istilah Fair Play lebih dikenal dalam urusan pertandingan olahraga.

For most of us Fair Play is known as a term related to sport match.

Tapi sebetulnya Fair Play dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

But actually Fair Play can be applied in life on daily basis.

*  *  *  *  *

Beberapa waktu yang lalu seorang senior saya mengatakan ada penilaian pada karyawan dan mengenai saya.. mm.. yang diberitahukan kepada saya hanyalah yang negatif.

A little while ago a senior informed me that there was employee evalutatio and when it came to me.. mm.. only the negative outcome that was revealed to me.

Seharusnya saya tidak heran karena memang begitulah cara yang diterapkan ditempat ini.

It shouldn’t surprise me since it is how it works in this place.

Tapi tak urung spontan terlontar juga dari mulut saya “Ga adil dong, masa cuma yang negatifnya aja”

www.123rf.com
Still I couldn’t help not to spontaneously exclaimed “It’s not fair, howcome it is just the negative one”

Beliau tidak bisa menjawab, hanya mengatakan sesuatu yang kedengarannya seperti; hal itu bisa jadi masukan supaya saya bisa menjadi manusia yang lebih baik.

He couldn’t answer it. He could just come up with something that sounded like; it would be a good feed back for me so I could make myself a better person.

Ah, harusnya hal itu tidak perlu bikin saya heran.

Ah, it shouldn’t surprise me.

Saya mendengarkannya bicara. Mempelajari apa yang tidak terucap dan akhirnya saya mengerti. Ini adalah omongan yang disampaikan satu atau dua orang mengenai hal-hal yang pernah terjadi dimasa lalu. Barang basi yang dibawa kembali ke permukaan. Oh la la.. bikin saya kepingin ngakak. Susah payah saya harus memasang muka serius.

I listened to him. Trying to grasp the hidden meaning and finally I got it. This was what one or two people told him about things in the past. The corpses that brought back to the surface. Oh la la.. I almost burst out my laugh. Hardly put on a serious face.

Kalau ini merupakan suatu penilaian maka ini adalah penilaian yang paling menggelikan karena yang disampaikan ke saya hanya yang negatifnya. Kemana yang positif? Apakah sama sekali tidak ada kebaikan dan kelebihan dalam diri saya? Ok deh, mengharapkan pujian mungkin terlalu muluk tapi kenapa mereka begitu sulit untuk mengakui bahwa dalam diri saya ada hal-hal baik? Lalu bagaimana dengan pekerjaan yang saya kerjakan dengan baik? Apa semua itu tidak masuk hitungan?

If this is an evaluation then it’s the most ridiculous one because why is it I was only told about the negatives? Where is the positive? Is there nothing good in me, nothing at all? Ok so it would be too much to expect praise from them but why is it so hard for them to admit that there are good things in me? How about the work I did well? Don’t they count?

Ah, harusnya hal itu tidak perlu bikin saya heran.

Ah, it shouldn’t surprise me.

Karena memang seperti itulah mereka.

Because that’s the way they are.

*  *  *  *  *

Manusia mana pun, besar atau kecil, tua dan muda, presiden atau babu.. kalau telinganya lebih banyak mendengar hal-hal negatif tentang dirinya dan jarang bahkan hampir tidak pernah mendengar hal-hal positif mengenai dirinya, kira-kira bagaimana efeknya?.. ha, googling deh sana, ada begitu banyak artikel mengenai topik ini.


Any human, big or small, old and young, president or maid.. if negative stuff are mostly what he/she hears and rarely even almost no positive things about him/her, what impact shall bring on him/her?.. well, do some googling, there are many articles on this topic.

Fair play harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Fair play should be applied on daily basis.

*  *  *  *  *

Seorang sahabat datang menemui saya dan diantara begitu banyak hal yang kami obrolkan, ada satu pengalaman yang bikin kami berdua tertawa tapi juga terheran-heran karena mirip sekali.

A bestfriend of mine came to see me and of all the things we talked there was one experience that made us laughed but amazed at the same because it was quite similar.

Dia seorang guru dan dia bercerita tentang evaluasi yang sedang dilakukan di sekolah tempatnya mengajar.

She is a teacher and she told me about an evaluation held in the school where she works.

Lalu pada suatu hari datanglah seorang penilik ke kelasnya untuk menilai bagaimana performasinya saat sedang mengajar.

So one day a supervisor came to her class to evaluate her performancy as a teacher teaching in class.

“Hari ini baru gue terima hasil penilaiannya, Ke” katanya emosi “Elu tahu ga, disitu ditulis gue ga pake alat peraga padahal hari itu gue khusus bawa sekantong plastik gede kain dan pernak pernik yang berkaitan sama tema pelajaran. Mending kali kalau ditulisnya alat peraga gue kurang banyak atau gue kurang maksimal pake alat peraganya. Ini ditulisnya gue kagak pake alat peraga, titik”

“I received the evaluation report today, Keke” she said, emotionally “You know what, it is written there that I didn’t use any visual display where infact I specially brought a big plastic bag of cloth and other paraphernalia related to that day’s teaching theme. It would be make sense if it was written that the ones I brought was not enough to be made as visual display or I didn’t use them at max. It is written there that I didn’t bring any visual display, period”

“Sinting!” rutuk saya. Spontan. Sebal.

“Insane!” I swore. Spontaneously. Pissed.

“Nah, elu aja bisa ngomong gitu” dia tertawa. Geli, getir dan ironi “Sudah gitu, Ke, kagak ditulis performansi gue waktu ngajar baik atau nggak. Kalau memang ada standar penilaian, ya harusnya dicantumin dong”

“Tell me about it” she laughed. Tickled, bittered and irony “What’s more, Keke, there is nothing written about my teaching performancy. I have no idea if it is good or not. If there is evalution standard then it should be mentioned in there”

Saya geleng-geleng kepala. Prihatin.

I shook my head. Concerned.

Kami berdua bersahabat karena Tuhan yang mempersatukan kami. Dia bukan orang yang mudah untuk bisa menemukan sahabat, dia menutup diri walau punya pergaulan luas dan orangnya ramah. Ada miripnya dengan saya.

We became bestfriends because God brought us together. She is not the type who easily finds a bestfriend, she is a reserved person though she mingles with anyone and she is a friendly person. Similar to myself.

Kami berbagi pikiran, isi hati, rahasia. Kami saling menguatkan, mendukung dan mendoakan.

We share thoughts, things in our hearts, secrets. We strengthen, support and pray for each other.

Lucunya hari itu kami mengalami hal yang sama.

Funny thing is we had same experience on that day.

Saya menceritakan padanya tentang hal yang saya tulis diatas.

I told her about the things I wrote above.

“Itu sih omongan beberapa orang” katanya “Bukan penilaian secara global. Yang namanya penilaian itu harus adil, jujur dan transparan”

“That is personal opinion from few people” she said “Not a global evaluation. When it comes to evaluation, it should be fair, honest and transparent”

Kami berdua sama-sama mendapatkan penilaian yang tidak adil, tidak jujur dan tidak transparan.

We both got unfair, dishonest and untransparent evaluation.

Raport sekolah adalah contoh penilaian yang adil, jujur dan transparan. Kalau nilai ujian memang bagus, ya angkanya terlihat jelas memang bagus. Kalau jelek, ya yang tertulis juga jelek. Standar penilaiannya pun dicantumkan.

School report is an example of a fair, honest and transparent evaluation. If the exam grades are good, it is shown that way. If not, then it is also there for anyone to see. Evaluation standard is also written in there.

Saya pernah enam tahun bekerja sebagai guru taman kanak-kanak. Dalam setahun dua kali saya mengisi raport dan itu bukan cuma mencantumkan angka atau huruf A, B, C dalam kolom penilaian karena ada kolom yang khusus disediakan untuk catatan tentang seorang murid dilihat dari kemampuan motorik, kinestetik, bahasa, seni, kepribadian, sifatnya.


 I once worked as kindergarten teacher for six years. I filled student report card twice a year and it was not just writing down numbers or A, B, C on the grades column because there is a special column for notes about student’s motoric, kinesthetic, language, art, personality, character performancies.

Jadi segala kelemahan dan kelebihannya tercatat. Adil.

So all the good and the bad were recorded. It’s fair.

Soalnya kalau yang dicantumkan cuma yang baik-baik saja, orang akan menjadi berpuas diri tanpa mengetahui bahwa dalam dirinya ada hal-hal jelek yang perlu diperbaiki.

The thing is if it were just the good ones in it, people would have this satisfaction without knowing that there are bad things needed to be fixed.

Tapi kalau yang dikibarkan hanya yang jelek-jelek saja, itu bisa mematahkan semangat orang. Jangan berasumsi bahwa keadaan mental setiap orang itu sama. Ada yang tahan banting tapi ada yang rapuh. Yang bermental baja saja masih membutuhkan pujian, pengakuan, dorongan semangat..

But if the bad are the only ones put on the spotlight, it could break one’s spirit. Don’t assume everyone has same mental condition. Even the toughest one still needs praise, recognition, support..

*  *  *  *  *

Beberapa bulan lalu seorang teman mengundurkan diri. Itu adalah klimaks dari suatu permainan yang tidak adil.

Few months ago a friend resigned. It was the climax of an unfair game.

Dia merasa diperlakukan dengan tidak adil ditempat kerjanya.

He felt he was treated unfairly in his work place.

Sebaliknya dari bersikap sabar, menerimanya dengan iman dan membawa perkara itu pada Tuhan, dia memutuskan untuk bertindak dengan bangkit melawan dengan kekuatan serta caranya sendiri.

At the time where he should be patient, accepted it with faith and brought it to God, he decided to matters on his own hand so he fought back using his own power and ways.

Saya mulai terusik ketika mengetahui dia menyerang orang-orang yang telah berbaik dan bersabar hati menghadapi serta menerimanya.

It annoyed me upon knowing he attacked people who have shown kindness to him and have patiently accepted him the way he is.

Saya menganggap hal itu sebagai suatu ketidakadilan.

I took it as an unfairness.

Tapi yang lebih menyedihkan adalah melihat bagaimana ketidakadilan menghasilkan  pertandingan yang tidak adil.

But the saddest thing is to see how that unfairness has created an unfair game.

Lalu apakah hasil dari suatu ketidakadilan selain membawa kemarahan dan sakit hati dari banyak orang termasuk akhirnya dirinya juga.

So what is the outcome of unfairness than bringing anger and heartache for many people including he himself at the end.

Adakah yang diuntungkan?

Is there any benefit out of it?

Tidak ada. Semua menderita kerugian.

None. Everyone suffered a loss.

Adakah yang menang? Mungkin beberapa orang mengira pihaknya menang tapi buat saya sebetulnya tidak seorang pun menang.

Was there any winner? Maybe some people thought their side won it but to me no one won it.

*  *  *  *  *

Hari Minggu kemarin semua berjalan baik. Tidak ada kesalahan. Adakah pujian? Adakah pengakuan tentang hal itu? Adakah penghargaan?

Last Sunday things went well. No errors. Was there any praise? Any recognition to it? Appreciation?

Tidak ada.

Nil.

Ah, harusnya hal itu tidak perlu bikin saya heran.

Ah, it shouldn’t surprise me.

Karena memang seperti itulah mereka.

Because that’s the way they are.

Saya berusaha melakukan pekerjaan saya dengan baik. Saya tidak peduli apakah mereka melihatnya atau tidak, mau memuji atau tidak, mau mengakuinya atau tidak.

www.azquotes.com
I try to do my job the best I can. I don’t give a damn whether they see it or not, whether they give me praise or not, whether they recognize it or not.


No comments:

Post a Comment