Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, June 14, 2014

To Be With You

Santi menelpon saya tiga hari sebelum hari Minggu. Dia tidak mau dia tidak bisa menemani saya ketika saya berada dirumahnya karena dia sibuk mengurusi rumah, anak-anaknya dan dua ekor anjing sementara pembantunya tidak bisa masuk karena sakit.

Santi called me three days before Sunday. She was afraid she would leave me unaccompanied when I stay in her place because her maid couldn’t come so she would be alone to care the house, her children and two dogs.

Ah, jangan khawatirkan itu. Kita bisa ngobrol dimana dan kapan saja. Lagian kan saya bisa bantu-bantu sedikit. Itu kata saya padanya.

Oh, don’t worry about it. We can talk anywhere and at anytime. Beside, I can lend her a hand. That’s what I told her.

Mendekati hari Minggu.. haid saya masuk ke periode dimana dia keluar lebih banyak.

As Sunday approached.. my haid was in a period when its intensity increased.

Di tunda aja, Ke, kata ayah saya.

Can’t you just re-schedule it?, asked my father.

Kenapa ga bilang?, Andre kaget ketika tahu, kan saya bisa antar kamu.

Why didn’t you tell me?, Andre was surprised when he knew about it, I could drive you there.

Saya tidak mau membatalkan rencana dan saya tidak mau di antar.

I didn’t want to cancel my plan and I didn’t need anyone to drive me there.

Ayah saya memandang saya dengan tatapan cemas dan putus asa.

My father looked at me with worry and despair on his face.

Andre menghela napas dalam.

Andre took a deep breath.

Mereka berdua tidak bisa berkata apa-apa lagi karena tahu benar, percuma menghadapi saya kalau saya sudah membulatkan tekad seperti itu. Kalau mereka ngotot, hasilnya adalah pertengkaran.

They didn't say anything as they knew it too well that it was useless to reason with me whenever I have made up my mind. If they insisted, it would only trigger a fight.

Pertengkaran yang tidak akan pernah bisa mereka menangkan.

A fight they could never win.

Jadi hari Minggu, 8 Juni, saya berangkat ke Jakarta. Tadinya saya berharap bisa berangkat sebelum tengah hari tapi saya harus menunggu sampai rekan kerja saya kelar dengan pekerjaannya. Kami berdua adalah orang-orang terakhir yang meninggalkan kantor pada jam 1 siang.

Kota transjakarta bus underpass entrance, behind Kota train station

So I left to Jakarta on Sunday, June 8th. I was hoping to leave before noon but I had to wait until a colleague done with his work. The two of us were the last ones who left the office at 1 pm.

Bogor-Jakarta dengan kereta api. Turun stasiun Kota.Nyambung dengan bis transjakarta. Untuk ke terminalnya lewat underpass yang pintu masuknya nempel di belakang stasiun Kota. 

go down the stair once you enter the entrance

Bogor-Jakarta by train. Got off at Kota train station. Took transjakarta bus. The underpass entrance to transjakarta bus terminal is behind Kota train station.

turn right to get to transjakarta terminal

go up

huft... long way to the terminal

Untuk ke Cengkareng saya harus naik bis transjakarta ke arah Kalideres. 

waiting in line at Kota transjakarta bus terminal.
Destination; Kalideres. Transit at Harmonie and from there
take another bus to Kalideres
My destination is to Cengkareng and I must take transjakarta bus to Kalideres.

Naik bis transjakarta dari Kota, transit di Harmonie dan sambung lagi dengan bis transjakarta jurusan Kalideres.Turun di terminal Rawa Buaya.

Took transjakarta bus from Kota, transit at Harmonie terminal and from there took transjakarta bus to Kalideres. Got off at Rawa Buaya terminal.

Jam 4 sore saya sampai di kompleks perumahan tempat tinggal Santi di Cengkareng.

I arrived in Santi’s housing complex in Cengkareng at 4 pm.

Capeknya minta ampun. Dan yang saya takutkan terjadi, haid saya keluar seperti banjir bandang.

I was so damn tired. And what I feared came into reality, my haid was like a big flood.

Tapi ketika saya melihat Santi dengan keluarganya, saya tahu saya akan lebih menyesal kalau saya tidak datang.

But when I saw Santi and her family.. I knew I would feel more sorry if I cancelled the plan.

Santi dan saya berteman sejak kami masa kuliah tahun 1990. Kami terpisah setelah lulus walau tidak putus kontak. Tapi jarak di antara kami semakin jauh setelah saya pindah ke Bogor.

our college graduation

Santi and I have been friends since college in 1990. We went on our own ways after we graduated though we keep in touch. However the distance between us grew farther after I moved to Bogor.

Beberapa kali Santi dan keluarganya berwisata ke Bogor tapi tidak pernah berhasil mampir ke rumah saya.

Santi and her family have traveled to Bogor for several times but couldn’t stop by at my house.

Akhirnya tahun lalu saya membulatkan seluruh tekad dan keberanian untuk pergi sendirian ke rumahnya. Saya pergi begitu saja tanpa memberitahu orang tua saya atau Andre.

Finally last year I made up all my mind and nerve to go to her place all by myself. I just went there without telling my parents or Andre.

24 tahun kami berteman, kami sudah menjadi lebih dari sahabat. Kami menjadi keluarga. Saudara.


We have been friends for 24 years, we have become more than best friends. We have become family. Sisters.

Anak-anaknya mengenal saya tidak sebagai ‘teman mami’. Santi mengatakan saya adalah auntie mereka.


Her children know me not as ‘mommy’s friend’. Santi told them I am their auntie.

Dan untuk saya mereka adalah anak-anak saya.

And to me they are my children.

Sejak kunjungan pertama itu saya kembali datang awal tahun ini. Saya bela-belain langsung berangkat ke Jakarta dari kantor dari hari Minggu supaya saya bisa melewatkan waktu 3 hari, 2 malam bersama mereka.

After the first visit I came again early this year. I left to Jakarta from the office on Sunday so I could be with them for 3 days and 2 nights.

Hari Senin saya ambil cuti sehingga digabung dengan hari libur saya pada hari Selasa maka saya bisa tinggal 3 hari dan 2 malam dengan mereka.

I took a leave on Monday so with my off day on Tuesday made me able to stay 3 days and 2 nights with them.

Itu pun berkali-kali Kenzie protes. Besok jangan pulang dulu dong. Kok auntie ga bisa cuti 5 hari sih?. Auntie kapan datang lagi?

Kenzie on stage. Klara & Kenzie's school had end of school year party
Kenzie protested. Don't leave tomorrow. Why can't you take 5 days of leave? When will you come again?

Klara on stage.
Saya berusaha menjelaskan. Auntie tidak bisa ambil cuti panjang, Ken. Kerjaan ga bisa ditinggalin lama-lama.

in his classroom

I tried to explain.. Auntie can’t take many leave days, Ken. I can’t leave the office for too long.

with some of his classmates
Kami mungkin tidak bisa selalu bersama dan tidak bisa bertemu setiap saat. Tapi kami saling terikat dalam kasih yang menyatukan hati, pikiran dan jiwa.

We may not be able to be together oftenly or meet at anytime we want to. But our love bound our minds, hearts and souls.

No comments:

Post a Comment