Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, March 18, 2015

This is How I See It..

Banyak hal ditentukan dari bagaimana kita memandangnya.


Many things are determined from the way we view them.

                                        *   *   *   *   *

Ini adalah foto teman saya, Vincent, yang dia unggah ke facebook. Saya mendapat ide untuk membuat tulisan ini setelah membaca komentar seorang teman kami untuk foto tersebut.


This is the photo of my friend, Vincent, which he uploaded to facebook. I got the idea to write this post after I read our friend’s comment.

Lihatlah foto itu. Apa yang akan anda komentari? Apakah tentang..

Take a look at the photo. Which one will you comment? Will it on..

Ularnya? (ular siapa tuh?)

The snake? (whose snake is that?)

Bangunan dibelakangnya? (lagi ada dimana itu?)

The building behind him? (where was he?)

Baju seragam sekolahnya? (fotoan dulu sebelum berangkat ke sekolah atau baru pulang dari sekolah?)

His school uniform? (was this photo taken before he left to school or after he got from school?)

Sepatunya? (ikat tuh tali sepatu kamu)

His shoes? (tie your shoes)

Bagaimana dengan saya? Oh, perhatian saya tertuju pada ularnya.

How about me? Oh, I focused on the snake.

Teman kami lebih tertarik pada tali sepatu Vincent yang lepas.

Our friend had more interest on Vincent’s untied shoe lace.

Lalu bagaimana dengan sudut pandang Vincent sendiri?

So what is Vincent’s perspective?

Ular sanca sepanjang 1 ½ meter di leher saya … itu yang dia tulis di atas foto tersebut.

1 ½ meter sanca snake on my neck … that what he wrote above his photo.

Satu foto ternyata memiliki banyak hal yang bisa di lihat oleh mata kita.

There are many things that catch our eyes from one single photo.

Dan apa yang kita lihat menentukan cara berpikir kita.

And what we see determines our way of thinking.

Vincent melihat ular sanca itu sebagai sesuatu yang menarik, menyenangkan dan membanggakan. Itu tergambar jelas dari komentarnya.

Vincent saw that sanca snake as something that is interesting, fun and made him proud of. His comment clearly showed it.

Sementara bagi saya ular adalah mahluk yang menakutkan, menjijikkan dan berbahaya. Komentar saya adalah hasil dari kerja sama antara mata dan otak saya.

While to me, snake is a scary, disgusting and dangerous creature. My comment was the result of the collaboration of my eyes and my brain. 

Teman kami rupanya tidak terkesan sama sekali dengan ular sanca itu dan lebih tertarik untuk mengkritik tali sepatu Vincent yang terlepas.

Our friend was not impressed with the sanca snake and had more interest to criticize Vincent’s untied shoe lace.

Vincent tentulah mengetahui tentang tali sepatunya. Saya juga melihat tali sepatu yang lepas itu ketika mengamati foto tersebut. Tapi.. hei.., kami memandang tali sepatu itu bukan  sebagai hal yang penting.. tali sepatu akan selalu ada setiap hari, tapi ular sanca..

Vincent surely knew about his untied shoelace. I saw it too when I observed that photo. But hey, we didn’t see it as a big deal.. shoelace will always be there everyday, but sanca snake..

*   *   *   *   *

“Ke, bulan depan ada kelompok paduan suara yang mau nyanyi disini” kata seorang teman saya sambil menyebutkan tanggalnya “Kosong ga tanggal segitu?”


“Keke, there is a choir that wish to sing in the service” said my friend as she gave the date “Can they sing on that date?”

Ada paduan suara lain yang sudah terjadwal di tanggal itu.

There is another choir scheduled to make their appearance on that date.

“Terus gimana dong, Ke?” tanya teman saya.

“So what should I do then?” asked my friend.

Saya jadi serba salah. Kalau terserah saya, saya lebih suka menjadwalkan mereka di tanggal yang masih kosong. Tapi itu bukan wewenang saya untuk memutuskan. Dari pengalaman saya bekerja di tempat ini, saya sudah tahu bahwa inisiatif (sekali pun itu untuk tujuan yang baik) bisa disalah-artikan sebagai tindakan pelanggaran (yang membuat saya sampai dicaci-maki).

It put me in difficult situation. If it were up to me, I would rather have re-scheduled them on other date. But it is not in my jurisdiction to make the decision. In my nearly four years of experience working in this place, I knew that initiative (no matter it is made on good intention) can be wrongly perceived as violation (which has made me got yelled at).

Pilihan lain adalah membiarkan ada dua paduan suara mentas dalam satu hari. Ini ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya adalah kalau yang satu tiba-tiba batal tampil, kami masih punya cadangan. Tapi kalau dua-duanya bisa tampil, itu artinya kami harus keluar uang lebih banyak untuk suguhan snack dan saya tahu penanggung-jawab bagian keuangan kami suka mengeluh dan menggerutu panjang pendek ketika melihat pengeluaran kami yang membengkak.

Another option is to let two choirs make their appearance in one day. There are benefit and unbenefit sides about this. It will benefit us when one of them cancel their appearance, we need not to worry because we have a backup choir. But when both choir can make their appearance, it means we have to spend extra expenditure on the snack for them and I knew our treasury pic likes to complain and grumbles when seeing our ballooning expenses.

Tapi sekali lagi, itu bukan wewenang saya untuk memutuskan.

But once again, I don’t have the authority to make the decision.

Jadi saya katakan supaya dia membicarakan hal ini pada senior saya yang bertanggung jawab di bidang ini. Lagi pula teman saya ini kan orang yang berwewenang untuk mengatur hal tentang paduan suara, pianis dan pemimpin pujian.

So I told her to discuss it with my senior who is incharge in this matter. After all, my friend is incharge on the choir, pianist and song leader.

“Ogah ah, Ke, elu aja yang ngomong ke dia” tolak teman saya mentah-mentah “Gue ogah ngomong ke tu orang”

“No way, Keke, you talk to her” was my friend’s respond “There is no way I am going to talk to that person”

Begimane sih, bray?, pikir saya nyaris tak percaya, gue tahu elu kagak suka sama dia tapi ini kan bukan soal urusan pribadi. Kesampingin dulu dong konflik personal elu sama dia.

Give me a break, will ya?, I thought in my amazement, I know you don’t like her but this is not about personal thing. Just put aside your personal conflict with that person.

“Ya sudah, kalau gitu, ga jadi aja deh” kata-katanya yang berikut bikin saya geleng-geleng kepala.. astagaaaaa!!… kok ya jadi bikin saya berasa berhadapan dengan murid saya yang berumur 5 tahun…

“Well, just cancel it then” what she said next made me shook my head.. geezzz!!.. made me felt I was facing my 5 year old student..

Yah, akhirnya saya yang bicara dengan senior saya.

Yeah, it was me who finally discussed the matter with my senior.

Ini adalah contoh bagaimana cara kita memandang seseorang bisa membawa keuntungan atau kerugian untuk diri sendiri.

This is an example how we see somebody can benefit or unbenefit ourselves.

Senior saya yang satu itu memang punya sifat yang bisa membuat dirinya tidak disukai oleh orang. Dibutuhkan waktu lama untuk bisa menghilangkan sakit hati saya kepada beliau. Tapi saya berprinsip, perasaan pribadi saya dengan siapa pun harus dikesampingkan kalau itu sudah sampai ke urusan pekerjaan.

That one senior of mine in particular is known to have a character that can make her to be disliked by others. Infact, it took a long time for me to get rid my heartache to her. But I have the principle to cast aside my personal feeling when it comes to work.

Memang tidak mudah tapi apakah pekerjaan jadi harus dikorbankan karenanya? Itu tidak adil. Apalagi kalau hal itu menyangkut kepentingan banyak orang.

It’s not an easy thing to do but should work suffered the consequence? It is not fair. Especially when it involves many people’s interest.

Pada akhirnya prinsip saya itu berhasil mengalahkan perasaan negatif saya dan hubungan saya dengan senior saya itu akhirnya menjadi akrab, beliau menganggap saya sebagai orang yang bisa dipercaya dan saya disayanginya juga.. jadi saya tidak hanya menang atas diri saya, saya juga memenangkan hati orang lain.

At the end my principle has overcome my negative feelings and my relationship with that senior has become close, she trusts me and I am also loved by her.. so I am not just won over myself, I won other person’s heart too.

*   *   *   *   *

“Kamu kok loyo banget” komentar senior saya menyentakkan saya.

“You look so un-energetic” my senior’s comment came like a jolt to me.

Saya bukannya loyo. Saya sedang tegang karena hari itu saya mendapat tugas untuk menjadi koordinator acara drama minggu pra-paskah kami. Kalau di lihat sih, tugasnya amat sangat enteng tapi berhubung saya tidak mau ada kesalahan, akhirnya tugas itu menjadi amat sangat berat buat saya. Konyol kan..


I was not being un-energetic. I was intense because I was appointed as that day’s lent week play coordinator. It was really not a serious deal but since I didn’t want to make any mistake, I made it as a very heavy stuff for myself.  How silly is that..

Saya mencoba menyembunyikan beban itu. Tapi saya tidak pernah bisa menyembunyikannya pada senior saya yang satu itu.

I tried to hide the burden. But I can never able to hide it from that one particular senior.

Kalau kami bertemu beliau pasti akan memandangi saya. Matanya seakan sinar xray yang bisa menembus semua pintu di dalam pikiran dan hati saya.

When we met he stares at me. his eyes are like xray that penetrates all the door in my mind and heart.

Itu sebabnya saya sering grogi dan kesal kalau sudah begitu. Bukan apa-apa, saya orang yang tidak suka di tanya tentang hal-hal pribadi. Kalau saya sudah merasa mentok atau beban itu terlalu berat untuk saya bawa, barulah saya cari orang yang saya percaya untuk saya ceritakan tentang apa yang ada dalam pikiran dan perasaan saya.

It makes me groggy and upset whenever it happens. It is because I dislike to be ask about personal stuff. Whenever I feel I am stuck and it is too heavy for me to carry, I go and find a trusted individual whom I can share the burden.

Yah, saya tidak menyalahkan beliau karena memandang saya sebagai seorang yang harus diperhatikannya. Saya telah banyak tertolong oleh karenanya.

Yeah, I don’t blame him for seeing me as somebody who he has to care for. It has saved my ass for many many times.

Lalu selama beberapa bulan terakhir saya mendengar berita bahwa beliau berniat untuk mengundurkan diri dari segala kegiatan kami.

For the past few months I heard he intended to resign from our activities.

Yah, bagaimana pun juga itu adalah hak beliau.

Well, that is his right.

Tapi saya sempat gamang.

But for a while it made me lost my ground.

Selama hampir empat tahun ini beliau adalah orang yang paling bisa mengerti saya walau tanpa banyak penjelasan dari pihak saya; ketika sayap saya hampir patah, beliau adalah orang yang saya datangi untuk mencari kekuatan dan nasihat; beliau juga yang bisa membuat saya melihat pelangi di tengah badai.. di dalam ketidaksempurnaanya, ada hal-hal positif yang membangun diri saya dan juga kantor ini.

For nearly four years he is the most person who understands me with only few words from me; when my wings were nearly broken, it was him who I went to for support and advice; he is also the person who make me can see rainbow in the midst of storm.. in his imperfectness, there are positive sides that build me and also build this office.

Lalu beliau berencana akan pergi.. yah, saya tidak akan menahannya kalau itu adalah yang terbaik menurut penilaian dan pertimbangannya.

Now he is making plan to leave.. yeah, I won’t stop him if that’s what he thinks the best.

Saya hanya perlu mengganti cara pandang saya; kalau benar hal itu terjadi maka itu artinya saya telah memiliki dua sayap yang kuat yang mampu membuat saya terbang tinggi tanpa perlu lagi ditopang dan bahwa sumber kekuatan saya tidak datang dari manusia mana pun.



I just need to switch my perspective; if it really happens, then it means I have two strong wings that I can fly high without have to be supported anymore and that the source of my strength does not come from any human.

No comments:

Post a Comment