Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, July 17, 2017

Lunch @Work

So, pada waktu kita menerima tawaran pekerjaan di satu tempat pasti deh kita belum membayangkan kalau urusan makan bisa jadi cerita, tantangan atau kebahagiaan tersendiri.

And so, when we accepted a job offering we definitely haven't got a clue that finding something to eat can be a story to tell or be a challange or bringing happiness.

Karena pertimbangan menerima tawaran pekerjaan pasti lebih ke jumlah gaji, tunjangan-tunjangan, jenjang karir, lokasi, jenis usaha dan sesuai atau tidak dengan bakat, minat serta kemampuan kita.

It is because the things to be considered from a job offering is mostly about salary, benefits, career advancement, location, type of business and if it is fitted with our talents, interest and capabilities.

Urusan ada kantin atau penjual makanan di sekitar kantor menjadi pertimbangan terakhir atau malah sama sekali tidak terpikirkan oleh kita.

Whether the company has any canteen or is there any food vendors around the office becomes the last consideration or it doesn't even crossed our minds.

Padahal itu termasuk penting.

It actually quite important thing.

Duluuu sekali saya pernah kerja di pabrik dekat kota Indramayu. Biar pun di sana ada kantin tapi karena kokinya orang lokal maka masakannya pun disesuaikan dengan selera lokal yang kurang pas di selera saya. Tapi berhubung tidak ada pilihan ya di makan jugalah. Sudah bersyukur ada kantin karena di sekitar pabrik tidak ada penjual makanan.

Long long time ago I worked in a factory near the town of Indramayu. Though it has a canteen but the chef is the town local resident so the meals were all according to local taste which does not match my taste at all. But well, what option did I have. There was no food vendors around the factory so just be grateful it has a canteen.

Jalan keluarnya ya kami yang pegawai dari luar kota akhirnya memilih 'lari' ke Cirebon setiap akhir minggu untuk cari makanan atau beli bahan-bahan makanan yang nantinya bisa kami masak sendiri.

The solution is the employees who came from out of town like myself chosed to go to Cirebon every weekend to find something to eat or buy food ingredients that we would cook ourselves.

Sengsara juga waktu itu. Sudah jauh dari rumah, jauh dari orang tua, jauh dari kota sendiri.. bahasa-budayanya beda, makanannya kagak enak pula.

That was quite hard. It was far from home, far from parents, far from hometown.. the language-culture are different, plus the food tasted awful.

Saya kerja tidak sampai setahun di situ.

I lasted less than a year working there.

Ya, berhentinya bukan karena makanannya ga enak.. ada hal-hal yang bikin hati tidak tentram dan nyaman bekerja di sana. Yang pasti sih, begitu balik ke kota sendiri rasanya legaaaa banget.. hehe..

Well, I didn't resign because the food tasted awful.. there were things that made me felt uncomfortable and unsafe working there. One thing for sore it felt soooo damn good to be back in my own hometown.. haha..

*  *  *  *  *

Kalau pada postingan sebelumnya saya menulis tentang berbagai jenis sarapan yang pernah saya makan di kantor, postingan kali ini mengenai rupa-rupa makan siang saya di kantor.

While in my previous post I wrote about my various kind of breakfast at work, in this post I write about my lunches at the office.

*  *  *  *  *

Makan siang

Lunch

Sama seperti sarapan, buat makan siang pun saya lebih suka bawa dari rumah karena lebih bersih, lebih banyak, lebih enak dan hemat tentunya.

one example of my lunch

Just like for breakfast, I prefer to bring my own lunch from home for hygiene reason, I can bring as much as I like, it tastes better and it saves money.

Menunya ganti-ganti mengikuti lauk yang di masak di rumah.






The side dish is varied depends on what we cook at home.

Kadang satu jenis lauk yang dimasak di rumah bisa untuk 2-3 hari dan selama 2-3 hari itu lauk itulah yang saya bawa ke kantor untuk jadi makan siang saya.






Sometimes one side dish last for 2-3 days and so for 2-3 I bring that same dish for my lunch at the office.

Untung saja saya ini orang yang easy going, makan dengan lauk itu itu saja selama 2-3 dan bahkan lebih dari 3 hari pun asyik-asyik saja, ga jadi bosan, ga jadi uring-uringan.

Good thing I am an easy going person, having same side dish for 2-3 day and even more than 3 days is just okay for me, it doesn't make me bored nor grumpy.

*  *  *  *  *

Kalau tidak sempat masak di rumah barulah papa beli lauk dari penjual makanan langganan.


Papa buy side dish from his favorite food vendor when he doesn't cook.


Lauk itu pasti sama papa selalu dipanasi lagi, dipanggang lagi dan ditambahi bumbu-bumbu supaya tambah sedap serta jadi lebih bersih.


Papa cooks that side dish again or roast it and add some ingredients to make it tastes better and safe to be consumed.

Dengan gembira dan dengan segala kerelaan hati, lauk ini pun saya bawa ke kantor sebagai bekal makan siang saya.

I am happily and without complaint bring this side dish to work as my lunch.

*  *  *  *  *

Gimana kalau tidak ada lauk sama sekali di rumah yang bisa dibawa buat makan siang di kantor?

How if there is no side dish at home that I can bring for my lunch at work?

Bawa nasi aja. Nasi pasti selalu ada

Just bring rice. We always have rice at home.

Lauknya beli dari pedagang makanan di sekitar kantor.


I buy the side dish from food vendor near the office.

*  *  *  *  *

Menu sarapan jadi menu makan siang? Ah, ok ok aja tuh  

Breakfast menu for lunch? Ah, it is okay with me


Yang penting kan ada makanan.

Most important thing is I have some food for lunch.

*  *  *  *  *

Makan siang apa yang paling asyik?

What is the most fun lunch?

Makan bareng teman-teman atau rekan kerja.


Lunch with friends or colleagues.

Apalagi kalau lauknya dimasak di dapur kantor. Makan pake lauk panas yang baru mateng itu rasanya... wow!


Especially if the side dish is cooked at the office's kitchen. Having lunch with fresh cooked side dish taste.. wow!

Soalnya hampir setiap hari saya sendirian di kantor. Sepi. Jadi kalau bisa makan bareng teman-teman, terutama mereka yang paling akrab sama saya.. wah, rasanya asyik banget.

It is because I spend most of the time being alone in the office. It is quiet. So if I can have meals together with some friends, especially those who are dear to me.. it feels so great.

*  *  *  *  *

Makan siang paling berkesan?

Most memorable lunch?

Tahun lalu waktu saya ulang tahun.   

Last year on my birthday.

Rekan-rekan kerja tersayang memberi kejutan dengan memasakkan makan siang dan sesudahnya kami makan siang bersama.




My dearest colleagues gave me a surprise by cooked lunch and after that we had lunch together.

Saya bahagia banget-banget hari itu. Bukan karena itu adalah hari ulang tahun saya. Perhatian dan ketulusan dari orang-orang tersayang melebih dari segalanya.

I felt so happy that day. Not because it was my birthday. Attention and sincerity from loved ones are beyond everything.

*  *  *  *  *

Bekal makan siang dari rumah pernah tidak dimakan? Ya pernahlah..

Have my lunch meal from home left untouched? Yes it had..

Itu kalau di kantor ada acara yang melibatkan makan siang bersama.


It happens when there was an event in the office that included lunch.

Asyik juga sih kalau ada acara begini tapi biasanya setelah mengambil bagian saya, saya langsung kabur balik ke ruangan saya karena saya lebih suka makan di sana. Saya cuma suka makan bareng orang-orang terdekat. Kalau bukan dengan mereka rasanya kurang nyaman so saya lebih suka makan sendirian di ruangan saya saja.


It is fun but usually after taking my meals I return to my room as I prefer to have lunch there. The only time I like having meals together is when I have it with my dearest ones. It feel less comfortable with other people so I prefer to have my meal all alone in my room.

*  *  *  *  *

Ada makan siang yang paling tidak enak?

Is there any bad lunch?

Ya, ada. Pernah sekali.

Yes, there was. Once.

Tidak sampai dua puluh empat jam setelah makan makanan siang ini saya kena diare lumayan parah. Papa juga kena beberapa jam kemudian. Dia malah lebih parah.


In less than twenty four hours after had this lunch I had quite a bad diarrhea. Papa had it too in just few hours apart. His was even worse.

Aduh, waktu itu bener-bener sedih banget saya. Badan saya belum seratus persen sembuh dan pulih, saya sudah harus merawat papa, ngurusin rumah, tetap kerja dan mengajar.. mana baru beberapa minggu mama meninggal. Tiap malam kalau papa sudah tidur, diam-diam saya nangis, panggil mama. Dalam seumur hidup saya, belum pernah saya berasa begitu sepi, sendiri dan takut.

Man, I was so shattered at that time. I haven't fully recovered and regained my health, I had papa to care for, a house to look after, didn't skip work nor teaching.. and mama just passed away few weeks earlier. Every night after papa slept I cried quietly, I called for mama. In my life I have never felt so lonely, all alone and scared.

*  *  *  *  *

Jadi begitu deh cerita tentang makan siang di kantor. Gimana dengan kamu?

So that's the story about lunch at work. What about yours?

2 comments:

  1. Natural dan santai, semua dibawa senang dan bahagia. kreatif banget deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mbak, tks sdh mampir & komen. Yap,bikin tulisan yg seasli & apa adanya aja :)

      Delete