Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, March 16, 2015

Life Without You

Hari Kamis lalu saya perjalanan panjang saya menonton Cap Go Meh berakhir di kantor pusat dan di sana...waduhh.. saya bertemu dengan seseorang yang tidak saya harapkan untuk bertemu lagi.

Last Thursday my long road trip watching Cap Go Meh festival has brought me to the head office and there... voila..., I met somebody whom I was hoping never to see again.

Biar pun saya punya watak keras dan penaik darah, tapi saya bukan orang yang dengan mudah memasukkan seseorang dalam daftar mereka yang tidak mau lagi saya kenal seumur hidup saya.

Even though I am strong headed and a bad tempered person but I am not easily put anyone in the list of people whom I wish never relate myself with forever.

Saya tidak menyesalinya. Ada orang-orang tertentu yang sifat atau kebiasaannya bisa merugikan kita sehingga sebaiknya memang tidak usah ada lagi hubungan apa pun dengan mereka. Orang yang bertemu dengan saya di kantor pusat itu bukan orang jahat, tapi ada hal dalam dirinya yang saya nilai tidak baik untuk diri saya dan karena itu tanpa ragu saya memasukkannya dalam kelompok orang yang saya black list.


I don't feel any remorse. There are certain people whose characters or habits bring nothing good for us so it is better to cut them off. The guy who I met at the head office is not a bad guy but something in him I consider brings no good thing for me so I unhesitantly put him in my black list.

Untungnya, jumlah mereka tidak banyak.

The good news is these people are only a few.

*  *  *  *  *

Hari Selasa itu Nia dan Debora terlambat datang untuk les. Jam 3.30 sore mereka baru muncul di rumah saya.

That Tuesday Nia and Debora came late for their tutoring. It was 3.30 pm when they came to my house.

‘Maaf telat, bu’ bunyi sms dari mamanya Debora ‘Soalnya harus nenangin Nia yang nangis’

‘Sorry they come late, ma’am’ Debora’s mother texted me ‘Got to calm Nia down’

Saya kira Nia tidak akan datang. Eh, tapi dia datang juga. Masih menangis.

I thought Nia wouldn’t come. Well, she came. Still crying.

“Kenapa, sayang?” tanya saya sambil menyembunyikan rasa senewen karena saya tahu Nia kalau sudah menangis.. widih, susah berhenti neh..

“What is it, dear?” I asked, hiding my nervousness because when Nia cries.. man, she hardly stop..

Dari keterangan Debora serta jawaban campur aduk Nia disela-sela sedu sedan, saya mengerti bahwa Nia kangen pada mamanya yang sedang pulang ke Medan.

From Debora’s explanation along with Nia’s answer in between her sobs, I learned that Nia missed her mother who was going back to her hometown in Medan.

Haduh.. sudah lihat Nia lagi uring-uringan begini kok ya dibiarin juga dia ikut les?.. keluh saya dalam hati. Bukan apa-apa, saya mengkhawatirkan kemampuan Debora untuk berkonsentrasi. Mereka berdua anak-anak pintar tapi lincahnya juga luar biasa sehingga kadang saya kewalahan menjaga supaya mereka tetap bisa fokus pada pelajaran yang saya berikan pada mereka.


Gosh.. why do they allow Nia to have her tutoring when she was clearly not in her best?.. I sighed quietly. It’s just that I was concerned about Debora’s ability to concentrate. They both are smart kids but they are also two dynamic duos that sometimes overwhelmed me when I tried to keep them focus on the lesson I was giving them.

Boleh percaya, boleh tidak.. selama hampir satu jam itu Nia belajar sambil menangis. Saya mendikte kata-kata yang harus ditulisnya (dia baru TK A dan benar-benar buta huruf ketika mulai les sekitar tiga bulan lalu) lalu memintanya untuk membacanya.

Believe it or not.. for nearly an hour Nia cried while had her tutoring. I dictated the words to her (she is in kindergarten and couldn’t read when she started her reading tutoring about three months ago) and then I asked her to read what she just wrote.

Yang membuatnya agak tenang adalah karena tangannya menggenggam tangan saya.

The one that could calm her little is because she held my hand.

Seusai les, dia minta saya mengantarnya ke rumahnya yang jaraknya hanya dipisahkan satu rumah dengan rumah saya.

After the tutoring, she asked me to walk with her to her house which is just one house apart with mine.

Setelah sampai dirumahnya pun, dia masih berpegangan ke tangan saya dan memeluk saya.

Even when we got in her house, she was still hold my hand and hugged me.

Dalam pengalaman saya sebagai guru, saya tahu guru adalah orang tua kedua bagi anak-anak. Beberapa dari mereka bahkan sampai tidak sengaja memanggil ‘mama’ ke saya (termasuk Nia).

In my experience as teacher, I know teacher has become sort of substitute parents for the children. Some of them have even mistakenly called me ‘mama’ (including Nia).

Untuk orang yang tidak menikah dan tidak memiliki anak, hal itu memiliki arti luar biasa untuk saya.

For an unmarried person and childless person, it meant the world for me.

Menjadi orang tua adalah anugerah yang Tuhan berikan pada manusia. Kehidupan terasa berbeda dengan kehadiran anak.

Being a parent is God’s blessing to man. Life feels different with the presence of a child.

*  *  *  *  *

“Saya cuma ada disini sampai bulan Desember” kata rekan saya “Nanti kakak sendirian deh”

“I will be here only until December” said a colleague “You will be alone then, sis”

Terus kenapa?, pikir saya, emangnya saya bakal mati kalau dia tidak ada lagi? Atau hidup akan berhenti?

So what?, I thought, will I die when he is no longer here? or will life end? 

Tahun ini kelihatannya beberapa orang di kantor saya sedang mengambil ancang-ancang untuk pergi.

This year it seems few people in my office are about to make their moves to leave.

Dan mereka adalah orang-orang yang dekat dengan saya.

And those are the people who are close to me.

Yang satu adalah rekan sekaligus orang yang saya anggap sebagai adik.

One of them is a colleague who has become like a brother to me.

Yang satu lagi adalah mahasiswi yang bulan Mei nanti akan menuntaskan masa satu tahun magangnya di kantor saya.

Another one is an intern who will complete her one year internship in my office.

Lalu seorang senior saya, senior yang paling saya sayang di kantor ini, saya dengar tidak ingin lagi aktif dalam kegiatan disini.

And then I heard one of my senior, the most dear to me, wish to get un-active in the office.

Tentu saja saya akan kehilangan kehadiran mereka. Ya, tentu saja kantor akan terasa berbeda tanpa mereka.

Sure I will miss them. Yes, the office will not be the same without their presence.

Tapi apakah hal itu akan menghancurkan saya? Apakah hidup akan berhenti karena ketidakhadiran mereka?


But will it break me? Will life end without their presence?

Saya telah bekerja di berbagai perusahaan. Saya terbiasa dengan perpisahan. Ada tempat-tempat dan orang-orang tertentu yang membuat perpisahan itu menjadi lebih menyakitkan.. tapi saya telah belajar untuk menghadapinya dan selalu berhasil mengatasinya.

I have worked in various companies. I am used with goodbyes.. some places and people made it hard to say goodbye.. but I have learned to deal with it and have always managed to overcome it.

                                                               *  *  *  *  *

Seorang teman saya belum lama ini kehilangan ayahnya. Setelah melewati hampir setahun berjuang melawan penyakit, setelah demikian banyak tenaga dan emosi tercurah, berjuta doa dan harapan untuk kesembuhan sang ayah..

A friend recently lost her father. After spent nearly a year fighting an illness, after so many energy and emotion, millions of prayer and hopes for her father's recovery..

Sebagian dari kita tidak bisa mengerti; sebagian yang lain mencoba mengerti.. 

Some of us can't understand it; while others try to understand..

Akan selalu ada penjelasan secara logika, dari sudut pandang medis atau bahkan rohani, tapi hanya waktu yang bisa menyembuhkan..


There is always explanation from logical one to medical perspective and even spiritual point of view, but only time can heals..

                                                               *  *  *  *  *

Kehidupan membawa pertemuan dan juga perpisahan.

Life brings us meeting and farewell.

Tapi kehidupan tidak berhenti bagi kita yang masih hidup di dunia mau pun untuk mereka yang sudah berada di dunia yang berbeda.

But life doesn't end for us on earth and for those who have passed away.

3 comments:

  1. That's a good idea -- preparing your bilingual articles in your blog. Readers can read and learn English simulataneously. Nice posting.

    ReplyDelete
  2. Nice idea preparing your bilingual articles in your blog. It'll make readers to learn and understanding English simultaneously. Nice posting.

    ReplyDelete
  3. thank you. For me, learning english is for a lifetime & it also makes people from other countries can understand the content in this blog

    ReplyDelete