Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, May 13, 2015

The Golden Years

Kapankah kita bisa mengatakan kita sedang berada dalam Tahun-tahun keemasan dari kehidupan kita?

When can we tell we are living in the Golden Years of our lives?

Apakah tahun-tahun keemasan itu adalah ketika kita masih kanak-kanak? Saat kita sukses dalam karir? Atau ketika kita sudah pensiun?

Is our years as toddlers can be defined as those golden years? Or when we are having our success in career? Or when we are retired?

*    *    *    *    *

Sudah lama saya gemas melihat anak-anak muda dan remaja ditempat kerja saya ini tidak diarahkan untuk melakukan kegiatan sosial.

I have been feeling restless for quite a long time because I saw the young people and the teenagers in my workplace are not being directed to do social activities.

Lucu, membingungkan dan menyedihkan bahwa gereja tempat kerja saya ini tidak punya program kegiatan sosial untuk mereka.


It is funny, confusing and sad that the church where I work has no social activities program for them.

Tidak ada program untuk mengunjungi panti asuhan, rumah singgah, sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, panti jompo, rumah sakit.

There is no visiting program to orphanage, homes for street children, school for special need children, nursing home, hospital.

Selama itu pula saya berkilah bahwa semua bukan urusan saya. Kan ada orang-orang yang memang ditempatkan dalam posisi untuk memikirkan, mengurusi dan mengatur tentang hal-hal demikian.

All those time I made excuse that it was none of my business. There are people who in the position to think, take care and to arrange stuff those kind of stuff.

Tapi hampir empat tahun saya bekerja disini dan tidak ada gerakan..

But I have been working in this place for nearly four years and there has never any movement..

Selama itu pula hati dan pikiran saya dikejar terus oleh pertanyaan-pertanyaan itu.

All those years my heart and mind refuse to let go those questions.

Saya pernah mengemukakan beberapa usulan untuk kegiatan sosial persekutuan pemuda kami. Sambutan awalnya baik tapi kemudian pembinanya mengatakan hal-hal yang membuat saya berpikir ‘Jiahhh..’

I have offered some suggestion for our youth fellowship social activities. At first time it was warmly welcomed but later the spiritual guide said things that made me think ‘blah..’

Kecewa menerima reaksi seperti itu membuat saya mengalihkan perhatian saya pada anak-anak remaja yang saya nilai mungkin masih lebih lentur untuk dibimbing dan diarahkan.

Disappointed to get such reaction made me switched my attention to the teenagers whom I thought are probably easier to be led and directed.

Ide itu datang tanpa sengaja ketika melihat jadwal kunjungan gereja ke panti jompo. Hei, kenapa tidak mengajak anak-anak remaja itu untuk ikut?

The idea came out of nowhere when I saw church schedule to visit the nursing home. Hey, why not taking the teenagers too?

Semakin saya pikirkan, semakin kuat desakan untuk mengajak mereka ikut.

The more I thought about it, the more I felt the urge to take them.

Ketika saya diminta untuk menjadi pemimpin pujian ibadah di panti jompo itu, saya jadi punya alasan untuk membawa anak-anak remaja itu ke sana sebagai pemain musik dan penyanyi latar.

When I was asked to be the service’s song leader at the nursing home, I found an excuse to take the teenagers there to play the music and be my background singers.

Bagaikan diatur, dalam suatu kesempatan, saya berhasil mengemukakan niat saya itu pada dua orang yang memberi dukungan dan ijin.

It was like being arranged, I talked to two people who gave their support and green light to my suggestion.

Pintu terbuka semakin lebar ketika teman saya yang akan berkhotbah disana bicara dalam rapat dewan. Tidak ada yang menentang. Bagus.

The door opened wider when my friend who was the speaker in the service talked about this suggestion at the board meeting. Nobody against it. Good.

Kami pun bergerak. Mengajak anak-anak remaja itu satu persatu, meminta ijin langsung pada orang tua mereka.

We made our moves. Asking the teenagers in person, asking their parents permission.

Lima dari mereka mengatakan setuju untuk ikut.

Five of them agreed to come.

Minggu, 26 April 2015, hanya tiga yang datang.


Sunday, 26th April 2015, only three of them showed up.

Hati saya sempat ciut. Apalagi melihat seorang dari mereka yang akan bermain gitar harus berjuang melawan rasa tidak pede akan kemampuannya.

My heart sank. Especially when I saw one of them who supposed to play the guitar had self-esteem issues.

Harus jalan, pikir saya, tidak boleh batal. Pasti bisa.

It is not the time to back off, I thought, can’t do that. We will make it.

Pada akhirnya semua memang berjalan baik, kami semua gembira dan saya terlalu lega, bangga pada tiga anak remaja itu dan luar biasa bersyukur hingga ketika kami sedang berdoa saya merasa tidak bisa berhenti mengucapkan terima kasih pada Tuhan.


Everything went well eventually, we were happy and I was so glad, proud to those three teenagers and remarkably grateful that when we prayed I felt as if I couldn’t stop thanking God.


*    *    *    *    *

Setiap tahun sebetulnya adalah tahun keemasan karena kita mengisinya tidak hanya dengan berpusat pada keinginan dan kepentingan pribadi.

Every year is golden year because we fill it not just the things that focused in our personal will and personal interest.

Setiap tahun menjadi tahun keemasan karena setiap peristiwa yang terjadi dan setiap orang yang kita temui memberi kesempatan bagi kita untuk menjadi manusia-manusia yang lebih baik.

Every year is golden year because every moment and every people we met give us chance to become better individuals.

Tahun keemasan adalah sekarang, saat ini. Bukan besok atau nanti. Tidak harus menunggu sampai semuanya tercapai atau menjadi sempurna.

The golden year is now, at this very moment. Not tomorrow or later. Don’t have to wait until everything is accomplished or become perfect.

*    *    *    *    *

Dalam rapat pemuda bulan lalu, saya mengemukakan tentang ide dan pendapat saya tentang kegiatan sosial.


I shared my idea and opinion about social activity in last month’s youth fellowship meeting.

Di luar dugaan saya, sambutan mereka jauh lebih positif dan antusias.

To my surprise, they were much more positive and enthusiast in responding it.

Apa yang saya kira sudah mentok ternyata masih terbuka jalan.

What I thought was dead end is actually still an open passage.

Saya harus kembali bergerak karena mereka bergerak kalau ada yang menggerakkan.

I have to make the move because they move when somebody move them.

*    *    *    *    *

Tahun keemasan adalah ketika kita berani bergerak.

Golden year is when we have the courage to make the move.

Dengan melakukan sesuatu, kita merubah sesuatu, kita mempelajari sesuatu dan pada akhirnya kita mencapai sesuatu.

By doing something, we change something, we learn something and eventually we achieve something.

*    *    *    *    *

Tahun keemasan adalah ketika kita bisa keluar dari kotak. Mendobrak kecemasan, keraguan, kemalasan, ketidakpercayaan dan ketakutan.

Golden year is when we can get out of our box.  To break anxieties, doubt, laziness, self-doubt and fear.

*    *    *    *    *

Jadikan setiap tahun sebagai tahun keemasan.

Make every year as golden year.

No comments:

Post a Comment