Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, December 16, 2015

Bye Bye Bye

Dalam sehari dia keluar dari dua grup WhatsApp.

He left two WhatsApp groups in a day.

Begitulah yang diberitahukan ke saya oleh beberapa orang hari Minggu lalu.

That what was told to me by few people last Sunday.

Sejujurnya saya tidak terlalu peduli.

To be honest, I didn’t and don’t care.

Selama hampir dua tahun orang itu berada dalam lingkungan kerja saya, dia menampilkan diri sebagai seorang yang ramah, sopan, siap untuk menolong..

That person was in my workplace for almost two years, during which he appeared himself as a friendly, polite, helpful person..

Tapi beberapa orang tidak menyukainya.

But few people disliked him.

Perasaan saya pun mengatakan ada sesuatu dalam diri orang ini yang tidak bisa sepenuhnya dipercaya.. semakin manis sikapnya, semakin waspada pula saya walaupun dari luar kelihatannya akur dengan dia.

image: followingthevoicewithin.blogspot.com

My feelings said there was something about this person that making him couldn’t be trusted fully.. the sweeter he became, the more alert I became though I appeared to have good relationship with him.

Sayangnya sebagian besar orang di kantor saya terkelabui dengan sikapnya.

Unfortunately most of the people in my office were fooled by his attitude.

Tapi cepat atau lambat segala yang jahat dan busuk akan terlihat juga.

But sooner or later all evil and the shits will clear for everyone to see.

Jauh sebelum mereka melihatnya, orang ini sudah menampilkan dirinya yang asli pada saya ketika dia mem-bully teman saya.

Long before they saw it, this person has shown the real of him to me when he bullied my friend.

Saat itu dia tidak mengira kalau teman saya akan memberitahu saya dan tidak memperhitungkan kalau serangannya itu bisa berbalik menyerangnya karena perkara yang dipilihnya itu ada kaitannya juga dengan saya dan dua orang lainnya.

At that time it didn’t cross his mind that my friend would tell me and didn’t calculate that his attack would hit him back because the thing he used to bully my friend was actually had connection with me and two other people.

Waktu, tantangan dan tekanan yang diterimanya akhirnya membongkar semua sandiwara yang selama ini dimainkannya.

Time, challenges and pressure finally uncovered all the plot he has been playing in all this time.

Sekarang ketika dia menyadari bahwa dia sudah menelanjangi dirinya di depan semua orang, dia pun tidak tahan lagi untuk tetap berada di antara kami.

Now when he realized that he has stripped himself infront everybody, he couldn’t stand it to be in our midst.

Dia pun kabur, sebagai seorang pengecut dan pecundang.

He ran off, as a coward and a looser.

Perlukah ditangisi orang seperti itu? Perlukah dianggap sebagai suatu kehilangan?

Should we shed tears for somebody like that? Should we take it as a loss?

Ada begitu banyak orang baik yang masih bertahan disini, jadi kenapa harus menyesali kehilangan satu orang yang hampir menghancurkan kesatuan kami semua?

There are still many good people left in this place so why should we have regret to lose a person who almost broke our unity?

Bukankah lebih baik berkonsentrasi pada orang-orang yang masih ada ini? Bukankah lebih baik berfokus pada hal-hal baik yang harus dilakukan?

Shouldn’t we better concentrate on the people who stay? Shouldn’t we better focus on the good things that we ought to do?

*  *  *  *  *

Kamu, pergilah dari saya..

You, go away from me!

Kira-kira lima bulan lalu dengan gagahnya kamu mengatakan ‘mau main ah ke rumah kamu, mau ketemu sama orang tua kamu, mau bilang ke mereka tentang kita’.

About five months ago you confidently said ‘wanna go to your house, wanna meet your parents, wanna tell them about us’.

Bulan demi bulan berlalu..

Months passed..

Sibuk, kata kamu.

Busy, that’s what you said.

Setiap hari Minggu siang ada kesempatan buat pergi ke rumah saya.

There is a chance to go to my place every Sunday afternoon.

Kamu mendadak ada acara, kata kamu.

You had unexpected thing to attend, you said.

Ah, itu kan kebetulan saja. Itu juga cuma sekali. Kan bisa dijadwalin hari berikutnya.

That wasn’t plan. It happened just once. Can reschedule it.

Tiap sore hujan, kata kamu.

It rains every afternoon, you said.

Dulu waktu belum musim hujan, kamu pasang dua alasan di atas. Sekarang sudah musim hujan, kan hari Minggu bisa ketemu ayah saya karena dia datang ke tempat kerja saya. Nah, kamu bisa cari waktu dan tempat yang memungkinkan untuk bicara dengan ayah saya.

Before rainy season came, you gave me those two excuses. Now rainy season is here, well, you can meet my father on Sunday when he comes to my workplace. Find convenient time and place to talk to him.

Beberapa kali saya mengingatkan kamu, memberikan usul. Kamu tidak mau mendengar.

Few times I have reminded you, gave you suggestions. You wouldn’t listen.

Kamu menjadikan saya seorang pembohong. Kamu ingin memberitahukan semua orang tapi tidak pada orang tua saya.

You made me a liar. You wanted to tell everybody but not to my parents.

Kamu yang saya nilai lebih mempunyai pengertian tentang apa yang baik dan buruk, yang saya kira mempunyai hubungan lebih dekat dengan Tuhan.. dibandingkan dengan saya yang setidaknya selama dua tahun terakhir ini hampir menjadi ateis dan memiliki buku kehidupan yang penuh dengan coretan hitam..

You, whom I thought had better understanding about what is good and bad, whom I thought had close relationship with God.. by comparison with me who had nearly become an atheist in at least the past two years and whose book of life full with black stain..

Kenyataannya kamu justru menyeret saya jatuh dalam perbuatan dosa.

The truth is, you dragged me into committing sins.

Kamu berharga buat saya, begitu kata kamu.

You’re precious to me, that’s what you said.

Tapi dalam kenyataan kamu menunjukkan sikap lebih menghargai orang lain dari pada kepada saya.

But in reality you showed more appreciation toward other people than to me.

Mungkin saya harus menjadi orang lain supaya kamu bisa menghargai saya. Mungkin saya harus menjadi majikan kamu supaya kamu bisa memberi perlakuan seperti yang kamu berikan pada orang-orang itu.

Maybe I have to be other people to make you appreciate me. Maybe I have to be your master so you can treat me just like you treat those people.

Nah, seminggu lalu saya memutuskan untuk menjadikan diri saya sebagai orang lain.

So, about a week ago I decided to make myself as other people.

Saya tidak rugi. Saya tidak butuh lelaki yang cuma bisa omong gede, lelaki yang tidak bisa menghargai apa yang dia miliki.

I’ve got nothing to lose. I don’t need a man who can only talk a lot, man who can’t appreciate what he has.

Sejak dua bulan lalu Tuhan membuka mata saya sehingga saya bisa melihat orang seperti apa kamu itu yang sebenarnya.

God opened my eyes since two months ago so I could see what kind of a person you are.

Cepat atau lambat kebenaran itu akan muncul.


Sooner or later the truth will appear.

Kebenaran itu telah membebaskan saya dari kamu.

The truth has freed me from you.

Saya sudah hapus kamu dari ingatan saya. Buat saya masa lima bulan itu tidak pernah ada.

I have erased you off my memory. For me those five months have never existed.

Kamu tidak lagi memiliki tempat dalam hidup atau hati saya. Ada Tuhan, orang tua saya, Andre dan begitu banyak orang yang mencintai saya dengan segala ketulusan dan kesungguhan.  

You no longer have a place in my life or in my heart. There are God, my parents, Andre and many people who sincerely and devotedly love me.

Cinta mereka menyembuhkan saya, memulihkan saya, membawa saya kembali dan menyelamatkan saya.

Their love healed me, restored me, brought me back and saved me.

*  *  *  *  *

Saya sudah menduga teman saya tidak akan bisa datang ke Bogor bulan Desember ini.

I have thought that my friend wouldn’t be able to come to Bogor on this December.

Sejak kami berpisah di bandara Pattimura, Ambon, kami tidak pernah bertemu lagi.


We have never met since we bid our farewell at Pattimura airport, in Ambon.

Tahun depan dia akan menyelesaikan kuliahnya dan setelah itu akan menjalani masa tugas tiga tahun di Kalimantan.

She will complete her study next year and after that she will have her three years duty in Kalimantan.

Jadi kalau saya mau menemuinya tentu harus sebelum dia pergi ke Kalimantan.

So if I want to see her it should be done before she leaves to Kalimantan.

Saya mulai mencari-cari hari libur, memilih kapan akan mengambil cuti, memantau jadwal kereta api dan pesawat.

I started to watch public holidays, pick the days which I will take my leave, surveying train and plane schedules.

Saya menyukai traveling tapi yang satu ini bukan sembarang traveling.

I love traveling but this one is not just traveling.

Ada orang-orang tertentu yang tidak mungkin bisa begitu saja dihilangkan dari hati dan hidup saya sekalipun mereka bikin saya pusing tujuh keliling.. hehe..

There are certain people whom can never be erased from my life and my heart though they have driven me crazy.. haha..

*  *  *  *  *

Tuhan, ketika aku sudah mengucapkan selamat tinggal padaMu, Kau menolak untuk meninggalkan aku.

God, when I have told you goodbye, you refused to leave me.

Bahkan ketika aku sudah jelas-jelas mengusirMu, semakin kuatlah Kau mempertahankan aku.

Even when I have told you to get lost, the stronger you held me.

Demikian berharganya aku bagiMu hingga tidak ada satu hal apa pun atau manusia mana pun yang mampu memisahkan kita.

I am too precious for you that nothing or nobody can apart us.

CintaMu yang besar itu, Tuhan, telah menutupi segala pelanggaranku, mengampuni segala dosaku, tidak mengingat pemberontakanku, menerima ketika aku kembali, memulihkan dan membebaskan aku serta memberikan aku lembaran-lembaran baru yang bersih.

Your huge love, God, has covered all my transgression, forgave my sins, forgot my rebellion, accepted me when I returned to you, restored and set me free, also gave me new clean sheets.

Kali ini tidak akan lagi aku mau meninggalkanMu, Tuhan.


This time I shall never leave you, God.

Karena mulai sekarang dan seterusnya, kita tidak akan pernah terpisah.

Because from now on, we shall never be apart.

No comments:

Post a Comment