Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, April 29, 2017

Duty is Served

Kalau ngomongin soal tugas.. Ha! Itu terasa bagai surga dunia atau neraka dunia?

When it comes to duty.. Ha! Is it feel like heaven on earth or hell on earth?

Mari kita lihat dari ke dua sisi tersebut.

Let's see from both sides.

*  *  *  *  *

👉 Surga Dunia

👉 Heaven on Earth

"Bu Keke, aku pengen cerita" begitu permintaan murid saya sambil membawa kertas gambarnya.


"Miss Keke, I want to tell a story" requested my student as she brought her drawing paper.

Sejak awal saya kembali mengajar di Taman Kanak-Kanak bulan September 2016 sampai sekarang, saya perhatikan anak-anak TK A dan TK B seakan ingin berlomba-lomba bicara saat saya mengajar di kelas mereka.

From the time of my return to my teaching post in this kindergarten in September 2016 to this present day, I noticed how the kids in A and B class seem talk eagerly when I teach in their class.

Saya tidak pernah menemui kesulitan untuk membuat mereka mau maju ke depan kelas untuk menggambar, menyanyi atau bercerita. Apa pun yang saya minta, yang saya perintahkan atau yang saya tugaskan kepada mereka akan selalu disambut dengan gembira dan penuh antusias.


I have never had any problem to make them willing to come forward to draw, sing or tell stories. Whatever I ask, whatever my order is or whatever task I give to them have always got happy and enthusiast respond.

Yang tadinya bilang tidak bisa, yang awalnya malu dan takut pun akhirnya tanpa ragu mau mencoba dan bahkan jadi ikut semangat, pede serta gembira.


Those who once said they couldn't do anything, they who were shy and afraid have become unhesitantly willing to try and even become excited, confident and happy.

*  *  *  *  *

👉 Neraka Dunia

👉 Hell on Earth

Bukan sekali dua kali saya perhatikan anak-anak les saya tidak menunjukkan semangat ketika saya menanyakan apa ada PR dari sekolah.


I have noticed many times how my tutoring kids do not show any enthusiasm when I ask them if they have school homework.

Mereka akan mengambil buku paket sekolahnya, dengan agak setengah membantingnya ke atas meja, menyebutkan PRnya di halaman berapa dengan gaya acuh tak acuh atau dengan gerakan kasar membuka lembar demi lembar halaman di buku itu.

They would take their school text book, smackingly a bit on the table, said the page ignorantly or harshedly opened and turned the pages.

Bahasa tubuh mereka jelas-jelas menyampaikan pesan 'Saya tidak suka'. PR dari sekolah menjadi tugas yang tidak mereka sukai, tidak mereka lihat sebagai sesuatu yang berguna untuk diri mereka sendiri tapi lebih sebagai beban, kewajiban yang menyebalkan yang diberikan oleh guru (yang seringkali juga adalah tokoh yang nyebelin di mata mereka).


Their body language clearly sent a message 'I dislike it'. School homework became a task they dislike, it is not seen as a benefit for them, it is nothing but a burden, an upsetting obligation given by a teacher (who's unsurprisingly also an upsetting figure in their point of view).

*  *  *  *  *

Jadi kenapa ada tugas yang bikin seseorang bisa menerima dan mengerjakannya dengan semangat dan gembira tapi ada tugas yang bikin orang eneg, sebal dan kesal?

So why is it there is duty that can make one accept and do it excitedly and happily but there's duty that infuriates, sickened and upset somebody?

*  *  *  *  *

👉 Saya tidak berada di bidang yang tepat

👉 I am not in the right field

Dalam pengalaman saya mengajar les, saya tahu mana anak yang memang tidak berbakat di bahasa asing dan mana yang punya bakat tapi butuh bimbingan.

In my experience as tutor, I can tell which kid doesn't have talent in foreign language and which one who has talent but needs guidance.

Yang tidak punya bakat belajar setengah hati, bikin saya frustrasi karena rasanya seperti menyimpan air dalam kantong yang bolong. Semua yang sudah dipelajari dan sudah diulang-ulang tetap saja ga lengket tuh di otaknya.

The ones who are not into foreign language study half heartedly, they frustrate me because it feels like storing water in holed container. Everything that has been learned and repeated still unable to find way to stick on their brains.

*  *  *  *  *

👉 Tokoh di belakang tugas

👉 The figure behind the duty

Yang namanya tata bahasa dulu, sekarang dan selamanya akan tetap sama.

Grammar shall remain same.

Tapi pengajarnya berbeda.

The teacher is different from time to time.

Kepribadian dan sifat seorang pengajar mempengaruhi kemampuan murid menyerap pelajaran dan menentukan suka atau tidak sukanya murid itu pada pelajaran tersebut.


Teacher's personality and characters determine student's ability to absorb a lesson and also plays key in making the student like or dislike it.

Making faces with my tutoring students before they went home.
I never wanna be a stern and distanced teacher. I don't wanna create any gap between myself and my students. They are my students but they are also my friends.

Ini berlaku tidak hanya di sekolah. Di tempat kerja juga.

This does not work only in school. It goes the same in work place.

Atasan yang punya kepribadian dan sifat bijak, adil dan bisa memimpin menentukan keberhasilan bawahannya.

With my former boss. This Japanese man is my favorite boss. He created comfortable, fair & supportive work environment. I have never liked office work but this man has made me loved my job and my work. I have never met any boss that was or is better than him.
A superior who have wise, fair and leader personality and characters is a key that determine the success of his or her men.

Sayangnya banyak yang tidak menyadari hal ini.

Unfortunately many don't realize it.

*  *  *  *  *

Lantas gimana jalan keluarnya?

So what is the solution?

Idealnya sih semua bisa belajar, mengambil jurusan studi dan bekerja yang sesuai dengan bakat, kemampuan serta minatnya.

Ideally everyone should learn, majored and work on the field that match his or her talent, capability and interest.

Tapi kenyataannya tidak demikian. 

Reality shows differently. 

Anak dipaksa untuk belajar semua mata pelajaran di sekolah. Penjuruan baru ada di SMA. Pemilihan studi di perguruan tinggi juga banyak yang harus mengikuti mau orang tua.

I have a degree in banking management.
In my work experience from 1994 to present day, I worked only three months in a bank. 


A child is forced to learn all subject in school. They can choose what they want to major when they are in highschool. After graduating highschool, most have to follow their parents when they choose their major in university or in college.

Not my own chosen major
Lantas apa seseorang bebas memilih pekerjaan yang diinginkannya? Banyak yang melenceng jauh dari bakat, kemampuan serta minatnya. Kenapa begitu? Prinsipnya dari pada menganggur. Dari pada tidak punya duit. 

Is one free to choose a job as he or she pleases? Many choose job that don't match their talent, capability and interest. Why? Well, it's better than to be jobless. Better than to have no income at all.

Akibatnya banyak yang stress karena harus belajar atau mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat.

My adventure began as office worker
The result is many get stress for having to learn or do things that don't match their talent, capability and interest.

I hate office work. I feel trapped. It is not me. I'm doing it just for money.

Terus gimana dong?

So what's it gonna be?

Mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa murid harus mengikuti pelajaran sesuai dengan kurikulum sekolahnya. Nilai jeblok di pelajaran yang tidak sesuai dengan bakat dan minat anak memang tidak bisa dihindarkan. 

Whether a student willing or not, likes it or not, he or she must follow any subjects programmed on his or her school. Flunking in a subject that doesn't match a child's talent and interest is unavoidable.

Memilihkan sekolah yang tidak terlalu tinggi standard penilaiannya bisa meringankan beban anak dan menghindarkan stress pada orang tua serta pada anak.

Choosing school that does not apply high standard on students grade can ease a child's burden and avoid stress both on parents and the child.

Home schooling adalah alternatif lain.

Home schooling is another alternative.

Cita-cita saya adalah mendirikan sekolah seperti sekolahnya Toto-Chan, Tomoe Gakuen.


My dream is to establish a school like Toto-Chan's school, Tomoe Gakuen.

Bagaimana untuk mereka yang harus bekerja di tempat atau di bidang yang tidak sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya?

How about those who have to work in place or in field that does not match their talent, capability and interest?

Kalau imbalannya bagus dan lingkungan kerja baik.. ya bertahanlah. Tapi kalau tetap berasa tidak sreg di hati.. mulailah job hunting dan bersabar. Cepat atau lambat pekerjaan yang diinginkan pasti akan datang. 

If the payment is good and so does the work environment.. well, stick to it. But if still doesn't bring peace of mind.. start job hunting and be patient. Sooner or later you will get the job you want.

Yang berat kalau imbalannya tidak memuaskan dan suasana kerja bikin hati tidak tentram tapi mau berhenti susah karena ada beban tanggung jawab sebagai pencari nafkah utama untuk keluarga. 

It's hard if the payment sucks and work environment does not make one feel at peace but quitting is out of the question for having responsibility as family's sole provider.

Kalau ini kasusnya, cobalah cari kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuanmu yang bisa kamu lakukan di waktu senggang buat melepaskan diri dari stress di tempat kerja, lebih bagus lagi kalau kegiatan itu bisa menghasilkan uang seperti yang saya lakukan dengan mengajar, bahasa Inggris dan menulis.

If this is the case, try finding some activities based on your talent, interest and capability to do in your spare time to become stress reliever from work, it would be great if you could make money out of it like me, making money out of teaching, English and writing.

Sementara itu di sekolah atau di tempat kerja carilah teman-teman yang mengetahui kelemahanmu tapi tetap menyayangi dan mendukungmu. Mereka ini akan membuat kamu merasa diterima, dipercaya dan disukai sebagai dirimu sendiri. Ini juga untuk membuat kamu tidak merasa seorang diri.

Most of these people were my biggest supportive friends in college.
It was by their help that I could be among them, the few first graduated students of our class.

And these are my supportive friends at work. We drive each other crazy with our flaws & weaknesses but we also help & support one another.

In the meantime try finding friends in school or at work who know your weakness but still love and support you. They will make you feel accepted, trusted and liked for being yourself. This is to make you not feeling all alone.

4 comments:

  1. Dulu pas kuliah di aceh, aku ambil jurusan akunting tp ttp ada bbrp mata kuliah yg ga ada hubungan ama akunting hrs diambil, kyk agama, makul budaya apaaa gitu lupa..

    Tp pas pindah ke Penang, siatemnya beda.. Jurusan yg ku ambil pas Diploma akunting, tp pas bachelor aku banting setir ke business admin.. Dan mata kuliah yg diambil bener2 hanya yg berkaitan ama majorku.. Jd fokus.. Ga semua mata kuliah hrs kita pelajarib.. Lbh bgs begitu memang.. Aku jg lbh seneng anakku nantinya fokus ama 1 yg sesuai bidang dan bakat dia mba.

    G ptg dia hrs juara di semua matapelajaran.. Lbh bgs dia excell di 1 bidang, berprestasi di sana, drpd hanya so-so di semua mata pelajaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Fan, enaknya sih emang kalo kita bisa belajar sesuatu yg pas dg bidang kita tapi sistem pendidikan & kurikulum di negeri ini berprinsip 'gado-gado', yg kagak ada hubungannya ikut dimasukin juga. Mungkin supaya orang Indonesia jadi serba tau & serba bisa tapi juga jadi serba stress bawaannya.

      Delete
  2. Hi mbak Keke, aku setuju banget. Dalam hal sekolah, guru memang penentu. Aku inget dulu sangat tertarik dgn bahasa Jepang. Tapi aku nemuin kekecewaan saat guru yg ngajar nggak bisa menyampaikan materi dengan enak. Bukannya gampang dipahami tapi justru waktu terasa lama dan ngantuk. Huhu. But i still wanna say thanks to him Mbak. Karena sang guru ini juga sudah mengerahkan usahanya. Terus soal pekerjaan, yes sikap atasan itu sangat berpengaruh. Aku baru saja pindah kerja karena di kantor sebelumnya merasa mandeg, nggak diapresiasi, dan nggak merasa ada kemajuan. Sampai aku bosan dan memilih keluar. Bahkan sempat ditawarin posisi manager, tapi aku memilih nggak. Setelah keluar, i feel so happy! Aku merasakan kebahagiaan sederhana yang dulu nggak kebayang aku dapetin di kantor lama. Untuk mbak Keke, thanks for sharing!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak Erny, makasih sdh mampir & sdh komen. Yap, saya senang ada yg punya pengalaman sama dg pengalaman saya. Kalau soal kerjaan, saya sdh berapa kali jadi kutu loncat.. hehe.. begitu saya berasa terperangkap di tempat kerja, ha.. itu tandanya saya bakal meloncat lagi :)

      Delete