Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, January 9, 2017

Bitter Sweet 2016

.. terlalu indah untuk dilupakan, 
terlalu sedih untuk dikenangkan.. 
setelah aku jauh berjalan dan kau kutinggalkan.. 
(Ruth Sahanaya - Andaikan Kau Datang Kembali)

.. too sweet to be forgotten, too painful to be remembered..
after I walked away and left you behind..
(Ruth Sahanaya - Andaikan Kau Datang Kembali, If You Come Back)

JANUARI / JANUARY
24 Januari.. senyum saya adalah senyum bahagia karena akhirnya saya bisa menengok istri dan anak dari sahabat saya. Kami tidak hanya memiliki persahabatan, kami menganggap satu dengan lainnya sebagai keluarga. Menemui istri dan anaknya adalah satu kebahagiaan yang saya dapatkan hari itu.


24th January.. it was my happy smile as I finally could see my best friend's wife and their first child. We are not just best friends, we consider one another as family. Meeting his wife and child was one that day's happiness.

Tapi dibalik senyum itu ada kepedihan yang mendalam. Kesedihan yang saya sembunyikan.

But there was deep pain behind that smile. Sadness that I hid.

Kepedihan dan kesedihan karena hari itu saya mendapati kenyataan bahwa satu kata gerutuan 'damn' yang saya anggap ada dalam lingkup percakapan pribadi dengan seorang yang pernah dekat dengan saya, orang yang pernah saya cintai, orang yang pernah saya percayai.. ternyata semua itu hanyalah anggapan saya. 

The pain and sadness because I found out that one grumbling word 'damn' which I considered made in personal conversation with somebody who once was closed with me, a person whom I once loved, someone whom once trusted by me.. that was only my perception.

Damn!.. Satu-satunya penyesalan saya adalah; saya terlalu naif.

Damn!.. My only regret is; I was too naive.

Damn!.. Peristiwa itu membuat saya berubah. Sakit hati saya belum bisa terhapus sepenuhnya oleh lewatnya waktu. Ketulusan saya hilang. Selalu ada rasa curiga ketika menghadapi mereka; "Dibalik kemanisan sikap dan kata-katamu itu, kamu ini kawan atau lawan saya?" pertanyaan itu selalu ada dalam pikiran saya.

Damn!.. That incident changed me. Time hasn't yet erased the deep heartache in my heart. My sincerity is gone. There is this ever present suspicion I feel for them; "Behind your sweet attitude and words, are you my friend or my enemy?" I have always have that question in my mind. 

Damn!.. Saya tetap memaki tapi setelah peristiwa itu, saya hanya memaki di depan orang-orang yang sejenis dengan saya, orang-orang yang saya tahu memiliki ketulusan terhadap saya, orang-orang yang sudah saya uji sebelum saya memutuskan bahwa mereka dapat menerima seluruh keberadaan diri saya apa adanya dari mulai yang paling manis sampai yang terbusuk.

Damn!.. I am still cussing but after that incident, I only cuss infront of my kind of people, those whom I know are sincere to me, the ones whom I have tested before I decided they can accept my whole being from the sweetest to the nastiest.

Damn!.. Peristiwa di awal tahun itu menjadi satu pelajaran berharga dan juga menjadi cara Tuhan untuk menunjukkan muka asli dari orang-orang di sekitar saya. Menyakitkan memang tapi sesudahnya saya jadi tahu siapa yang benar-benar menyayangi saya dan mereka inilah yang akan tetap saya pertahankan dalam hidup saya.

Damn!.. That incident was the year's early precious lesson and it was also God's way to show the real faces of the people around me. It was indeed painful but it revealed to me who really love me and they are the ones I keep in my life.

FEBRUARI / FEBRUARY
Buat orang lain, dia hanyalah mahasiswa praktek yang melewatkan waktu setahun kerja praktek di kantor saya. Bagi beberapa orang tertentu dia dianggap sebagai tokoh antagonis sementara yang lainnya merasa nyaman dengan kehadirannya. 

To others, she was just an apprentice who spent a year of college's apprenticeship in my office. To certain people she was seen as an antagonist while others felt perfectly comfortable with her presence.

Sebelum dia datang, kami sama-sama senewen memikirkan apa kami bisa cocok atau tidak? Kalau kami tidak cocok, itu bisa jadi satu tahun siksaan untuk kami berdua.

Both of us got nervous wondering if we could get along well? If we didn't get along then it would be one hell of a year for both of us.

Tapi kenyataannya setahun itu kami bekerja sama, kami bercanda, kami bertengkar, kami saling menjahili, kami berdiskusi, kami saling menghibur dan menguatkan serta tentu saja bergantian saling membuat kesal dengan segala ulah dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam sifat serta kebiasaan masing-masing. Kami berteman, bersahabat dan akhirnya menjadi seperti kakak adik.

It turned out for a whole one year we worked together, we joked, we quarreled, we teased one another, we had discussion, we comfort and stood for each other and surely also drove one another crazy with all of our behavior and the differences in our characters and habits. We were friends, bestfriends and at the end we became like sisters.

Di akhir masa prakteknya dia pulang ke kampung halamannya di Ambon. Saya ikut. Saya bertemu dengan keluarga dan kerabatnya.

She went back to her hometown in Ambon at the end of her apprenticeship. I came along. I met her family and relatives.

Bulan ini saya menepati janji padanya ketika kami berpisah di bandara Pattimura tujuh bulan lalu. Saya akan mengunjunginya di kampusnya di Malang. Pertemuan yang membahagiakan.


This month I fulfilled my promised to her when we bid our farewell at Pattimura airport seven months ago. I visited her at her campuss in Malang. It was a blissful reunion.

Kebahagiaan lainnya adalah saya dan Andre kembali bersama. Tujuh bulan lalu kami putus. Dia tidak pernah berhenti meminta saya untuk kembali. Kegigihan serta kesabarannya akhirnya membawa saya kembali. 

Another happiness was Andre and I got together again. We have broke up for seven months. He never stopped asking me to resume our relationship. His persistence and patience finally won me back.

Dan kami juga membuat janji..

And we also made a promise..

MARET / MARCH
Saya kangen pada keponakan saya. Jadilah saya pergi mengunjunginya di Biara Karmel.


I missed my niece. So I visited her at Karmel Monastery.

Saya sakit saat berada di sana. Diare. Parah. Tiga hari turun lebih dari enam kilo. Membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk memulihkan badan. 

I fell ill when I was there. Diarrhea. A bad one. Lost more than six kilos within three days. Took more than a month to recover.

Saya tidak bisa pulih sepenuhnya karena sejak saat itu saya mudah capek, beberapa kali diare datang lagi walaupun tidak separah yang pertama dan mungkin dari sini anorexia yang sudah lama sembuh kembali karena saya mulai takut makan karena takut diare lagi dan karena depresi yang datang dan pergi.

I can't fully recovered though because eversince then I get tired easily, diarrhea returned several times though it wasn't as bad as the first time and probably this was the time when anorexia returned after has gone for a long time because it was during this time I started to feel uneasy about eating for fearing to have diarrhea and for battling depression.

APRIL
Hubungan saya dengan keluarga dari pihak ayah saya tiba-tiba saja menyambung kembali.


My relationship with the relatives from my father's side just got reconnected.

Selama bertahun-tahun saya menjauhkan diri dari mereka. Menghindar untuk bertemu dengan mereka.

For years I distanced myself from them. Avoided meeting them.

Saya tipe orang yang akan bertahan menghadapi siapa pun, sebangsat apa pun orang itu.. selama dia tidak membuat saya sakit hati.

I am the type of person who sticks with anyone, no matter how asshole that person is.. as long as he/she doesn't give me heartache.

Tapi kalau seseorang menyakiti hati saya demikian dalam.. saya akan tega untuk menghapus orang itu dari daftar manusia yang saya kenal. Biar pun dia kemudian menyesal dan berusaha untuk berbaik dengan saya, hati saya tetap akan tertutup.

But if a person hurts me so bad.. I can have the heart to kick that person out of the list of the people I know. Even if he/she later feels sorry and tries to make things right, my heart shall remain close for him/her.

Bahwa hubungan saya dengan keluarga ayah saya kembali terbuka.. mungkin setelah sekian tahun lewat, sakit hati itu tidak lagi menyakitkan, mungkin hati saya melunak.. entahlah..

The fact that my relationship with my father's family has reconnected.. maybe after these years, that heartache is no longer hurt, maybe my heart has softened.. I don't know..

MEI / MAY
Ulang tahun saya. Banyak yang harus disyukuri. Banyak kebahagiaan dalam kesederhanaan.

My birthday. Had so many to thank for. So many happiness in simplicity.

Berkumpullah kami di kantor. Teman-teman saya khusus masak untuk makan siang kami. Seorang di antara mereka bahkan membawa kue ulang tahun cucunya yang tanggal lahirnya sama dengan tanggal lahir saya.


We gathered in the office. My friends cooked dishes for our lunch. One of them even brought her grandson's birthday cake, we share same birth date.

Terima kasih. Saya sangat menghargainya.

Thank you. I really appreciate it.

JUNI / JUNE
Peraturan aneh yang diterapkan untuk kami di kantor, tuduhan tidak masuk akal, logika yang tidak bisa dimengerti.. mereka mungkin gila kalau berpikir bahwa kami akan diam saja atau tetap punya perasaan lurus-lurus saja kepada mereka.

The weird regulation applied to us in the office, unreasonable accusation, absurd logic that made no sense.. they must be crazy to think we would do nothing or keep no hard feeling to them.

Bagi saya, semua itu semakin meyakinkan saya bahwa tempat ini hanyalah kantor dan saya hanyalah orang bayaran. Perduli setan dengan jargon keagamaan. Semua sama saja. Yang baik.. ya, baik. Yang bangsat.. ya, bangsat. Tempat tidak membuat perbedaan dalam hal tersebut.


To me, those things have convinced me more that this place is just an office and I am just an employee. To hell with all the spirituality. They are just the same. The kind ones.. well, are kind. The assholes.. yep, are assholes. They are just the same at any place.

JULI / JULY
Disingkirkan dari suatu kegiatan karena ada orang yang entah bagaimana bisa menganggap kehadiran saya sebagai suatu ancaman.. betul-betul tidak masuk akal.


Got myself kicked out of an activity because somebody somehow saw my presence as a threat.. it was unbelievably made no sense.

Alasan bisa dicari-cari, yang paling benar pun bisa dijadikan salah. 

Excuses could be made, right could turn into wrong.

AGUSTUS / AUGUST
Setelah lima bulan tidak berani traveling setelah sakit bulan Maret itu, akhirnya saya berhasil juga mengumpulkan seluruh keberanian dan tekad.


After spent five months losing the guts to go traveling following that March's diarrhea, I finally gained all the courage and will to go traveling.

Perginya pun masih bareng teman karena belum pede banget.

I dragged a friend to come with me as I still felt insecure to go on my own.

SEPTEMBER
Kembali mengajar di sekolah adalah impian saya selama lima tahun ini. Setelah sekian banyak lamaran kerja saya kirim ke sekolah-sekolah.. eh, bulan ini di luar dugaan saya kembali mendarat di sekolah tempat saya dulu mengajar selama enam tahun sebelum saya bekerja di tempat ini.

In the past five years my dream is to be able to teach in school. After all the applications sent to schools.. well, this month I unexpectedly landed back in the school where I have taught for six years before I work in this place.

Biar pun mengajarnya cuma seminggu sekali tapi buat saya itu sudah membawa kebahagiaan. Mengajar membuat saya merasa kembali menjadi manusia, bukan orang bayaran. Membuat saya merasa dibutuhkan dan dihargai setelah sekian lama menjadi orang yang dibutuhkan tapi tidak dihargai.


Eventhough it is just once a week it makes me so happy. Teaching makes me feel I am human, not just a paid employee. Makes me feel needed and appreciated after spending a long time being needed but unappreciated.

OCTOBER
Traveling bulan Agustus lalu saya lakukan bersama seorang teman. Bulan ini saya merasa nyali saya sudah cukup tebal untuk traveling sendiri.


Last August traveling was accompanied with a friend. This month I felt I had enough guts to go on my own.

Saya pergi untuk mengunjungi seorang teman lama. Teman yang saya anggap sebagai sahabat. Keluarga. Saya bahkan mendapatkan bonus karena istrinya menerima saya dengan tangan dan hati terbuka bagaikan kepada seorang sahabat dan anggota keluarga.

I went to visit an old friend. Somebody whom I considered as a best friend. A family. I have got a bonus because his wife accepted me with open arm and open heart as best friend and family.

NOVEMBER
Manusia punya sifat tidak akan bergerak dan melakukan sesuatu kalau hal itu tidak terjadi pada dirinya atau pada orang yang dikasihinya.

People have this streak in them which makes them immobile, they won't move and do something if nothing happens to them or their loved ones.

Kantor saya bocor. Sudah lama. Sudah pegal mulut dan hati saya karena berkali-kali saya melapor, mengeluh dan memohon agar diperbaiki. Seribu kali ditinjau, seribu kali dibicarakan, seribu kali dibawa dalam rapat dan seribu kali pula menguap tanpa ada tindakan.


Leaks in my office. It has been going on for a long time. I have had it, I have reported, complained and pleaded for it to be repaired. It has been reviewed a million of times, brought into the meeting for a million of times and evaporated for a million of times without anything done.

Saya berandai-andai; kalau yang bocor ini adalah rumah mereka, kamar mereka dan persis pula di atas tempat tidurnya atau itu terjadi di kantor mereka, tepat di atas meja kerjanya.. wih, pasti reaksinya sudah kayak orang kebakaran jenggot, heboh. Tidak ada waktu pasti disediakan waktu untuk memperbaikinya. Tidak ada uang, pasti diusahakan untuk mendapatkan uang, kalau perlu pinjam dari kiri kanan.

I wondered; if this leak happens to take place at their house, in their bedroom and right above their bed or it is in their office, just on their desk.. bet they would make one hell of a fuss out of it. Time would be spared to fix it. Money would not be a matter, borrow it if must.

Tapi karena ini terjadi di tempat lain dan yang merasakannya bukan diri sendiri.. reaksinya lambretaaaaaaaaaaaaa...

But since it takes place not in personal domain and so it is other people's misery.. that's what makes the respond is sooooooooooooo slow.....

DECEMBER
Kalau saja saya tahu segala yang kami imankan, doakan dan yakini selama bertahun-tahun hanyalah omong kosong.. kami akan menjalani hari-hari itu bersama-sama. 

If only I knew everything we had faith for, prayed for and believed in for years were nothing but bullshit.. we would spend the days by enjoying each other's company.

Ibu saya meninggal tanggal 31 subuh. 


My mother died on the 31st, at dawn.

Kalau saja saya tahu.. saya akan menghabiskan waktu lebih banyak bersamanya. Kalau saja saya tahu bahwa semua yang kami yakini akan berakhir begini.. saya tidak akan membuat keyakinan apa pun. Saya akan lebih menghargai waktu yang bisa saya lewatkan bersamanya dari pada merangkai sejuta harapan.. harapan tai semuanya itu!

If only I knew.. I'd spend more time with her. If only I knew everything we believed would end this way.. I wouldn't make any hopes. I'd rather appreciate the time I could spend with her than built million of hopes.. they were nothing but fucking hopes!

Kalau pun semua itu akhirnya terwujud, apa gunanya? Ibu saya sudah mati. Apakah semuanya bisa menyembuhkannya? Menghidupkannya kembali?

Even if they would come true, what good would they be? My mother died. Would they heal her? Bring her back alive?

Bahkan buat apa saya tetap hidup? Selama bertahun-tahun saya hidup, berjuang, bekerja, berkorban bukan buat diri saya.

Why am I still alive anyway? For years I lived, fought, worked, sacrificed not for myself.

Ah.

No comments:

Post a Comment