Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, June 12, 2017

Man, Woman and LGBT in between (2)

Seperti apakah definisi seorang perempuan dalam pemikiran kita masing-masing?

How each of us define a woman?

Perempuan itu begini-begene-begono.. dst..

A woman is such and such..

Kalau mau dibuat daftar.. walah, panjangnya bisa dari Sabang sampai Merauke.

It would make a long list..

Jadi saya ambil beberapa stereotipe yang paling umum.

So I only take a few of the most general stereotype.

*  *  *  *  *

Stereotipe#1 : Perempuan = Rok

Stereotype#1 : Woman = Skirt

Perempuan adalah lambang feminitas walaupun sejujurnya saya tidak bisa menemukan hubungan antara feminitas dengan rok.

Woman is a symbol of feminism though I honestyl can't find any relation between feminism and skirt.

Apakah seorang perempuan tidak bisa disebut perempuan kalau dia tidak memakai rok?

Is a woman can not be called a woman if she is not wearing skirt?

Apakah tanpa rok seorang perempuan lalu kehilangan jati dirinya sebagai perempuan?

Is a woman lose her identity as a woman without skirt?

Yakin?

Sure about it?

Lihat noh pakaian orang Skotlandia. Lelakinya kan pakai rok yang disebut kilt.


Well look at Scotland traditional clothes. The man wears kilt skirt.

Apa lelakinya lantas jadi feminin? Haha..

Does it feminize the men? Haha..

*  *  *  *  *

Stereotipe#2 : Perempuan = Rambut Panjang

Stereotype#2 : Woman = Long Hair

Ok, ini juga satu hal yang tidak bisa saya mengerti. Apa seorang wanita yang tidak berambut panjang dianggap kurang perempuan?

Ok, this is one thing that I just don't get it. Is a woman who don't have long hair would be considered less of a woman?

Laki-laki banyak yang berambut panjang.. walaupun saya menganggap laki-laki berambut panjang itu sama sekali tidak macho, tapi tidak berarti mereka jadi berganti jenis kelamin kan?

Many men have long hair.. though I consider man with long hair is not macho but it doesn't mean it changes their gender right?

Kalau sekarang rambut panjang jadi tren.. ah, itu sih gara-gara iklan shampo.

If long hair becomes a trend these days.. ah, that has a thing with shampoo commercial.

Logikanya begini, makin panjang rambut seseorang berarti makin butuh banyak shampo, betul kan? Jadi ya ga heran kalau rajin digembar-gemborkan citra perempuan berambut panjang indah kemilau. Padahal itu bukan tentang rambut tapi tentang usaha para produsen shampo buat bikin shamponya laku.

Here is the logic, long hair needs more shampoo, right? Well no wonder shampoo companies eagerly build an image of woman's beautiful long shinny hair. It is not about the hair actually, it is those shampoo companies trying to sell their products as much as possible.

Banyak orang kemakan sama pencitraan itu: perempuan adalah perempuan kalau dia berambut panjang. Feminitas perempuan kemudian ikut dihubungkan dengan rambut panjang. Bahkan kecantikan perempuan pun ikut diasumsikan dengan rambut panjang.

Many people bought that image. A woman is a woman if she has long hair. Woman's feminity is related to long hair. Even her beauty is assumed to her long hair.

Haha.. yang bener aje, bray.

Haha.. whatta crap.

*  *  *  *  *

Stereotipe#3 : Perempuan = Bisa Masak

Stereotype#3 : Woman = Can Cook

Perempuan harus bisa masak karena dia harus menyediakan makanan buat keluarganya.

www.blogemakgaoel.com

A woman must be able to cook because she has to feed her family.

Emang kita tinggal di tengah hutan belantara dimana tidak ada penjual makanan?

Do we live in the jungle where there is no food vendor?

Dalam keluarga tugas perempuan adalah masak. Seorang istri harus bisa masak untuk suaminya. Seorang ibu harus bisa masak untuk anak-anaknya.

A woman's task in her family is cooking. A wife should cook for her husband. A mother should cook for her children.

Lha, kalau gitu kalau ga ada perempuan berarti laki-laki dan anak-anak pada ga makan dong??

Um, so without a woman, men and children don't have anythng to eat??

Masak itu penghematan.

Cook your own meal saves money.

Kalau gitu seharusnya setiap laki-laki dan anak-anak bawa bekal makanan yang dimasak oleh istri dan ibu mereka di rumah ke tempat kerja dan ke sekolah. 

Then every man and children should bring their own lunch box, filled with home meals their wives and mothers cooked, to work and to school.

Tapi kok banyak laki-laki dan anak-anak lebih suka jajan? Kenapa lebih milih beli makanan hasil masakan orang lain sementara di rumah istri dan ibu mereka sudah jungkir balik terpusing-pusing dan terpontang-panting masak setiap hari buat mereka sekeluarga?

So why is it many men and children prefer to buy meals from food vendors? They'd rather eat dishes cooked by other people while everyday their wives and mothers juggle with the cooking task for the family.

Hmm..

*  *  *  *  *

"Aduh cantiknya! Pacar siapa itu ya?"

"Damn! She's so pretty! I wonder whose girl friend is she?"

Kaget, saya mengangkat kepala dan melihat Andre sedang berdiri di depan pintu sambil tersenyum lebar menatap saya yang dengan hati-hati berjalan dengan canggung dan pelan-pelan mengitari ruangan.


Surprised, I lifted up my head and saw Andre stood infront of the door, smiling broadly as he stared at me walking around the room slowly and awkwardly.

"Hai sayang" saya menghampirinya dengan langkah-langkah kaku.

"Hi hun" I walked stiffly toward him.

"Hoho!" dengan sigap dia memeluk saya ketika dilihatnya saya agak hilang keseimbangan.

"Whoa!" he was quick enough to catch me when he saw me lost my balance.

"Cinderella sedang mencoba sepatu barunya untuk pesta dansa nanti malam?" dia mengulum senyum sambil menatap kaki saya.

"Cinderella is trying on her new shoes for tonight's ball?" he smiled as he stared at my feet.

Saya langsung ngakak.

I bursted out my laugh.

"Ini bukan sepatu" kata saya sambil mengangkat kaki supaya dia bisa melihat lebih jelas "Ini selop"

"These are not shoes" I lifted up my feet so he could take a closer look "These are slippers"

"Ah, tapi pasti baru. Tumben kamu mau beli yang model gini"

"Ah, but they are definitely new. It's really not you to pick this kind of footwear"

"Saya ga beli. Ini dikasih orang"

"I didn't buy them. Somebody gave them to me"

"Oh" Andre tersenyum penuh arti.

"Oh" Andre smiled as if he just figured it out. 

Soalnya dia terlalu kenal saya.

He knows me all too well.

Selop begini jelas bukan saya banget.


This kind of slippers is not my thing.

Sekian tahun kami bersama, kami telah mencapai pengertian tersendiri mengenai satu dengan lainnya. 

Over the years we have been together we have reach an understanding about each other.

Dia dengan brewok, tato dan rokoknya.. sementara saya biarlah saya dengan ciri tomboy yang sudah jadi identitas saya. 

He is with his beard, tattoo and cigarette.. while I am better be left with my own tomboy identity.

"Jadi sekarang pangeran ganteng sudah datang buat jemput Cinderella" dia memeluk saya dan menggosokkan jenggotnya ke pipi saya dan bikin saya terkikik geli "Cinderella mau pulang?" 

"So now the handsome prince has come to pick up Cinderella" he hugged me and caressed my cheek with his beard that made me giggled "Does Cinderella want to go home?"

"Yuk" saya buru-buru mencopot selop itu, memasukkannya kembali ke pembungkus plastiknya dan dengan lega kembali memakai sepatu kets saya.

"Ok" I quickly took off those slippers, put them in the plastic wrapper and happily put on my sneakers.

Andre menatap saya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Andre looked at me as he shook his head.

"Apa?" saya meliriknya.

"What?" I glanced at him.

"Belum tengah malam dan Cinderella sudah copot selopnya?"

"It is not midnight yet and Cinderella has took off her slippers?"

Saya ngakak.

I bursted out my laugh.

"Kalau saya jatuh dan keseleo gimana yo?"

"How if I fell and sprained my ankle?"

"Kan ada pangeran ganteng" dia ikut tertawa "Tinggal dicium, langsung sembuh"

"Hey, you've got this handsome prince" he laughed "A kiss and it will be alright"

Ditariknya saya dan diciumnya saya.

He pulled me and kissed me.

Hmm..

*  *  *  *  *

Stereotipe#5 : Perempuan = Baik Hati

Stereotype#5 : Woman = Kind Hearted

Perempuan itu pastilah hatinya baik, lembut, welas asih.

Woman's heart must be kind, gentle, compassionate.

Kata siape?

Says who?

Beberapa bulan yang lalu..

Few months ago..

Tambalan gigi saya copot. Doohh.. sepanjang malam itu gigi yang bolong bikin saya susah tidur karena cenat cenut.

My tooth filling dislodged. Gosh.. the tooth made me couldn't sleep all night as it was painful.

Besok paginya mau tidak mau saya harus ke dokter gigi. Kalau saya datang pagi-pagi banget paling dua jam kemudian saya sudah balik ke kantor.

I had no choice than to go to the dentist. If I came very early I'd get back to the office about two hours later.

Minta ijin datang telat deh ke kantor.

Asked for permission to come late at work.

Respon yang saya terima.. oh.. sungguh amat sangat mengejutkan.

The respond I got.. oh.. so very shocking.

Seseorang menganggap saya bukan karyawan yang baik karena saya sering sakit..

Somebody thought I was not a good employee because I got sick often..

Saya bingung..

It confused me..

Dalam setahun bisa dihitung sama jari tangan deh berapa kali saya absen karena sakit.

It can be counted with fingers how many days I took sick leave in a year.

Katanya kalau saya seorang karyawan yang baik, saya harus mengganti hari absen saya karena sakit dengan hari libur saya dan harusnya saya minta ijin sakit di hari libur dong.

It was said that if I were a good employee, I should change my absent day with my days off and I should take leave sick on my days off.

Oh gitu ye?.. Saya tersinggung.

Oh is that so?.. It offended me.

Emang selama ini gue bohong-bohongan kalau sakit?

So do you think I was lying when I took sick absence?

Sekian tahun saya bekerja, sekian banyak pengorbanan saya, tidak pernah saya gembar gembor, tidak pernah saya pamer ke sana kemari.. dan karena fisik saya sempat mengalami kemunduran maka saya dianggap bukan karyawan yang baik??

Of all the years I worked, of all the sacrifices I made, I have never boasted, never showed it off.. and when my physic was having a problem I was considered not a good employee??

Saya kecewa.

It disappointed me.

Saya jawab dengan sopan tapi dengan mengemukakan hal-hal di atas secara gamblang.

I answered politely as I described the above things openly.

Hasilnya?

The result?

Saya diadukan ke perempuan lain dan perempuan ini mengadukan saya ke orang-orang lain.

She came to another woman and this woman filled a complain against me infront of other people.

Hasilnya?

The result?

Saya dipanggil dan diberitahu bahwa saya mendapat penilaian rendah. Saya diberi waktu enam bulan. Kalau saya tidak berubah, saya akan dipecat.

I was notified and informed that I was given bad score. I was given six months. If I don't change, I'll get fired.

Keji.

Vicious.

Saya bahkan tidak diberikan kesempatan untuk bicara. 

I was not even given any chance to speak.

Dalam pengadilan kriminal pun seorang tersangka saja masih diberi kesempatan untuk membela diri, untuk bicara di depan juri dan hakim. Saya? Saya sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bicara dan menjelaskan perkaranya dari sudut saya.

www.pinterest.com

Even in the court of law a defendant is given a chance to defend him/herself, to speak before the jury and the judge. Me? I was absolutely given no chance to speak and explain the matter from my side.

Keji.

Vicious.

Bukankah orang bilang ada dua sisi mata uang?

Don't they say there are two sides of a coin?

Tapi di sini hal itu tidak berlaku.

But here, it has only one side.

Keji.

Vicious.

Lalu apa cuma sampai di situ saja?

Was it all?

Tidak. Selama beberapa waktu perempuan kedua karena merasa saya sedang dalam pengawasan dan karenanya tidak akan melawan, mengirimkan pesan-pesan yang berbau bullying.

Nope. For some time the second woman as she felt I was being watched closely by them and therefore I was powerless, sent bullying messages.

Keji.

Vicious.

Jangan ditanya gimana marah dan sakit hatinya saya.. mereka perempuan dan saya juga perempuan tapi coba lihat, perempuan memangsa perempuan.

Don't ask how angry and upset I am.. they are women and I am also a woman but just look how women took other woman as a prey.

*  *  *  *  *

Perempuan tidak seperti lelaki. Perempuan dianggap lemah. Tapi jangan tertipu. Banyak perempuan jauh lebih keji dari pada lelaki.

Woman is different with man. Woman is considered weak. But don't let this fooled you. Many women are more vicious than men.

Kadang saya ingin jadi lelaki.

Sometimes I wished I were a man.

Kalau saya laki-laki, saya akan hadapi banyak hal-hal dengan cara lelaki.

If I were a man, I would deal many stuff like a man.

Tapi pengalaman di atas itu berguna karena Tuhan yang mengetahui hati manusia membongkar isi hati banyak orang supaya saya tahu dan tidak tertipu dengan apa yang ditampilkan mereka dari luar.

www.thoughtco.com
However it was a very valuable experience because God who knows what's in a person's heart has revealed it to me so I knew and won't be deceived by what they appear themselves to me.

*  *  *  *  *

Bersambung ke Man, Woman and LGBT in between (3)

To be continued to Man, Woman and LGBT in between (3)

No comments:

Post a Comment