Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, August 25, 2016

Body & Mind

Sehat, Gembira & Cantik

Ini judulnya terinspirasi dari status sendiri.

The title is inspired from my own status.

Status ini pertama kalinya saya taruh di whatsapp sewaktu saya ultah. Waktu itu baru kira-kira dua bulan saya sembuh diare yang parahnya minta ampun sampai dalam waktu kurang dari tiga minggu berat badan saya turun enam kilo.

I put this status for the first time on whatsapp on my birthday. About two months have passed after I had that awful diarrhea that made me lost six kilos in less than three weeks.

Sakitnya tiga minggu. Memulihkan badan perlu lebih dari minggu.

I was ill for three weeks. Took more than three weeks to recover.

Dua bulan yang menguras emosi, mental dan fisik jadi sewaktu saya ulang tahun, saya dan orang-orang tersayang melihatnya tidak hanya sebagai ulang tahun tapi lebih sebagai ucapan syukur.

It really drained me emotionally, mentally and physically in those two months so when I had my birthday, I along with my loved ones saw it not just as birthday, it was more like a thanks giving.

Teman-teman terdekat yang bertemu dengan saya atau melihat foto saya setelah saya sakit pada kaget karena mereka kan tahunya saya ini dulunya gendut.


Some closed friends were surprised when they met me or saw my photos after I recovered because they knew me chubby.

Well, penampilan urusan belakangan, yang penting saya sudah sembuh dan tiga minggu yang menakutkan itu sudah terlewati.

Well, appearance is not the most important thing, I have recovered that’s what mattered and those horrible three weeks were behind me now.

*  *  *  *  *

Mendekati akhir bulan Juli saya mulai memikirkan tema apa yang akan saya pilih untuk bulan Juli-Agustus.

As July was drew to its close I started to think what theme would I pick for July-August.

Tanggal 30 Juli saya sedang melihat-lihat foto profil serta status whatsapp saya. Setelah empat bulan sembuh, muka saya tidak lagi kelihatan seperti orang sakit dan kekuatan fisik saya juga sudah kembali normal. Walaupun saya sedang menghadapi berbagai hal yang mengganggu ketentraman hati tapi saya tetap mencantumkan status Sehat, Gembira & Cantik.

I was looking at my whatsapp profile and status on July 30th. I have recovered for four months, I don’t look like an ill person anymore and my physic has completely back to normal. Though I am facing many things that bothered me but it doesn’t deter me to put Healthy, Happy & Beautiful as my status.


Kemudian saya berpikir apa sih sebetulnya arti kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan itu?

Then I thought what do health, happiness and beauty reall mean?

Seperti apakah definisi kita tentang kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan?

What is our definition about health, happiness and beauty?

Apakah itu mencakup hanya secara lahiriah?

Does it just the outwardly?

Sampai dititik manakah kita bisa menganggap diri sehat, bahagia dan cantik?

Up to what point can we consider we are healthy, happy and beautiful?

Ting!.. saya pun menemukan tema buat tulisan saya di bulan Agustus. Ilustrasinya akan saya pakai pengalaman-pengalaman saya atau pengalaman orang lain serta hal-hal yang saya lihat atau dengar..

Voila!.. I found the theme for my writing in August. I will use my experiences or other people’s experience along with the things I saw or heard as the illustration..

*  *  *  *  *

Ada empat minggu di bulan Agustus jadi masing-masing topik akan mendapat jatah seminggu. Minggu terakhir akan saya isi dengan kesimpulan dari tulisan-tulisan saya selama tiga minggu itu.

August has four weeks so each topic will get a week. For the last week I will write the summary of my writings in those three weeks.

Dari tanggal 1 sampai 12 Agustus postingan saya mengambil tema Kebahagiaan. Jadi seminggu berikutnya temanya berganti menjadi;

The theme for my posts on 1st to 12th August was about Happiness. So for the next one week the theme will be changed to;

Kesehatan..

Health..

Kenapa saya taruh tema Kebahagiaan lebih awal baru kemudian Kesehatan? Padahal kalau mengikuti urutan dari status whatsapp (yang menginspirasi tema untuk bulan Agustus ini) harusnya kan mulai dari Kesehatan dulu.

Why did I put Happiness as the opening theme and not Health? Seeing from my whatsapp status (which inspired me to make it as August theme) it Health should come first.

Karena orang boleh saja sehat, kaya, pintar, berhasil, tampan, cantik, punya jabatan tinggi di kantor, gelar sarjananya mulai dari S1 sampai S10, punya rumah besar, pembantu ada selusin, tidur di kasur yang harganya jeti-jeti tapi hatinya tidak bahagia, tidak ada kedamaian dalam dirinya hingga akhirnya di rumah, di kantor, di tempat ibadah, di mana saja dia menciptakan ketidakdamaian sampai hubungannya dengan orang-orang disekitarnya jadi tegang, dari yang damai jadi berantem, persahabatan berakhir dengan permusuhan, orang ogah dekat-dekat sama dia, semua bergembira dan bersyukur kalau dia tidak ada, menyedihkan bahwa umurnya masih panjang tapi sudah didoain mudah-mudahan cepat mati, sukur-sukur kalau tidak pernah ngalamin digampar atau dibacok sama karyawannya, sopirnya atau pembantunya.


Somebody maybe healthy, rich, smart, success, handsome, pretty, holds high position at work, has a long academic title, owns big house, has a dozen of maids, sleeps on millions of dollar mattress but still feels unhappy, there’s no peace in that person that he/she creates restlessness at home, at work, at worship place, creating tense relationship or quarrel with the people around him/her, turn friends into enemies, people can’t stand to be around that person, they are happy and thankful whenever he/she is not around, it is sad that sometimes while the person is still very much alive but people already wished him/her dead, and would be lucky never be hit or attack by his/her employees, driver or maid.

Itu sebabnya saya menempatkan Kebahagiaan di urutan pertama dari tema tulisan di bulan Agustus ini.

That is why I put Happiness first for the theme of my writing in August.

*  *  *  *  *

Bukan, ini bukan buat membahas soal olahraga.

No, it’s not about sport.

Saya sedang googling ketika menemukan artikel ini dan apa yang tadinya hanya saya kenal sebagai motto yang dipakai untuk olahraga sebenarnya adalah penggalan puisi yang ditulis oleh seorang Romawi.

orandum est ut sit mens sana in corpore sano.
fortem posce animum mortis terrore carentem, 
qui spatium uitae extremum inter munera ponat 
naturae, qui ferre queat quoscumque labores, 
nesciat irasci, cupiat nihil et potiores 
Herculis aerumnas credat saeuosque labores 
et uenere et cenis et pluma Sardanapalli. 
monstro quod ipse tibi possis dare; semita certe 
tranquillae per uirtutem patet unica uitae. 
–Roman poet Juvenal (10.356-64)
(source: http://www.drpribut.com)

I was googling when I found this article and what was once known to me as a sport motto is actually a phrase of a poem written by a Roman.

Yang menarik bagi saya adalah paragraf pertama dan terakhir.
You should pray for a healthy mind in a healthy body.
Ask for a stout heart that has no fear of death,
and deems length of days the least of Nature’s gifts
that can endure anykind of toil,
that knows neither wrath nor desire and thinks
the woes and hard labors of Hercules better than
the loves and banquets and downy cushions of Sardanapalus.
What I commend to you, you can give to yourself;
For assuredly, the only road to a life of peace is virtue.
–Roman poet Juvenal (10.356-64)
(source: http://www.drpribut.com)
The first and last paragraph caught my attention.

Di paragraph pertama tertulis;
Kamu harus berdoa supaya kamu mendapatkan pikiran sehat di dalam tubuh yang sehat.

In the first paragraph it is written;
You should pray for a healthy mind in a healthy body.

Nah, perkaranya adalah; banyak manusia mencurahkan begitu banyak waktu, tenaga, uang dan perhatian untuk tampilan luar.

The thing is there are many people who spend lots of time, energy, money and attention for outward appearance.

Tapi sering lupa kalau kesehatan jiwa, pikiran dan spiritualitas sebetulnya malah lebih penting.

Forgetting the important thing; the health of soul, mind and spirituality.

Contoh; saya pernah punya teman kost yang aktif bergereja, rajin ikut persekutuan, anggota paduan suara di gereja. Dia hapal banyak lagu rohani dan tahu ayat Alkitab dari depan sampai belakang. Dia juga amat sangat memperhatikan perawatan fisik. Kelihatannya sih jasmani-rohani ok banget dah.

For example; I once had a friend who rent the room next to mine who actively involved in church, she attended fellowship meetings regularly, she was in church choir. She knew lots of worship songs and Bible verses from the first page to the last. She also took good care of her body. Overall, she was fine physically and mentally.

Kebalikannya dari dia, saya tidak sehat jasmani dan rohani. Saya merokok, saya minum alkohol, akhir pekan saya dugem dari malam sampai subuh. Kadang saya mabok, saya memaki, pergaulan saya kelewat longgar.

Very contrast to her, I was physically and mentally unhealthy. I smoked, I drank, I spent the weekend by going to bars from night to dawn. Sometimes I got drunk, I cussed, I was way too free.

Nah, suatu saat saya datang untuk menjemputnya dari tempat persekutuan doa karena kami janjian mau makan malam bareng.

So, one evening I came to pick her up from the fellowship meeting because we wanted to have dinner together.

Karena tempatnya dekat kami berjalan kaki sajalah. Malam itu sejuk jadi enak buat jalan kaki dan kami berjalan pelan-pelan sambil mengobrol.

Since the place was close we went there on foot. It was a cool night making it nice to walk and we walked slowly as we talked.

Kami tidak menyadari kalau kami melewati jalan yang sepi dan agak gelap saking asyiknya ngobrol. Saya kaget minta ampun waktu tiba-tiba dia menyambar lengan saya dan mencengkramnya kuat-kuat.

We didn’t realize we were walking passed a quiet and dim passage since we were so into our conversation. She scared the crap out of me when she suddenly grabbed my arm and held it tightly.

“Buset, kenapa sih lu?” jantung saya serasa melompat sampai ke tenggorokan.

“What the hell is wrong with you?” my heart felt like jumped up to my throat.

Dia tidak menjawab, malah memeluk lengan saya dan merapatkan diri ke saya sampai saya jadi susah jalan.

She didn’t say a word, instead she held my arm and drew close to me which made me hardly walk.

Setelah kami sampai di tempat makan, di tempat yang ramai dan terang benderang, baru deh dia ngomong kalau dia tadi ketakutan.

After we got into the food vendor, in a crowded place and bright, she told me that she was freaked out.

“Takut apa?” saya penasaran bercampur kesal apalagi karena teringat dia bikin saya kaget setengah mati “Takut gelap? Takut kodok?”

“Scared of what?” I was curious and upset at the same time especially as I remembered how she scared the hell out of me “Scared of the dark? Of frog?”

Ragu dan malu dia bercerita tentang ayahnya yang meninggal seminggu sebelumnya.

Hesitated and embarrassed she told me about her father who passed away a week ago.

“Ya, terus apa hubungannya sama peristiwa tadi?” saya bingung.

“Ok, what’s that got to do with the thing happened in that passage?” it confused me.

Jawabannya bikin saya melongo. Dia takut pada arwah ayahnya!

Her answer made my jaw dropped. She scared of her father’s spirit!

Ok, saya memang seorang bangsat, hidup saya sama sekali bukan contoh yang baik, tapi saya dibesarkan sebagai seorang Kristen dan saya masih ingat dengan hal-hal yang pernah saya baca dan dengar.

Ok, so I was a dumbass, my life was not a good example but I was raised as a Christian and I still remember the things I have read and heard.

“Elu tu ye” saya ngakak sambil menghindar cubitan-cubitannya di lengan saya “Kemana segala hal yang elu baca di Alkitab? Kemana isi khotbah yang pernah elu denger? Apa gunanya semua lagu rohani yang pernah elu nyanyiin? Lupa tuh neng? Kan elu tahu soal Tuhan Yesus yang mengusir setan, elu tahu setan takut sama nama Yesus dan semua yang percaya sama Yesus punya kuasa buat ngusir setan so setan harusnya takut sama elu, bukan kebalikannya. Lagian coy, kalau elu takut sama arwah bokap lu berarti elu anggap dia gentayangan dong. Lha, yang gentayangan itu kan cuma setan. Masa sih elu percaya bokap lu jadi setan? ”

“Look at you” I bursted out my laugh as I tried to keep my arm off her pinch “Where are all the things you read in the Bible go? Where are all the preach you have heard go? What is the use of all the worship songs you’ve sung? Girl, have you forgot them all? You do know that Jesus cast satan, you knew satan is afraid of Jesus’s name, whoever believes in Him has the power to cast away satan, so satan should fear you and not the other way around. Beside, if you’re afraid of your father’s spirit, girl, it means you think he’s haunting around. Come on, the one who does that is evil spirit. Would you believe your father has turned into an evil spirit?”

Dia tidak bisa menjawab.

She could answer it.

Peristiwa itu terjadi kira-kira lima belas tahun yang lalu tapi saya masih mengingatnya dan saya masih suka merenungkannya.

It happened about fifteen years ago but I still remember it and I still like to think about it.

*  *  *  *  *

Saya tidak mengatakan merawat tubuh sebaik mungkin itu adalah hal yang jelek.

I am not saying taking good care of the body is a bad thing.

Saya tidak mengatakan beribadah itu tidak perlu.

I am not saying it’s useless to attend a service.

Yang mau saya katakan adalah manusia sering menekankan pada penampilan luar.

What I am trying to say is people focus more on outward appearance.

Orang pergi fitness, badannya jadi kekar, kokoh, sehat.. tapi keadaan mentalnya bagaimana? Kondisi kepribadian, sifat, cara berpikir dan cara dia membawa diri sehari-hari apakah sama seperti yang terlihat dari luar? Sama sehatnya kah? Sama kokohnya kah?

People go to fitness places, it makes their bodies strong, healthy.. but how about their mentalities? Are their personalities, characters, way of thinking and socializing the same as their outward appearance? As healthy as it looks from the outward? As tough as it’s seen by the eyes?

Demikian pula dengan orang yang beribadah. Kalau semua cuma karena rutinitas, buat nunjukin dirinya seorang yang sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang beragama, demi status, demi citra, demi jabatan, untuk mendapatkan hormat, untuk mendapat keuntungan..

Same thing about attending a service. If it’s just a routine thing, just to show that he/she has done his/her religion obligation, if it’s for status, for image, to earn respect, to get advantages..

Ada gunanyakah semua itu?

What good does it do?

Ok, menguntungkan, membahagiakan dan memuaskan diri serta ego.

Ok, it's profitable, brings happiness and satisfies oneself and one's ego.

Tubuh akan hancur, nafas akan berhenti dan nyawa harus berhadapan dengan Penciptanya. Bisakah semua yang menguntungkan, membahagiakan dan memuaskan diri serta ego itu dibawa ketika berhadapan dengan sang Pencipta?

m.delphiforums.com
The flesh will be back to ashes, breath will stop and soul will have to meet its Creator. Would everything profitable, makes one happy and satify one's ego be brought along when one met the Creator?

PS; paragraf terakhir dari puisi yang ditulis Juvenal yang berhubungan sama beberapa pengalaman serta renungan saya ditulisnya dipostingan berikutnya aja ya..

PS; I will write Juvenal's poem last paragraph that has connection with few of my experiences and thoughts in my next post..

No comments:

Post a Comment