Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, February 3, 2017

My Recipes; Pass Me Your Recipe, Please

Peristiwa perginya mama dari dunia ini yang terjadi begitu cepat dan tidak terduga menciptakan banyak dampak samping pada diri dan kehidupan saya serta papa.

Mama passed away so fast and unexpected, leaving many side effects on the lives of both papa and me.

Satu dari sekian banyak hal yang saya sesali adalah saya tidak memakai waktu yang ada ketika mama masih ada untuk belajar membuat kue dan menjahit, dua bidang yang amat sangat dikuasai mama.


One of the many things I regret is I didn't use the time when mama was still alive to learn to make cakes and to sew, mama was good at those two things.

Saya menunda, menunda dan menunda dengan seribu satu alasan sampai akhirnya pada malam 31 Desember 2016 itu mama tidak akan pernah lagi hidup sebagai manusia.

I kept delaying it using thousands of excuses until came that night 31 December 2016 when mama would never live as human.

Sejak saat itu saya mulai berpikir bahwa kehidupan pada detik ini bisa berakhir pada detik ini juga. 

Eversince then I started to think that this very second's life could end at this very second.

Saya tidak mengetahui berapa lama waktu yang saya miliki untuk hidup di dunia ini. Saya juga tidak tahu siapa yang akan lebih dulu menyusul mama; saya atau papa.

I don't know how much time do I have to live on this world. Neither do I know who will be next in the line after mama; me or papa.

Satu hal yang saya ketahui dengan pasti adalah papa belum menurunkan seluruh keahlian memasaknya ke saya.

One thing I know for sure is papa has not passed me all of his expertise in cooking.

Bertahun-tahun saya mengatakan saya tidak perlu masak. Saya punya papa yang jago masak. Saya punya pacar yang juga jago masak.

For years I said I don't need to cook. I have a father who is good at cooking. I have a boyfriend who is also good at it.

Bukan berarti saya tidak punya minat pada hal masak. Saya hanya tidak punya waktu dan tenaga. Saya sudah bekerja sejak tahun 1994 dan dua tahun kemudian seorang diri saya harus menjadi pencari nafkah untuk kami bertiga; saya, papa dan mama.

It doesn't mean I have no interest on cooking. I just don't have the time and energy. I have been working since 1994 and two years later all alone I must support the three of us; me, papa and mama, financially.

Papa dan mama mengerti bahwa beban saya sudah cukup berat sehingga mereka tidak pernah menuntut saya untuk harus juga masak untuk kita bertiga.

Papa and mama understood that my burden is heavy enough that they never demand me to must also do the cooking for the three of us.

Ibarat kapal; kan kapal itu tidak dijalankan oleh satu orang. Tidak bisa si nakhoda berfungsi juga sebagai jurumudi, tukang dayung dll. Perahu itu memiliki beberapa orang crew yang menjalankan peran dan fungsi yang berbeda-beda.

A ship for example, it doesn't run by one man. The captain can't do the role as the helmsman, padler etc at the same time. The ship has crews who each runs different role and function.

Begitulah prinsip yang diterapkan oleh orang tua saya. Jadi sejak kecil saya terbiasa melihat papa yang tidak ragu mencuci, masak, menjahit, menyetrika, nyapu, ngepel, mengurus anak dan mama yang ok saja kerja jadi supir ketika ada yang menyewa mobil kami. Tidak ada pembedaan pekerjaan berdasarkan gender.


That is the principle my parents ran in our lives. So ever since I was a child I am used to see papa who unhesitately washes the dishes, cook, sew, do the ironing, sweep or mop the floor, taking care the children and mama was just ok to drive anyone who rented our car. There is no separation based on gender when it comes to work.

Setelah saya dewasa, saya menemui kesulitan ketika saya menjalin hubungan dengan laki-laki sebangsa karena sebagian besar masih terjebak dalam pemikiran kuno bahwa masak adalah pekerjaan perempuan. 

After I grew up, I have difficulty in my relationship with my own countrymen because most of them are still trapped in ancient thinking when it comes to cooking which said to be female's field of work. 

Hal itu juga yang akhirnya membuat saya merasa lebih cocok bergaul dengan orang-orang barat dan memilih pacar dari kalangan mereka.

It is what finally makes me feel more comfortable to socialize with the westerners and to pick a boyfriend from their midst.

Kalau pun sekarang ini saya mulai lagi belajar masak, itu bukan karena diharuskan bisa masak oleh papa atau oleh pacar saya dengan alasan karena saya perempuan maka saya harus bisa masak atau karena nanti kalau menikah memasak adalah tugas saya sebagai istri.

So if I have been starting to learn cooking, it is not because papa or my boyfriend told me I must learn it because I am a female or because it will be my task as a wife after I get married.

Papa dan pacar saya sama-sama tidak pernah berkata dan bahkan tidak pernah berpikir tentang hal seperti itu. Kalau mereka masak, ya mereka masak karena mereka tahu mereka bisa, harus dan menikmati hal itu serta mendapat kebahagiaan ketika mereka masak untuk orang yang mereka cintai. 

Papa and my boyfriend have never say nor think about such thing. When they cook, they do that because they know they can, they have to and they enjoy it, plus they feel happy they can cook for their loved ones.

Beruntung dan bersyukurlah saya karena menerima limpahan kasih sayang mereka dalam banyak bentuk, satu diantaranya adalah dalam hal makan makanan enak-enak hasil masakan mereka... haha..

I am lucky and blessed to be showered by their loves in many forms, one of them is to enjoy their tasty cookings.

Kalau sekarang saya mulai masak, saya melakukannya karena awalnya saya dipepet sikon. Papa sakit dan kami sama-sama bosan dengan makanan beli jadi. Karena itu kami lalu mulai mencari makanan-makanan yang bahan dan cara bikinnya sederhana karena saya tidak punya banyak waktu dan tenaga buat masak.

I started to cook first because I was forced by situation. Papa was sick and we both got bored with takeout meals. So we started to sort out dishes that have simple ingredients and easy to make because I don't have much time and energy to cook.

Kemudian saya menemukan bahwa semakin sering saya masak, semakin saya menyukainya. Masak juga menjadi satu cara untuk menyibukkan saya dan papa, semakin mendekatkan kami dan memberikan penghiburan untuk hati kami berdua.


Later I discovered that the often I cook, the more I like it. Cooking has also become a way to keep papa and I busy, drew us closer and give consolation to us both.

Karena saya malas mencatat bahan-bahan dan cara membuat dari masakan yang sudah saya bikin, saya memotretnya... saya juga kan senang motret jadi sekalian digabung saja dua kegiatan yang menyenangkan itu; masak dan motret.

Since I am not keen about writing down the ingredients and the cooking instruction, I photographed it.. hey, I like taking pictures so why not doing the things I love at the same time; cooking and photographing.

Kemudian saya berpikir saya harus mendokumentasikannya dalam bentuk postingan di blog.

Then I thought I must also docummented it as blog post.

Itu yang saya lakukan hari ini dan saya menambahkan satu label berjudul Recipe, Resep.

That's what I am doing today and I added more label; Recipe.

* * * * *

Sapo Tahu

Silken Egg Tofu with vegetables and chicken

Ini adalah masakan yang saya contek dari teman saya Santi.  


I've got the dish recipe from my friend Santi.

Setahun sekali atau dua kali saya menginap dirumahnya dan setiap kali saya datang dia pasti akan manjain saya dengan masakan-masakan enak bikinannya sendiri.. emm.. bersyukur punya sahabat jago masak..

Once or twice a year I stay at her place and everytime I came to visit she would spoiling me with her tasty cookings.. mm.. grateful to have a bestfriend who is good at cooking..

Saya perhatikan dia waktu lagi masak dan ini satu masakan yang menurut saya enak, sehat, bahannya ga segambreng dan ga ribet buat dibikin. So begitu ada waktu, saya coba di rumah dan berhasil!

I watched her when she was cooking and this one is what I thought is tasty, healthy, doesn't need tons of ingredients and easy to make. So when I had the time I tried it home and it was a success!

Nah, bahan-bahan dan cara membuatnya memang agak lebih banyak dan ribet dibandingkan dengan tumisan labu siam tapi ga susah-susah amat kok bikinnya.

Well, compare with sauted chayote this one has more ingredients and it is not simple in making either but it is not too complicated.

Karena bahan-bahannya lebih banyak, saya milih belanja di supermarket. Biar praktis.










Since it has more ingredients I chose to buy them in supermarket.

Ok, yuk, mari masak..

Ok, let's cook now..

first, fry the tofu. Put aside

Cooking oil and a little butter.
Shalot, garlic, salt, pepper, salty soy sauce, oyster sauce went first into the pan. Chicken and meatballs followed.

Veggies the last. Add a little water. Tasted it, add more salt, pepper.

5 comments:

  1. Saya turut berduka cita ya mbak.. Mama mbak ditempat yang lebih baik dan indah.. Aamiin..
    Aku suka blognya mbak.. Sekalian belajar bahasa inggris.. Aku baca yabg englishnya.. Kalo pas gak tau artinya baru baca yang bahasanya.. Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Miftha, terima kasih ya buat ucapan belasungkawanya.

      Makasih juga sdh mampir & komen. Wah, saya seneng kamu suka sama blog saya. Bhs Inggris saya belon sempurna, krn itu nulis blog bilingual begini juga supaya bhs Inggrisnya terus menerus dilatih. Ya, kamu juga kan jadi ikutan belajar bhs Inggris deh krn ngebaca blog saya.. ;)

      Delete
  2. turut berduka cita ya mbak. aku juga mbak dari umur 5 taun udah diajak mama ke dapur krn mama punya catering. i remember my first time helping her was peeling the small potatoes for rendang at the corner :) now im also having a small cake shop ;) i feel like crying reading your blog. thank you for sharing ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Makasih ya buat ucapan dukacitanya. Wah, bakat & bisnis mamamu turun ke kamu ya. Baguslah. Sama kayak saya, mama itu dulu guru bhs Inggris, thn 2005 sampe sekarang saya ngajar les bhs Inggris, dr 2005-2011 saya malah sempet jadi guru TK.

      Anyway, Cooking is fun, why didn't I realize that sooner.. sigh.. I've so many regrets. Not having mom around adds more guilt in me. If your mom is still alive, appreciate her, love her, hug her, kiss her, tell her you love her.. cherish every moment, every second of having her around.

      Delete